Kalo mendengar seorang pengusaha pemula ngeyel menjaga ‘prestise’ branding-nya sedangkan modalnya pas-pasan, jadi teringat kisah kebangkrutan saat membuka rumah makan di tahun 2002-2003.
Saya tak akan cerita tentang rumah makan saya, karena lengkap ada di buku Kitab AntiBangkrut.
Kenapa pengusaha yang berhasil justru kebanyakan yang ‘biasa-biasa’ saja ilmu bisnisnya? Sedangkan para ex-profesional perusahaan besar atau akademisi banyak yang gagal dalam bisnisnya?
Inilah yang disebut “Idealis yang tak realistis..”..!
Para profesional pemasaran yang terbiasa bekerja di perusahaan besar dengan bujet promosi yang besar, tentu tak mudah menyesuaikan diri saat menjadi pengusaha dari nol.
Atau para manajer yang terbiasa bekerja dengan manajemen yang mapan, biasanya akan terkotaki pemikirannya untuk menyempurnakan sistem dibanding fokus ke penjualan dahulu.
Atau para akademisi dan kutu bukuers yang terkotomi oleh hukum-hukum pemasaran, cenderung kurang fleksibel saat praktik di lapangan.
Jika Anda pernah membaca artikel atau materi YEA Virtual tentang “5 Tangga Bisnis”, saya menyebutkan bahwa tangga pertama (STARTING) adalah Fokus ke OMZET dan CASHFLOW.
Teori bisnis itu tak berlaku jika Modal atau WARISAN Anda besar. Sak karepmu (terserah Anda) mau ngapain..
Kalo modal cekak, jangan banyak ngomong “Brand Image” dan Konsep yang melangit dahulu. Tampar pipi Anda biar sadar. Kebanyakan teori bisnis yang ada adalah untuk perusahaan multinasional, bukan UKM. Silakan praktekkan dan Anda akan bangkrut..!
Terpenting di Tangga Pertama: Bagaimana DAPUR Anda NGEPUL, ada duit untuk operasional perusahaan. Makanya saya katakan: Push di OMZET (Profit Tipis gak papa) dan CASHFLOW yang Lancar.
Strategi Harga: buatlah insentif besar untuk para distributor atau reseller yang mau menjualkan dan membayar tunai. Ratakan distribusi secepat mungkin.
”Tapi kalo harga dibanting, image kan turun Mas J?” >> Harga sesuai standar, diskon yang dibesarkan, supaya reseller mau nge-PUSH produk Anda.
”Kalo dijual bukan di estalase yang keren, akan menurunkan image Mas J!” >> Siapa bilang? Itulah jebakan teori bisnis jadul yang Anda pelajari.
Brand besar sekarang juga banyak pakai komunitas rumahan untuk memasarkan produknya. Low Cost High Impact. Bicara ‘image’ kelebihan, kalo bisnis gak bisa survive juga percuma. Seperti nafsu besar tenaga kurang. Banyak brand besar yang mulai dari jual ‘ketengan’, baru kemudian membangun boutique-nya kemudian.
Semoga menyadarkan Anda yang terjebak jebakan teori bisnis dan melupakan pertumbuhan Anda yang stagnan. WAKE UP BROH..!
“Stay focus on your target, but be flexible on your approach..”
Jaya Setiabudi
Latest posts by Jaya Setiabudi (see all)
- Menjual Tanpa Membual - 10/05/2016
- Strategi Evolusi UKM Goes Online - 09/05/2016
- Makna Sukses Jaya Setiabudi - 06/07/2015