7 Poin Proposal Bisnis Yang Tokcer

Shuffle

Materi ini bukan untuk memoles sesuatu yang buruk menjadi cantik, tapi untuk memoles yang sudah cantik agar mempesona. Lantas jika belum cantik? Ya dirawat, dipupuk, disirami, biar cantik dan siap untuk dijual. Lha kalo untuk membuat cantiknya perlu biaya? Tawarkan bagi hasil yang lebih besar, karena resiko investor juga besar. Bisa saja anda poles dengan penawaran yang sensasional, namun jika nyatanya buruk, investor akan kecewa dan nama anda tercemar. Sebaliknya, ungkapkan dengan perhitungan wajar, bahkan konservatif. Jika ternyata hasilnya lebih, mereka akan puas dan nambah (invest) lagi. Memang closing-nya tak secepat yang ‘nggombal’, namun sekali puas, efeknya menggelinding tanpa henti.
Pertanyaan mendasar investor: Apa sih bisnisnya? Berapa modalnya? Berapa bagi hasilnya? Kapan balik modalnya? Bagaimana caranya? Hindari mengirimkan proposal bisnis anda. Mintalah waktu 10-15 menit untuk presentasi di hadapan mereka langsung. Ingat, bagaimanapun cara anda mempresentasikan jauh lebih berperan dalam closing, daripada isi proposal anda. Cari waktu dan tempat yang nyaman, bukan berisik dan harus teriak-teriak atau tergesa-gesa. Maksimal 10 halaman presentasi, sisanya masukkan ke lampiran. Keep It Short & Simple (KISS). Tawarkan max 30% dari total investasi ke masing-masing investor, pertama supaya tak dikuasai oleh dia, kedua biar nggak kelihatan miskin.
Berikut adalah poin-poin beserta urutannya….
 

1. Mulai dari Foto, gambar, ilustrasi, video; 60% orang adalah tipe visual.
–        Foto produk, booth, proyek, interior dan eksterior, desain grafis (3D jika memungkinkan), akan memukau investor, sebelum anda berbicara angka.
–        Hindarkan banyak tulisan, agar anda leluasa bercerita, bukan membaca. Tulis poin-poin pentingnya saja.
–        Sering investor tak paham bidang usaha yang ditawarkan. Mereka perlu mengindera secara sempurna dan berkata “Oww, bisnis itu tho…”
–        Gunakan bahasa yang mudah dipahami, kecuali dia menguasai secara teknis bidang usaha tersebut.
–        Semakin mereka paham, semakin mereka yakin akan bisnis anda, semakin mereka mau invest.
–        Saat presentasi, jangan terburu-buru lanjut ke bagian berikutnya, jika ia belum paham bidang usahanya.

2. Pemasaran; Yakin tuh akan laku? Apa buktinya? Syukur jika sudah berjalan, itu lebih bagus.
–        Potensi pasar; BERAPA permintaan/kebutuhan, ketersediaan, kompetisi. Jangan bilang BANYAK, bicaralah dengan DATA!
–        Jika bisnis anda sudah berjalan, tunjukkan grafik kenaikkan penjualan.
–        Jika bisnis anda adalah proyek, tunjukan surat penunjukkan kerja, atau dokumen sebagai bukti, bukan proyeksi.
–        Jika ini adalah bisnis baru, perkuat di analisa pemasaran anda.
–        Alangkah baiknya jika anda tidak mulai dari nol banget. Punya lokasi saja (tak harus beli), anda sudah menang selangkah.

3. Analisa Keuangan; Total investasi, proyeksi laba/rugi, ROI, Payback, BEP.
–        Total investasi adalah segala sesuatu yang diperlukan saat mulai bisnis, seperti sewa tempat, pembelian alat-alat, dan lainnya, plus uang kas.
–        Proyeksi laba rugi; meski tidak pasti, setidaknya memberikan gambaran hitungan keuntungan yang akan didapat.
–        Rumus simplenya Proyeksi L/R: (perkiraan) Omset – Harga Pokok Produksi (Hpp) – biaya operasional – pajak.
–        Biaya operasional: sewa tempat, gaji, listrik, air, telepon, penyusutan, dan lainnya.
–        ROI (return on investment) atau prosentasi tingkat pengembalian modal pertahun atau perbulan. Inilah patokan bagi hasil perbulan.
–        Rumus ROI: Laba bersih stlh pajak / total investasi x100%.
–        Payback Period atau Periode pengembalian modal. Seringkali disalahkaprahkan dengan BEP!
–        Payback Period rumusnya berbalik dengan ROI: Total investasi / Laba bersih setelah pajak.
–        BEP (Break Even Point) atau analisa titik impas. Intinya, anda harus jual berapa unit agar biaya operasional tertutup!
–        NPV, IRR, silakan tambahkan sesuai dengan kelas investasinya.

