7 Hal yang Harus Diketahui Jika Berjualan di Marketplace

Sebagai pengusaha atau baru akan memulai bisnis online, sangat disarankan untuk Anda mengetahui tentang medan perang yang akan atau sedang Anda hadapi, medan perang yang kali ini dibahas adalah marketplace. Marketplace itu apa sih? Marketplace adalah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu dalam satu wadah dan bisa saling bertransaksi satu sama lain, seperti Mall atau pasar.

Apa saja sih yang perlu kita ketahui jika kita berjualan barang di marketplace?

1. Gampang buatnya
Tidak bisa dipungkiri bahwa membangun lapak di marketplace memang jauh lebih mudah Anda tinggal membuat akun di marketplace yang sesuai dengan bisnis yang Anda kelola, posting foto-foto produk beserta harga dan keterangannya, lalu optimasikan menggunakan fitur-fitur yang sudah tersedia, baik yang gratis maupun berbayar dari marketplace tersebut.

2. Ramai seperti mall
Marketplace atau pasar yang bagus biasanya sudah ramai pengunjung. Ibarat kalau Anda buka stan di pasar atau di mall yang ramai, selalu ada pengunjung yang nyasar, masuk dan lihat-lihat dagangan Anda yang lalu membeli produk Anda.

3. Persaingan Ketat
Namanya juga pasar, tempat banyak pedagang lainnya siap bersaing dengan Anda, bisa dilihat dari data tahun 2015 saja di Tokopedia dan Bukalapak sudah ada sekitar 300-400 ribu pelapak aktif dengan 3,3 hingga 6 juta produk aktif yang dijual di sana (tech in asia; 2016) dan pastinya sudah bertambah berkali lipat dalam beberapa tahun belakangan. Banting-bantingan harga, membuat akun kloningan untuk membuat komentar atau testimoni demi menaikkan rating toko, dua hal tersebut adalah beberapa cara yang kerap dilakukan demi bersaing di medan perang bisnis online ini, meskipun Anda sudah menggunakan akun berbayar atau sudah berlangganan iklan yang bisa menempatkan produk Anda berada di halaman terdepan hasil pencarian di masing-masing marketplace, persaingan ini tetap tidak bisa dihindari.

4. Iklan Semaunya
Jangan kaget jika suatu ketika di postingan barang Anda yang laris terjual tiba-tiba dikomentari toko lainnya yang menjual barang serupa dengan harga yang lebih murah, atau komentar yang isinya hanya mengiklankan bisnisnya sendiri yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan barang daganyan Anda. Istilah salah kaprah yang digunakan adalah Growth Hack, jadi Anda mendompleng ketenaran di akun toko lain yang banyak pengunjungnya sambil berharap, ya siapa tahu ada yang melihat komentar Anda tersebut dan tertarik mengunjungi lapak Anda juga.

5. Tampilan
Anda tidak akan bisa membuat tampilan toko jadi sesuai dengan keinginan Anda meskipun Anda member premium yang sudah bayar bulanan. Marketplace ibarat pasar, mall, Anda menyewa lapak yang sudah disediakan oleh marketplace tersebut. Ya, namanya juga numpang, mau gimana lagi.

6. Umur
Persaingan tidak hanya ada di ranah para penjual, tapi juga para pengelola marketplace sendiri, Lazada yang memiliki data 53,8 juta pengunjung per bulan (sedikit lebih banyak di atas Tokopedia) saja meng-iya-kan tawaran Alibaba untuk memiliki 83% saham atas mereka karena melihat kemungkinan dan peluangnya Amazon memasuki ranah industri bisnis online di Indonesia (katadata; 2017). Marketplace lain mau tidak mau juga melakukan hal yang sama, semata-mata demi untuk bertahan dari gempuran persaingan yang mana kemungkinan terburuknya adalah pengelolaan marketplace tempat Anda berjualan tidak sanggup lagi bertahan lalu tiba-tiba bangkrut dan Anda tidak sempat membackup semua data dagangan Anda, database pembeli Anda dan lain sebagainya yang membuat Anda terpaksa harus memulai kembali segalanya dari nol.

7. Tentang Fitur
Fitur yang ada di marketplace tentu terbatas, sebagai gambaran Anda bisa melihatnya di sini. Berbeda jika Anda membuat Toko Online sendiri, seperti di yukbisnis.com Anda dapat memilih fitur atau plugin mana saja yang mau Anda gunakan. Antara lain seperti; sms reminder, sms blast, count down timer, kupon, live chat, email marketing, chat checkout, wishlist, dan masih banyak lagi.

Sebagai pebisnis online, Marketplace dengan segala kekurangan dan kelebihannya tentu bukan hanya medan perang tapi bagaimana jika Anda bisa memanfaatkan pengetahuan tentang medan perang Anda ini sebagai senjata untuk mengembangkan bisnis yang sedang/akan Anda bangun.

Bagaimana caranya?

1. Buka akun di marketplace besar yang sedang bakar uang untuk promosi dan juga di socmed yang sedang tren. Misalnya Tokopedia, Bukalapak atau Shopee. Untuk sosmed manfaatkan fitur-fitur yang ada di facebook, instagram, atau aplikasi line@.

2. Gunakan merek dagang Anda, jika Anda adalah pemilik merek. Jika sekadar penjual, gunakan nama toko. Lakukan promosi dan update produk secara konsisten di semua marketplace, socmed dan aplikasi lainnya, tempat Anda memajang produk.

3. Bangun website (toko online) atau Brand[dot]com Anda sendiri toko online milik Anda sendiri, benar-benar milik Anda sendiri sebagai pengelolanya untuk jangka panjang dan permanen. Penjualan di marketplace dan socmed adalah tujuan jangka pendek untuk mendapatkan omzet instan, membangun merek dan sundulan trafik ke web Anda.

4. Optimasikan SEO di web Anda, agar sundulan trafiknya menaikkan kata kunci yang potensial.
Dengan konsisten menggunakan 1 nama toko atau merek Anda, maka web Anda akan mudah ditemukan saat di-googling. Ingat, konsistensi menciptakan eksistensi. Jadi, sudah siap bikin toko online?

The following two tabs change content below.
Tim yang bekerjasama dengan baik menghasilkan hasil terbaik.