Google baru saja menggelar acara Google Think 2013 yang diadakan di Jakarta pada Rabu kemarin, 23 Januari 2013. Salah satu sesinya yaitu membahas pertumbuhan e-commerce ataubelanja online bagi pengguna internet di Indonesia.
Nilai e-commerce di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai angka US$ 130 milyar pada 2016. Ini diungkap oleh CEO Southeast Asia Lazada, Maximillian Bittner.
Menurut data Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) Kementerian Kominfo, menunjukan dari 245 juta penduduk Indonesia, pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang atau menguasai Asia sebesar 22,4% setelah Jepang.
Data yang tercatat mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia beberapa tahun terakhir dan prediksinya sebagai berikut: 2010 (42 juta), 2011 (55 juta), 2012 (63 juta). Sedangkan untuk prediksi tahun-tahun berikutnya: 2013 (83 juta), 2014 (107 juta), 2015 (139 juta). Pengguna internet terbesar mempunyai umur berkisar antara 12-34 tahun (64,2%).
Penelitian Nielsen menemukan data lain, di Indonesia bahkan tercatat sebagai pengguna perangkat mobile tertinggi, sebanyak 48%, diikuti oleh Thailand dan Singapura.
Dari segi usia, semakin banyak pengguna internet merupakan anak muda. Mulai dari usia 15-20 tahun dan 10-14 tahun meningkat tajam. Dengan kondisi tersebut, Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar untuk teknologi informasi komunikasi (TIK), OS, gaming, dan hardware (tablet, PC, dan notebook).
Berdasarkan data Kominfo April 2012, jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia sangat besar. Setidaknya tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook dan 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia. Dari data tersebut Indonesia menjadi negara kelima terbesar pengguna Twitter di bawah Inggris dan negara besar lainnya,
Membaca data-data tersebut, walaupun agak berbeda-beda, tapi menunjukan bahwa trenpengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan.
Memang, data-data diatas sebatas pengguna internet saja, belum sampaipada berapa persen orang Indonesia yang pernah atau sering melakukan pembelian lewat internet, termasuk komoditas apa saja yang dibeli. Tapi setidaknya data tersebut bisa digunakan sebagai salah satu alasan untuk (segera) membuka toko online.
Namun, tentunya hal ini tidak terlepas dari hambatan yang ada terutama bagi pasar Indonesia yang mana pengguna Internetnya masih memiliki keraguan dalam transaksi secara online.
Metode pembayaran seperti Paypal masih belum memasyarakat di Indonesia sehingga pembeli masih banyak melakukan COD (cash on delivery). Opsi ini sangat digemari oleh para pelanggan online di Indonesia. Pelanggan akan membayar barang yang dipesannya dan membayarnya secara tunai saat barang diterima.
Dapat disimpulkan untuk mengembangkan jual beli online di Indonesia perlu didukung oleh banyak pihak, terlebih dalam hal ini adalah pihak perbankan dalam hal metode pembayaran, penyedia infrastruktur telekomunikasi dan logistik, regulasi dari pemerintah, serta dukungan pemasaran yang memadai, dan tentunya kepercayaan dari pengguna internet Indonesia sendiri.
Ilustrasi: kinjengnet
Dikutip dari berbagai sumber.