4. Pembagian Hasil; Berapa angkanya untuk investor?
–        Kelanjutan dari topik ke 3, tegaskan ROI dan Payback period dengan ilustrasi ‘angka’ investasi.
–        Misal, jika invest 500jt, dapat berapa perbulan (bisa fix, bisa fluktuasi) dan kapan perkiraan balik modalnya. Misal 50 juta.
–        Nah, dari 50 juta tersebut, berapa % bagi hasilnya? Misal 50:50, berarti 25 juta.
–        Jika mau akad bagi hasil fix, dapat berapa perbulan & kapan perkiraan balik modalnya.
–        Bagaimana sistem pembayarannya, via transfer atau berikan cek dengan tanggal mundur tiap bulannya?
–        Setiap tanggal berapa laporan keuangan akan dikirim dan via apa?
–        Adakah agunan-agunan yang diberikan? Bagaimana jika terjadi bencana alam?

5. The Team; siapa saja dan track record-nya.
–        Investor lebih suka dengan orang yang spesialis dibanding generalis untuk mengerjakan sesuatu.
–        Bisnis adalah kepercayaan! Boleh sebut punya peluang triliun, tapi kalo tak mampu mengolahnya, ya percuma.
–        ”Who is the man behind the gun?” lebih penting daripada senjata itu sendiri.
–        Apakah Anda akan menyerahkan uang Anda kepada orang yang tak kompeten dibidangnya?
–       Paparkan secara rinci CV tim anda. Tunjukkan ke investor bahwa mereka benar-benar berpengalaman dan kompeten.
6. ”5 Why this project?”; Pertegas, setidaknya 5 alasan mengapa harus proyek/investasi ini.
–        Misal tentang faktor: keamanan (agunan), jaminan, ROI yang besar, kestabilan, kelancaran.
–        Tentu saja hirarki alasan tersebut sangat tergantung dari tipe si investor yang anda bidik.
–        Investor yang konservatif, lebih mengutamakan kestabilan. Investor risk taker, lebih mengutamakan ROI.
–        Setidaknya berikan berbandingan dengan instrumen investasi lainnya seperti, deposito, reksadana, emas.

7. Exit Plan; Kalo mau putus kontrak gimana?
–        Bagaimanapun segala kemungkinan harus dipersiapkan. Mungkin saja investor membutuhkan uangnya untuk sekolah anaknya.
–        Cantumkan semua itu secara detail dalam surat perjanjian. Jika nilainya besar, gunakan jasa notaris, aman!
–        Ingat: Jika anda terlalu kaku dan memberatkan investor, mereka akan jera invest ke anda. Mulutnyapun akan menjadi wabah.
–        Sebaliknya jika investor puas, mulutnya akan menularkan nama baik anda ke sekitar mereka. Siap-siaplah kebanjiran modal!
–        Sebelum praktek, niatkan mencari investor untuk BERBAGI! Dengan demikian energi anda akan bersih, rejekipun berkah!
–        ”Promise only what you can deliver… and deliver more than you promised”
Ilustrasi: https://www.flickr.com/photos/kirbrik28/
The following two tabs change content below.
Jaya Setiabudi, atau yang biasa disapa Mas J oleh murid-muridnya, adalah seorang entrepreneur dan penulis buku best seller: The Power Of Kepepet. Ia adalah pendiri YukBisnis.com, Young Entrepreneur Academy dan berbagai perusahaan lain di beberapa kota di Indonesia. "Sebaik-baiknya usaha adalah yang dimulai. bukan ditanyakan terus-menerus."

Latest posts by Jaya Setiabudi (see all)