Belajar Melihat Peluang Bisnis Ala Shoptiques

Shoptiques

Kali ini, yuk kita belajar dari pengalaman Olga Vidisheva, seorang lulusan Harvard Business School, ketika ia mendirikan situs Shoptiques. Situs ini muncul tidak seperti kisah Cinderella, namun kisah keduanya sama-sama terkait sepatu, lho . Gini nih kisahnya: Lima tahun lalu, Olga naksir sepasang sepatu unik di sebuah butik kecil di Paris. Ia membeli sepatu itu, lalu begitu tiba di rumahnya di Amrik, ia penasaran pengen lihat-lihat koleksi unik lainnya toko itu via internet, tetapi… eh ternyata toko tersebut tidak punya situs web .

“Aneh deh, hari gini di abad 21, masa’ kita gak bisa dapatin sepatu ini dari tempat kita tinggal?” kata mantan model kelahiran Kyrgyzstan ini. “Busana adalah media seorang wanita untuk mengatakan kepada dunia, ‘Nih, gue tampil beda’. Demi berpakaian unik, kita harus berbelanja di butik yang men-stok pakaian dalam jumlah kecil. Ternyata, kebanyakan butik seperti itu tidak punya toko online, lho. Mereka tidak tahu caranya aja tuh. “

Untuk mengisi kekosongan itu, Olga mendirikan Shoptiques. Dengan platform perdagangan dijital ini, kaum wanita di Kansas bisa mengakses gaya fashion di Manhattan. Situs yang berbasis di New York ini memajang barang-barang dari berbagai butik milik pribadi di seluruh Amrik sehingga tampil seperti department store kelas atas yang mendukung aksesoris dan busana buatan-tangan edisi-terbatas.

Hasilnya adalah aura eksklusif bagi konsumen, dikombinasikan dengan kemudahan online bagi toko-toko. Shoptiques menyewa fotografer lokal untuk mem-foto barang dagangan setiap butik, dengan demikian penampilannya dijamin seragam di seluruh situs web. Ia juga memproses pembayaran kartu kredit, menyediakan semua bahan pengiriman, termasuk label pengiriman prabayar, dan, yang paling penting, toko-toko kecil itu mendapat ekspos global yang mungkin tidak bisa mereka lakukan sendiri. Olga mendapat komisi penjualan dan menegaskan bahwa para pengecer mengirim semua barang dalam waktu 48 jam sejak pembelian.

Model ini bekerja dengan baik untuk toko-toko yang punya banyak gaya busana tapi kekurangan karyawan dan dana. “Memang sangat sulit untuk tampil online jika kita tidak memiliki tim pemasaran yang besar atau uang untuk diinvestasikan dalam situs web dan optimasi mesin pencari (SEO),” kata Barbara Shelsky, manajer butik Callalilai di New York City, salah satu dari lebih 50 pengecer di situs Shoptiques hingga April. “Dulu kami tidak dikenal di luar daerah kami, tapi sekarang kami menjual barang di luar New York, dan bahkan beberapa warga New York menemukan kami melalui pencarian di Shoptiques, juga.”

Pada akhir Maret, Olga mendapat dana investasi (jumlahnya tidak diungkapkan) dari Andreessen Horowitz, Greylock Partners, Benchmark Capital, dan lain-lain. Dia mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk mendaftarkan berbagai butik dari seluruh dunia – bahkan mungkin toko di Paris yang mengawali kisahnya itu.

“Tujuan kami adalah bahwa ketika Anda datang ke Shoptiques, Anda dapat berbelanja secara maya (virtual) ke India, Bali, Hong Kong atau ke mana pun Anda ingin pergi,” kata Olga. “Kemudian Anda dapat menciptakan gaya unik Anda sendiri di mana pun Anda tinggal.”

Diterjemahkan oleh tim YuBi dari www.entrepreneur.com (JASON ANKENY, 2012-09-09)
The following two tabs change content below.
Miss Yubi selalu gemar berbagi artikel dan tips mengenai bisnis online serta event dan berita terbaru YukBisnis.Com. Hari-harinya sibuk berjualan di YubiStore.