Penyakit Pengusaha Pemula

Penyakit Pengusaha Pemula

Sebelum jadi pengusaha, biasanya calon pengusaha akan ragu atau takut nyemplung ke dunia usaha. Banyak ‘kalau kalau’, bingung mau ngapain pertama kali, usaha apa, banyak keraguan muncul dalam benaknya.

Setelah melangkah, ehh gak seperti apa yang dipikirkan. Ternyata mudah yah jadi pengusaha. Asik..! (awalnya…). Seperti anak kecil yang dapat mainan baru, exited..! Terbukalah ‘cakra’ pengusaha mereka. Dunia pengusaha jadi ‘tampak’ mudah.

Saat bisnis mulai berjalan dan menghasilkan income, yang mungkin tak disangka.., mulailah dia tergoda membuka usaha baru lainnya. Dengan dalih usaha pertama sudah jalan dan ada yang menjalankan, ia mulai pecah focus mengurus usaha kedua.

Saat usaha kedua (baru) mulai kelihatan hasilnya, ada tawaran lagi untuk join buka usaha (ketiga) bersama kawannya, “Peluang nih..!”, gumannya. PELUANG BARU. Iya BARU.. lagi Happening..! Assiiikk.. kali ini beneran gak perlu modal, cuma pake dengkul teman, berhadiah ribuan dollar perbulan. PELANGI..!

Sebulan.. dua bulan.. tiga bulan.. gak jalan-jalan juga.. sementara kedua bisnis sebelumnya ‘nungging’ meninggalkan segudang HUTANG kerugian dan cashflow yang macet. Karena serbuan tagihan bertubi-tubi, ia pun kelimpungan. Bisnis terakhir tak kunjung menghasilkan. Oh pelangi, hanya ilusi..

Tepat 2 tahun 4 bulan, nyerah deh dia.. katanya: Bisnis itu susahh..! NYERAH… K.O.. the end.

Penyakit pengusaha pemula, begitu terbuka ‘cakra’ pengusahanya, apa saja pengin dipegang. Ujung-ujungnya gak ada yang jalan atau tetap akan tersisa 1 saja yang eksis.

 

Setidaknya ada 3 alasan pengusaha pecah fokus:

  1. Merasa bisnis yang sekarang sudah ‘AUTO PILOT’, buru-buru buka usaha lain di luar lini yang sekarang.
  2. Merasa bisnis yang sekarang ‘JALAN di TEMPAT’, mencoba alternatif lain.
  3. BOSAN..!

 

Kapan boleh ekspansi? Gak ada yang gak boleh atau benar salah. Adanya konsekuensi atau sebab akibat saja.

 

Auto Pilot

Beneran sudah auto pilot? Berapa lama dan berapa cabang buktinya? Jika masih seumur jagung sudah bisa ditinggal, hebat euy..! Kecuali beli (full) franchise dengan sistem yang sudah teruji atau akuisisi perusahaan sekelas ASTRA.

Mungkin usaha Anda sudah bisa BERJALAN tanpa Anda, tapi yakin bisa BERTUMBUH tanpa Anda?

Apa benar BUDAYA perusahaan yang Anda tularkan merasuk ke setiap lini di jajaran organisasi Anda?

Apakah grafik omzet dan profit saat Anda tinggalkan cenderung naik (melebihi inflasi), sama atau menurun?

 

Jalan di Tempat

Adakah pengusaha serupa yang pernah berhasil? Coba investigasi proses dia dari awal hingga sekarang. Berapa lama? Apa saja kesalahannya? Apa POLA suksesnya?

Apakah benar pasarnya sudah jenuh dan berdarah-darah kompetisinya?

Adakah mentor sukses yang mendampingi Anda?

Apakah ilmu bisnis Anda up to date?

Apakah Anda mempraktikkan keilmuan yang Anda dapatkan sesuai tuntunan?

Rumput tetangga terlihat hijau, padahal sintetis.

Bisnis tetangga terlihat untung, padahal sedang buntung.

 

Bosan

Apakah ada orang sukses tanpa ketekunan?

Benarkah Anda ‘bosan’ karena itu bukan passion Anda atau itu POLA gagal Anda?

Tak ada kesuksesan tanpa ketekunan mengalahkan kebosanan..

“1 bisnis yang dikerjakan dan dipikirkan dengan sepenuh hati, akan menemukan inovasi-inovasi yang tak terfikirkan sebelumnya.. tiada henti..”

 

Kapan saatnya ekspansi ke bisnis lain? Tenang.. semua ada saatnya dan ada ilmunya. Jangan buru-buru poligami..

F.O.K.U.S satu dan besarkan..!

The following two tabs change content below.
Jaya Setiabudi, atau yang biasa disapa Mas J oleh murid-muridnya, adalah seorang entrepreneur dan penulis buku best seller: The Power Of Kepepet. Ia adalah pendiri YukBisnis.com, Young Entrepreneur Academy dan berbagai perusahaan lain di beberapa kota di Indonesia. "Sebaik-baiknya usaha adalah yang dimulai. bukan ditanyakan terus-menerus."

Latest posts by Jaya Setiabudi (see all)