Akhir-akhir ini tajuk berita di Indonesia didominasi oleh kabar mengenai pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang terus terjadi dari awal tahun 2015 hingga saat ini yang sudah menyentuh level Rp 14.000/Dollar. Level paling rendah dalam 17 Tahun terakhir.
Lalu, Apakah sebagai masyarakat biasa, kita hanya bisa pasrah saja dengan kondisi ini?
Tentu saja, TIDAK
Karena Tuhan tidak pernah memberi cobaan kepada umat-Nya melebihi batas kemampuan umat tersebut.
Kondisi seperti ini sesungguhnya disebabkan oleh sistem Kapitalis yang memposisikan Uang sebagai komoditas, sehingga bisa diperjualbelikan dengan harga bervariasi tergantung tingkat permintaan. Sebagai orang biasa yang tinggal di Indonesia, Kita tetap memiliki jalan keluar untuk mengurangi dampak buruk dari kondisi ekonomi saat ini.
Dua hal yang bisa Anda lakukan untuk menyelematkan keuangan Anda di saat ekonomi yang tidak menentu adalah dengan membeli produk-produk dalam negeri dan berinvestasi emas.
Saat krisis, daya beli adalah hal pertama yang berpotensi besar menimpa seluruh lapisan masyarakat, namun kondisi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, membuat barang-barang impor menjadi bertambah mahal. Sebaliknya, hal ini membuat barang-barang buatan dalam negeri terutama pelaku Usaha Kecil & Menengah (UKM) tidak naik dan bahkan cenderung murah karena menggunakan bahan baku dan tenaga kerja lokal yang tidak memerlukan Dollar untuk membayarnya.
Apalagi saat ini, banyak UKM Indonesia yang memproduksi produk yang lebih bervariasi, tidak hanya terbatas pada kerajinan atau kuliner saja. Kurang lebih UKM yang beroperasi di Indonesia lebih dari 50 Juta unit berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012. Tentu dengan jumlah sebanyak itu, pilihan produk yang bisa Anda beli dari pelaku-pelaku UKM pun sangatlah banyak. Maka slogan “Cintailah Produk-Produk Indonesia” memang benar-benar bermanfaat, terutama di saat ekonomi sedang tidak bersahabat seperti saat ini.
Selain daya beli yang menurun, kondisi dollar yang menguat yang juga menyebabkan inflasi karena banyaknya produk impor yang beredar di Indonesia. Inflasi adalah kondisi di mana nilai uang yang kita miliki menurun. Contoh, biasanya dengan 10 Ribu kita bisa membeli jajanan baso 2 mangkok, tapi sekarang dengan 10 Ribu hanya bisa membeli 1 mangkok saja.
Lalu bagaimana kita mensiasati inflasi tersebut?
Berinvestasi emas adalah salah satunya. Karena emas dikenal sebagai bentuk investasi yang anti inflasi dan tren harganya selalu naik. Emas juga diakui oleh seluruh dunia sebagai logam mulia berharga, sehingga universal dan berlaku di belahan bumi manapun.
Membeli emas pun sekarang semakin terjangkau, karena ANTAM sebagai salah satu produsen emas berstandar internasional pun sudah menyediakan emas dari beragam ukuran, 1 gram hingga 1 kilogram. Sehingga lebih terjangkau oleh beragam lapisan masyarakat, tidak hanya kelas ekonomi atas saja.
Kira-kira itu informasi singkat yang bisa kita lakukan dalam kondisi ekonomi yang kurang kondusif. Semoga bermanfaat. Sekian
Woka Aditama
Latest posts by Woka Aditama (see all)
- Pesta Wirausaha 2015 Bandung - 01/12/2015
- Bisnis Tenang “Tanpa” Uang, Apakah Bisa? - 31/10/2015
- Seminar Jamil Azzaini Speak To Change - 25/10/2015