5 Cara Agar Karyawan Betah Selamanya

Karyawan

 

Sebuah riset mengenai sumber daya manusia baru-baru ini menghasilkan kesimpulan yang mengagetkan:

40% karyawan berencana untuk mencari pekerjaan baru dalam 6 bulan ke depan, dan 69% mengatakan mereka sudah mencari pekerjaan baru secara pasif.

 

Sebagai pengusaha, angka-angka tersebut cukup mencemaskan yaa. Kita sudah berhati-hati untuk merekrut karyawan terbaik, dan begitu kita sudah mendapatkannya, kita tentu ingin mempertahankannya, bukan?! Agar karyawan membuat komitmen jangka panjang pada perusahaan, sudah tentu majikan harus memberi mereka alasan yang baik. Kami menganjurkan agar majikan berupaya secara proaktif untuk membangun budaya kerja yang menciptakan hubungan yang kuat dengan karyawan mereka – budaya dengan komitmen jangka panjang, dan bahkan komitmen seumur hidup. Apa yang dapat majikan lakukan? Kami sarankan “5R”, sebagai berikut:

 

1. Responsibilitas (Tanggung Jawab). Tunjukkan kepada karyawan bahwa Anda mempercayai mereka dengan memberi mereka tanggung jawab yang memungkinkan mereka untuk tumbuh. Dorong mereka untuk memperoleh keterampilan baru. Berikan berbagai kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pendidikan. Rekrut dari dalam sedapat mungkin, dan berikan promosi yang baik pada waktu yang tepat.

 

2. Respek (Penghormatan). Karyawan ingin tahu bahwa mereka dihormati dan dihargai. Seperti kata pepatah, orang mudah melupakan hal-hal yang Anda katakan, tetapi mereka akan selalu ingat cara Anda membuat mereka merasa. Banyak mitos seputar kerja muncul dari ucapan/tindakan buruk para manajer yang lelah dan stres. Tetapi jika manajer sering memperlihatkan rasa hormat kepada karyawan, hal ini akan menumbuhkan budaya kerja yang kuat dan bertahan lama serta pengalaman positif dan kenangan yang takkan pernah mereka lupakan.

 

3. Revenue-sharing (Pembagian pendapatan). Sebagian upah karyawan perlu dikaitkan terhadap kinerja perusahaan. Ini akan menyelaraskan kepentingan mereka terhadap pendapatan dan tujuan laba perusahaan, dan akan berfungsi sebagai insentif untuk terus bersama perusahaan seiring dengan pertumbuhannya. Dengan membuat biaya tetap gaji karyawan lebih bervariasi secara inheren sesuai kondisi bisnis yang berbeda, Anda dapat membuat perusahaan Anda lebih tangguh dan tangkas, disamping juga memperlakukan karyawan Anda dengan sangat baik.

 

4. Reward (Penghargaan). Penghargaan yang Anda berikan kepada karyawan Anda harus sesuai dengan kebutuhan emosional mereka dan harus melampaui kompensasi moneter mereka. Pengakuan di depan perusahaan, departemen, proyek pelayanan, makan siang dengan atasan, pakaian logo, catatan tulisan tangan, dll, semua bisa berkontribusi terhadap budaya positif perusahaan dan dapat menjadi pembangun moral yang baik juga.

 

5. Relaksasi. Bermurahhatilah dengan waktu libur. Berikanlah waktu yang cukup untuk cuti sakit, liburan keluarga, bayi baru, dll. Mengatur tempo alur-kerja sangat bermanfaat bagi kelangsungan hubungan karyawan. Anda memang mengharapkan dan bahkan menuntut kinerja berkualitas tinggi, tetapi tentu tidak masuk akal untuk mengharapkan tingkat tekanan terus-menerus 100%. Berikan karyawan kesempatan untuk menarik nafas dari satu tugas ke tugas berikutnya, misalnya dengan selingan aktivitas team-building atau istirahat singkat pada jam tertentu di setiap hari kerja.

 

Penting diingat bahwa komitmen jangka panjang membutuhkan usaha di kedua pihak. Memang wajar bila perusahaan terlihat curiga pada “kutu loncat”, tapi ingatlah bahwa jika Anda berharap agar karyawan betah bekerja pada perusahaan Anda, maka Anda pun harus memberi mereka alasan yang baik agar mereka betah.

 

Disadur bebas dari Harvard Business Review (hbr.org), November 2012

Ilustrasi: donotlick

The following two tabs change content below.
Miss Yubi selalu gemar berbagi artikel dan tips mengenai bisnis online serta event dan berita terbaru YukBisnis.Com. Hari-harinya sibuk berjualan di YubiStore.

Trackbacks

  1. […] yang disajikan dengan hati. Artinya, ’roh’ dalam bisnis itu harus diturunkan turun temurun ke semua karyawan, sebelum si pendiri meninggalkannya. Jikalau para karyawan saja tidak memiliki rasa bangga dan […]