Untuk memastikan bertumbuhnya perusahaan, aspek terpenting yang perlu diperhatikan adalah adanya transaksi penjualan. Masuk akal bila mengingat darimana datangnya perputaran uang kalau tidak ada transaksi? Apa yang akan kita gunakan untuk menjalankan aktifitas perusahaan? Itulah mengapa pentingnya membangun tim sales yang masih diperlukan sampai saat ini.
Karena dengan merekalah pelanggan kita berkomunikasi dan berjabat tangan, di tangan mereka terjadinya transaksi penjualan, dan di pundak mereka citra perusahaan dibebankan.
Berikut 3 hal yang perlu diperhatikan untuk membangun tim sales yang tangguh:
1. Jenderal yang bijaksana
Tunjuklah pemimpin tim tenaga penjualan yang memimpin rapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang sama seperti sedang dihadapan calon pelanggan kepada anggota. Berilah contoh kepada mereka, bagaimana mendekati calon pelanggan untuk mendapat anggukan kesamaan dan terjadi closing, yang pada kasus ini, diterimanya program-program kerja selanjutnya oleh anggota.
Dalam setiap rapat, pemimpinlah yang menentukan metode penjualan mana yang paling efektif dan terukur untuk dijalankan, dan yang menentukan peran masing-masing anggota serta pembagian tugasnya.
2. Evaluasi internal tim secara berkala
Seorang sales yang baik harus memiliki kemampuan verbal yang baik agar bisa mendeliver pesan secara lengkap. Asahlah hal ini disaat evaluasi internal tim. Berikanlah kesempatan bagi setiap anggota untuk menceritakan pengalaman mereka di lapangan. Kesempatan berbicara yang sama memberikan peluang kepada seluruh anggota tim untuk mengoreksi, bukan hanya pada kinerja dilapangan, tetapi juga cara berkomunikasi kepada klien.
Tidak sedikit sales yang sebenarnya memiliki potensi, malah menjadi “kutu loncat” dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Salah satu sebabnya adalah kurang motivasi dan dukungan antar sesama anggota, serta keluhan rasa ketidakbersamaan dalam suatu tim, membuat sales mudah menyerah dan tak mau menikmati proses sehingga memutuskan pindah perusahaan untuk mengharapkan suasana yang lebih baik.
Ajaklah seluruh anggota untuk memformulasi solusi total dari setiap masalah di lapangan, hal ini pula yang akan mengikat emosi masing-masing anggota dan meningkatkan tingkat loyalitas mereka.
3. Percaya diri
Kalau sales sudah tidak percaya diri dengan produknya, bagaimana dia melakukan penawaran? Bangunlah rasa percaya diri terhadap produk dan perusahaannya. Dan yang terpenting adalah percaya pada diri sendiri. Hal ini pula yang menjadi salah satu media penyampaian pesan citra perusahaan.
Bagaimana membangun rasa percaya diri tim penjual terhadap produk? Cocokkan produknya!
Perusahaan mungkin memiliki produk dari B sampai X, tiap produk pasti memiliki tim penjual tersendiri. Jangan merubah keahlian tim penjual yang sudah menguasai bidangnya, hal itu jelas akan menurunkan penjualan. Hal yang biasa bukan? Namun, hal-hal dasar inilah yang kerap menjadi kesalahan sebuah perusahaan.
4. Reward and Punishment
Berikanlah penghargaan untuk setiap kontribusi sekecil apapun yang dikerjakan anggota, bisa itu berupa pujian atau sanjungan. Atau kalau perlu, ajaklah sesekali untuk makan-makan bersama merayakan keberhasilan pencapaian target penjualan.
Gunakan aspek tujuan. Tanyakan kepada mereka apa yang menjadi tujuan mereka sehingga harus mencapai target penjualan. Ketika ditanya seperti itu, kebanyakan dari mereka menjadikan materi sebagai tujuan. Ingatkan kembali tentang bonus-bonus cantik yang akan mereka dapatkan jika mampu melebihi target penjualan.
Berikan perhatian khusus kepada anggota yang tidak mencapai target penjualan per-indivdu. Apabila diskusi internal kelompok belum berhasil memecahkan permasalahannya, maka perlu dilakukan personal talk agar tidak menjadi “virus” di dalam tim. Berikanlah iming-iming hukuman berat seperti dikeluarkan dari tim supaya anggota tersebut tidak menyepelekan segala teguran lembut dan sederet solusi dari permasalahan yang dialaminya.