RAUP 90 JUTA SEBULAN

Jujur, apa yang pertama kali terbesit di benak Anda, begitu membaca Judul diatas? Judul diatas adalah cuplikan dari sebuah artikel di Yukbisnis.com (YB) 7 tahun yang lalu. Sungguh fenomenal memang, hanya dalam hitungan hari, artikel tersebut menduduki peringkat peng-klik terbanyak, bahkan diantara artikel lain yang lebih dahulu terbit. Saking penasarannya saya, sebagai pengasuh YB, iseng-iseng mengubah judul artikel-artikel yang sesungguhnya bagus, namun tidak ter-klik oleh pengunjung. Misal artikel berjudul “Hendi Setiono, owner kebab Turki Baba Rafi”, kita ubah judulnya menjadi “Usia 25 tahun, miliki 300 Outlet Kebab Turki”. Wush… dalam hitungan hari terjadi lonjakan pengunjung.

Aneh tapi nyata, hanya karena judulnya diubah, pengunjungnya jadi naik drastis. Itulah psikologi angka dan iming-iming. Kebanyakan orang lebih suka dengan iming-iming yang bisa langsung diindera. Kedua, orang selalu ingin jalan pintas untuk sukses. Padahal kalo diurut-urut secara teliti lagi biografi mereka, bukannya jalan pintas yang mereka lalui. Berapa lama mereka uji coba dalam kondisi merugi, baik waktu maupun uang, sebelum mereka mendapatkan kesuksesan. Tapi itulah faktanya, kebanyakan orang tetap percaya dengan ‘jalan pintas’. Maka dari itu, pembicara-pembicara seminar motivasi ataupun bisnis yang paling laku adalah yang memberikan iming-iming jalan pintas. Misalnya: “Dijamin uang mengalir dalam 15 menit”. Jika terbukti tidak mengalir, paling-paling si pembicara menyanggah dengan seloroh,”Syarat dan ketentuan berlaku”, he he, ketipu loe

Headline…

Lepas dari yang berbau janji-janji muluk, kita akan ambil pelajaran,”Bagaimana menciptakan judul atau headline di iklan/ promosi usaha kita, sehingga mengundang pembaca penasaran?”. Pertama, desainnya harus sesuatu yang tidak umum alias unik. Misalnya, jika bentuk iklan di koran/brosur kebanyakan menggunakan bentuk standar segi empat, ya kita bisa mencoba menggunakan bentuk bulat atau oval. Memang ruang iklannya jadi kurang maksimal, namun dari segi ketertarikan lebih menyolok mata. Kedua, ukuran headline yang besar, sekitar 30% – 50% dari total ruang iklan dan diberi warna kontras dari latar belakangnya. Ketiga, buat kata-kata yang menyolok. Saya pernah membuat seminar yang serupa, dengan headline yang berbeda, hasilnya berbeda pula. Contohnya, ada sebuah iklan perampingan tubuh dengan headline,”GRATIS PACAR BARU”. Apalagi disertai dengan gambar yang mem-visual-kan kemolekan tubuh yang diidamkan wanita, pasti lebih efektif. Sekali lagi, inilah contoh permainan konteks bukan konten.

Tapi jangan keburu gegabah menonjolkan angka atau janji-janji ya. Kalo kebanyakan iklan menggunakan angka atau kata ‘gratis’, ya jadinya tidak unik lagi. Apalagi kalo angkanya terlalu besar, misalnya ada sebuah artikel true story tentang pendiri facebook.com. Disitu kita beri keterangan “Usia 24 tahun, Rp 13,5 trilyun, malah tidak seheboh artikel yang 90 juta. Kenapa? Karena menginderakannya susah! Gak kebayang tuh seberapa besar ukuran duit 13,5 trilyun. Ingat, headline-nya boleh heboh, tapi isi beritanya juga harus sesuai dengan janjinya. Jika tidak, akan berdampak pada kepercayaan calon pelanggan pada kita.

 

“Promise only what you can deliver and deliver more than you promised”

The following two tabs change content below.
Jaya Setiabudi, atau yang biasa disapa Mas J oleh murid-muridnya, adalah seorang entrepreneur dan penulis buku best seller: The Power Of Kepepet. Ia adalah pendiri YukBisnis.com, Young Entrepreneur Academy dan berbagai perusahaan lain di beberapa kota di Indonesia. "Sebaik-baiknya usaha adalah yang dimulai. bukan ditanyakan terus-menerus."

Latest posts by Jaya Setiabudi (see all)