6 Tips Mudah “Mengobati” Kebiasaan Menunda Pekerjaan

Kebiasaan

 

Tentu banyak dari kita yang sering merasa malas untuk mengerjakan sesuatu hingga berujung penundaan. Hal itu mungkin nampak biasa saja dan bukanlah kebiasaan yang berbahaya.

Namun bila bicara mengenai pekerjaan yang berhubungan dengan deadline, menunda-nunda bisa menjadi kebiasaan yang amat fatal dan berpotensi menghilangkan kepercayaan orang lain terhadap Anda yang akhirnya……..

menghancurkan KARIR Anda untuk selamanya.

Semua lingkup pekerjaan, termasuk juga dunia copywriting pun berlaku hal yang sama. Kebiasaan menunda-nunda merupakan “penyakit” yang harus dibuang sejauh mungkin karena mengurangi produktivitas.

Oleh karena itu saya ingin berbagi 6 langkah mudah cara mengatasi perilaku buruk ini. Saya memperoleh tips ini dari Michel Fortin yang tentunya sudah saya ringkas secara lebih menarik hingga Anda tidak punya kesempatan untuk menunda-nunda membaca artikel saya yang satu ini.

1. Bertanggung Jawab
Pola kebiasaan menunda pekerjaan, dari waktu ke waktu selalu diawali dari menunggu, kemudian membuat alasan pembenaran, hingga akhirnya perhatian kita teralihkan dari fokus awal.

Dari aspek psikologis, tindakan menunda-nunda sering disebabkan oleh faktor seperti kurang menghargai diri sendiri, kegelisahan, ketakutan dan juga depresi.

Kemalasan juga menjadi faktor yang amat ditekankan dan dianggap juga memilki pengaruh besar. Setiap orang tentu merasa malas untuk alasan yang berbeda. Mungkin karena kita benci dengan proyek yang sedang kita kerjakan atau mungkin kita salah membuat skala prioritas yang tepat dalam pekerjaan kita. Tapi kita harus ingat, ini semua hanya alasan semata dan bukanlah hasil.

Maka dari itu berhentilah beralasan dan mulai mengerjakan pekerjaan Anda. Meskipun itu hanya sebuah tindakan kecil saja, tapi lebih baik daripada tidak melakukan apapun dengan menunda-nunda. Anggapan ini secara tidak langsung akan membangun rasa tanggung jawab dalam diri Anda agar mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan yang dibebankan.

 

2. Memahami “Hukum Kontraksi”
C. Northcote Parkinson pernah berkata “Suatu tugas akan membengkak ataupun mengempis (dalam persepsi) untuk mengisi waktu penyelesaiannya yang tersedia”. Hal ini sering disebut dengan Parkinson Law atau Hukum Parkinson (Dikenal juga sebagai “Hukum Kontraksi”).

Bahasa mudahnya, Anda akan menjadi santai ataupun terburu-buru dalam meyelesaikan suatu pekerjaan tergantung dari total waktu yang disediakan untuk menyelesaikannya. Makin panjang waktunya, Anda akan makin sering menunda. Sebaliknya, makin pendek waktu yang tersedia, Anda akan merasa ingin cepat-cepat menyelesaikannya.

Memahami hukum Parkinson ini akan membuat Anda lebih menyadari bahwa berada dalam deadline yang amat sempit, justru mampu memicu Anda untuk melakukan yang terbaik dan maksimal dalam menyelesaikan tugas Anda. Karena pada dasarnya, tenggat waktu yang panjang seringkali hanya memperbesar potensi teralihkannya fokus dan konsentrasi Anda.

 

3. Pisahkan Menjadi Bagian-Bagian Kecil
Ini adalah cara mensiasati agar deadline dapat menjadi teman terbaik bagi Anda. Strateginya adalah menjadikannya sebagai “mini- deadline”. Dengan kata lain, membagi sebuah pekerjaan yang terlihat besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil.

Dengan cara seperti ini, tugas ataupun pekerjaan yang dibebankan pada kita tidak akan terlihat sulit. Sebaliknya, hal ini akan mempermudah Anda menyelesaikannya sekaligus menghindarkan Anda dari stres yang berlebihan.

 

4. Catat Setiap Prosesnya
Tulislah! Jangan hanya dipikirkan saja.

Alasannya mudah, membuat isi pikiran dalam bentuk visual mempermudah Anda mengetahui hal-hal penting yang diperlukan secara lebih mudah. Anda bisa mencatat setiap prosesnya pada kertas, buku agenda atau di komputer menggunakan aplikasi tertentu.

Selain itu, mencatat akan membantu mengurangi beban pikiran serta menghindarkan diri dari lupa. Sehingga pekerjaan pun terasa lebih ringan dan mudah untuk diselesaikan.

 

5. Jadilah Orang Yang Sedetil Mungkin
Saat Anda berhasil memisahkan pekerjaan Anda menjadi beberapa bagian kecil, bagi lagi bagian kecil tersebut menjadi lebih detil dan spesifik lagi. Contoh mudahnya adalah seperti ini :

Proyek Besar : Menulis sales letter untuk klien

Lalu dipecah menjadi (katakanlah deadline yang diberikan 1 bulan) :

#Minggu 1 : Riset
#Minggu 2 : Membuat draf kasar
#Minggu 3 : Membuat draf akhir
#Minggu 4 : Revisi Sesuai Permintaan klien
# Akhir Minggu 4 : Draf akhir dan diberikan kepada klien.

Lalu dipecah lagi menjadi poin yang lebih spesifik dan detil :

#Hari 1 : Mengumpulkan kuisioner dari para klien
#Hari 2 : Review dan mengklarifikasi jawaban
#Hari 3 : Menelaah produk yang dibuat sales letter
#Hari 4 : Mewawancarai klien
#Hari 5 : Membuat analisis yang kompetitif
#Hari 6 : Melakukan usaha pencarian ide dan gagasan (brainstorming)

Dan seterusnya…..

 

6. Lakukan Selangkah Demi Selangkah
Tanamkan di dalam benak bahwa ada sejumlah pekerjaan yang dapat dikerjakan dalam hari yang sama, tapi ada juga pekerjaan yang dapat diselesaikan pada hari-hari berikutnya. Jangan terlalu kaku dan tetaplah fleksibel.

Lakukan dengan cara yang membuat Anda nyaman. Yang terpenting, pastikan bahwa tidak ada waktu yang terbuang percuma dan tidak ada tahapan pekerjaan yang ditunda-tunda. Pastikan semua tahapan dilakukan sesuai dengan timeline dan tenggat waktu per bagian yang sudah ditentukan pada langkah-langkah sebelumnya.

Jika Anda memiliki tips-tips lainnya selain dari artikel ini, silahkan bagikan dengan saya pada kolom komentar dibawah ini. Semoga artikel ini bisa memberi masukan yang bermanfaat untuk lebih mengoptimalkan potensi kita.

The following two tabs change content below.

Woka Aditama

Copywriter and Blog Author at YukBisnis
Seorang remaja pria dengan minat besar pada SEO Copywriting dan Digital Marketing.