Buat kamu yang sedang berbisnis dan memiliki toko online, mungkin pernah bertanya-tanya, “apakah saya butuh jasa influencer untuk mempromosikan produk saya?”
Karena sedikit atau banyak, tentu kita pernah mengenal suatu produk karena dipromosikan oleh orang-orang terkenal, bukan?
Mereka itulah para artis, selebgram, youtuber, atau lebih umumnya orang-orang menyebut mereka dengan sebutan “influencer”.
Ya, dengan banyaknya “followers” atau audience yang mereka miliki, kamu tentu bisa berharap produk kamu akan dikenal lebih banyak orang.
Namun apakah influencer yang lebih banyak followersnya sudah pasti akan lebih bagus? Dengan influencer mana sebaiknya kamu bekerja sama?
5 Tips Memilih Influencer Yang Tepat Untuk Bisnis Online
1. Followers
Pertama-tama, mari mengenal kategori influencer. Berdasarkan jumlah followersnya, setidaknya terdapat 4 jenis influencer, yaitu:
- Nano influencer: < 1.000
- Micro influencer: 1.000 – 100.000
- Macro influencer: 100.000 – 1 juta
- Mega influencer: > 1 juta
Kemudian pertanyaannya adalah, apakah mega influencer sudah pasti akan lebih bagus dibanding micro influencer? Jawabannya adalah YA.
Iya, jika kamu ingin menjangkau audience dengan interest/ketertarikan yang umum. Hal tersebut juga berlaku untuk macro influencer.
Karena meski jangkauannya tinggi, tingkat engangement kedua jenis influencer tersebut cenderung lebih rendah, sehingga cocok untuk mempromosikan produk yang bersifat umum, seperti makanan.
Oleh karena itu, jika produk kamu memiliki target pasar yang lebih spesifik, sebaiknya kamu bekerja sama dengan nano atau micro influencer yang interest-nya sesuai dengan produk kamu.
Namun apakah itu saja? Tentu belum, karena itu hanya gambaran secara umumnya saja. Untuk lebih lanjut cara menentukan influencer mana yang cocok untuk kamu, simak terus artikel ini ya!
2. Engagement
Jumlah followers yang sudah kami sampaikan tadi tentunya bukan sekedar angka, namun juga berkaitan dengan engagement/keterikatan antara influencer tersebut dengan followersnya.
Cara mengetahuinya cukup mudah, yaitu kamu bisa melihat banyaknya interaksi seperti jumlah likes dan komen pada tiap postingan.
Kemudian, kamu bisa sedikit menilai apakah jumlah interaksi tersebut wajar dan bagus? Jika ada dua influencer, yang satu memiliki 50.000 followers dan satunya 25.000 followers, namun keduanya memiliki rata-rata jumlah likes 5.000, mana yang akan kamu pilih?
Sebagai alternatif jika tidak ingin manual, kamu juga bisa menggunakan engagement rate calculator atau tools lain yang serupa. Biasanya engagement rate sepuluh hingga belasan persen sudah bagus untuk kamu pertimbangkan.
Dari situ sedikit banyak kamu akan memiliki gambaran mengenai seberapa dekat interaksi dan seberapa erat kesamaan minat/interest influencer dengan followersnya.
Namun kamu juga sebaiknya memperhatikan kolom komentar influencer tersebut ya. Karena dari kolom komentar kamu bisa mengetahui apakah followers dan likes tersebut organik/asli atau tidak.
Tidak masalah bukan untuk bekerja sama dengan micro influencer selama engangementnya tinggi dan target pasarnya sesuai?
3. Kesesuaian Produk dan Perusahaan dengan Bradning Influencer
Masih berkaitan dengan interest, kamu harus melihat apakah branding produk kamu sesuai dengan value/nilai yang dimiliki oleh influencer tersebut.
Caranya adalah dengan mengecek riwayat feed/postingan yang terdahulu. Apakah gaya dan penyampaian yang dimilikinya sesuai dengan produk kamu?
Bukankah akan lebih tepat untuk mempromosikan produk makanan sehat kepada influencer yang memang sering memposting gaya hidup sehat yang dijalaninya pada akun sosial medianya?
Kamu juga perlu mempertimbangkan kembali influencer tersebut jika ia misalnya memiliki riwayat bermasalah dengan sesuatu yang cukup besar, atau ia memiliki value yang berlawanan dengan branding perusahaan atau produk kamu.
4. Biaya
Setelah itu, yang perlu kamu pertimbangkan juga adalah tujuan kamu menggunakan jasa influencer tersebut danbudget yang kamu sediakan.
Jika kamu sekedar ingin membangun brand awarness, dan produkmu berisfat umum, maka macro atau mega influencer adalah pilihan yang tepat, meskipun engagementnya lebih rendah dibanding nano atau micro influencer.
Tapi tentu kamu harus membayar lebih mahal ya? Dan mungkin orang-orang pun tidak akan langsung percaya karena beranggapan bahwa influencer tersebut memang hanya “tukang iklan”.
Lain halnya jika kamu menggunakan nano atau micro influencer, yang biasanya terlihat lebih natural dalam mempromosikan. Banyak dari mereka mengiklankan melalui pengalaman sehingga terkesan lebih jujur dan juga engagement yang lebih kuat dengan sebagian besar followersnya.
Dengan biaya yang relatif lebih murah, mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu, kamu bisa mendapatkan banyak konsumen baru melalui nano atau micro influencer berkualitas.
5. Kesamaan Value
Terakhir, kamu juga bisa menyampaikan value produk dan perusahaan kamu loh! Tidak sedikit influencer yang mempromosikan produk karena kesamaan value atau manfaat dari produk tersebut.
Jika produkmu memang memiliki value, jangan segan untuk menyampaikannya pada influencer!
Banyak influencer yang mempromosikan produk bukan hanya karena fee yang didapat, tapi juga kesamaan value atau manfaat.
Bahkan dari mereka ada juga yang tidak ingin dibayar atau memberikan harga spesial. Jadi, jangan setengah-setengah dalam menunjukkan value yang kamu miliki ya? Siapa tahu kalian berdua memang cocok dan memiliki tujuan yang sama!
Semua pilihan tersebut tentunya kembali pada kebutuhan kamu ya? Bergantung pada tujuan dan branding yang kamu miliki, serta mengetahui kualitas dan kesesuaian influencer dengan produk kamu.
Demikian artikel tentang tips memilih influencer untuk bisnis online kamu. Terima kasih sudah berkunjung. Simpan dan bagikan artikel ini jika bermanfaat ya!
Miftah Ulhaq
Latest posts by Miftah Ulhaq (see all)
- 5 Tips Memilih Influencer Untuk Bisnis Online - 10/03/2021