Siapapun bisa menjadi orang sukses. Menjadi sukses bukan lah sebuah keberuntungan dan kebetulan saja. Namun dalam menggapai kesuksesan selalu ada kerja keras, semangat, kegigihan dan tentunya niat yang kuat untuk menggapai kesuksesan tersebut.
Pun halnya dengan para pengusaha sukses di Indonesia, mereka berjuang dengan penuh kegigihan dan semangat untuk menggapai sukses sebagai pengusaha. Ya namanya juga pengusaha di balik kata “pengusaha” ada kata “usaha”.
Tercatat Indonesia memiliki pengusaha sekitar 0,43 % seluruh rakyatnya yang berprofesi sebagai wirausahawan yang berusia produktif. Jumlah tersebut memang terbilang sangat sedikit bila dibanding dengan negara negara maju lainnya, contohnya saja di singapura mereka memiliki 7% dari rakyatnya yang menjadi wirausahawan. Maka dari itu peluang untuk sukses sebagai pengusaha sangatlah terbuka, itulah sebabnya banyak yang menjadi pengusaha sukses di Indonesia. Mau tau siapa saja pengusaha sukses di indonesia ? berikut ulasannya :
1. Dahlan Iskan
Siapa yang tidak mengenal Dahlan Iskan sang Menteri BUMN di Kabinet Indonesia Bersatu II? Dulu ia tidak sesukses saat ini. Kariernya dimulai sebagai calon reporter surat kabar kecil di Samarinda. Karena keuletannya akhirnya ia diterima sebagai wartawan majalah Tempo dan pada tahun 1976 ia memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Kerja keras dan ketekunan yang terus ia jalani tidak mengantarkan kesuksesannya sampai di situ. Pada akhir 2009 ia dipercaya untuk menjadi direktur utama PLN ada banyak gebrakan saat ia menjabat sebagai direktur utama perusahaan tersebut. Kemudian pada tahun 2011 ia akhirnya diamanahi sebagai menteri BUMN di Kabinet Indonesia Bersatu II.
2. Chairul Tanjung
Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 50 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group.
Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.
Karier dan kehidupan
Chairul dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut.
Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US2,1 miliar.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam .
Latar belakang pendidikan
Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
SD Van Lith, Jakarta (1975)
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Executive IPPM (MBA; 1993)
3. Hendy Setiono
Ide bisnis bisa timbul kapan saja dan dimana saja. Hendy Setiono misalnya, menemukan ide bisnis setelah dirinya mencoba makanan khas Timur Tengah, kebab. Pada Mei 2003, ia mengunjungi sang Ayah yang kerja di perusahaan minyak di Qatar. Disana, ia banyak menemui kedai Kebab yang sangat ramai diserbu pembeli. Karena penasaran, akhirnya iapun mencoba untuk membelinya, “Ternyata rasanya sangat enak, saya tak menduga sebelumnya,” ungkap Hendy.
Sejak saat itu muncullah keinginannya untuk membuka bisnis kebab di tanah air. Alasannya sederhana, selain rasanya enak, makanan kebab belum banyak dijumpai di Indonesia. Padahal banyak orang Indonesia yang keturunan Arab, atau banyak orang Indonesia yang naik haji dan pernah mencicipi disana. Mungkin dengan mencicipi kebab dari outlet Hendy, mereka bisa bernostalgia saat mereka haji atau umroh.
Hendy kemudian bereksperimen dan mengambil kesimpulan bahwa kebab asal Turki adalah yang paling enak. Sehingga ia menggunakan “trade mark” Turki untuk menarik calon pelanggan, yaitu “Kebab Turki Baba Rafi”.
Biodata Hendy Setiono
Nama : Hendy Setiono
TTL : Surabaya, 30 Maret 1983
Pendidikan
2003-2004 Advance Diploma of E-Commerce Informatics Computer School Singapore Education
2002-2003 Diploma of E-Commerce Informatics Computer School Singapore Education
2000-2002 Teknik Informatika ITS hingga semester 4
Nama Usaha
PT Baba Rafi Indonesia
2008 – sekarang Pemilik Piramizza : Counter makanan cepat saji dengan lima outlet di kota Surabaya
Investor Baba Rafi Palace : Rumah Penginapan dengan 18 ruangan yang berfungsi sebagai Homestay
Pemilik roti maryam Aba-Ab : Counter makanan cepat saji ala Timur Tengah yang sudah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di pulau Jawa dan Bali.
Penghargaan
2008 “The Best Indonesia Franchisor” dari majalah info franchise Indonesia
2008 “The Most Promising Entrepreneur of the Year” dari Asia Pasifik Entrepreneurship Awards
2008 “Asian Young Entrepreneur Best Under 25 Years” dari Bussiness Week Asia Magazine
2007 “Jawara Entrepreneur 2007” dari majalah KONTAN
2007 Pemenang 1 Wirausaha Muda Mandiri 2007 Kategori Mahasiswa program Pasca Sarjana dan Alumni
2007 “Indonesia Ambasador for Asian Young Leaders Climate Forum” dari British Council
2007 “Best Achievement Young Entrepreneur Award 2007” dari Bisnis Indonesia
2007 “Best Franchisee in Local Food & Beverages Category” dari majalah Pengusaha
2007 Inspirator “Sound of Change” dari A Mild Life Soundrenalin
2006 “Ten people of the year” dari majalah TEMPO
2006 “The Indonesian Small and Medium Bussiness Entrepreneur Award (ISMBEA)”, dari menteri koperasi dan UKM.
2006 “Enterprise 50” The Hottest Entrepreneur in 2006, majalah SWA
4. Elang Gumilang
Nama : Elang Gumilang
TTL : Bogor, 6 April 1985
Pendidikan : 2003-2007 Mahasiswa Manajemen FEM IPB
Nama Usaha : Developer Griya Salak Endah 1 dan 2, Developer Bumi Warnasari Endah dan Griya Ciampea Endah, Pemilik Pertambangan Pasir Kuarsa.
Alamat : Jl. Kyai Haji Abdullah No 194 Ring Road Taman Jasmin, Bogor
Penghargaan
2008 Indonesias Top Young Enterpreneur
2007 Pemenang Wirausaha Muda Mandiri Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarja
Beliau adalah seorang Putra Kontraktor dan keahlian ayahnya tampaknya juga jatuh kepadanya namun ia sangat memperhatikan kemaslahatan orang banyak ia memulai usahanya dengan membangun rumah murah untuk orang-orang yang kurang mampu.
Di usianya yang baru menginjak usia 25 tahun usaha bisnis propertinya sekarang sudah Miliaran Rupiah maka memang pantas jika dianugerahi 2008 Indonesias Top Young Enterpreneur.
Meski ia berasal dari keluarga berada namun kisah hidupnya tetap penuh dengan kerja keras dan keuletan, ia pernah berjualan donat di sekolah, Menjual sepatu serta mendirikan lembaga kursus namun semua itu merupakan sebuah training yang membentuk dirinya menjadi seorang Wirausaha Muda yang tangguh dan Sukses.
Semoga beliau menjadi Inspirasi Kita untuk terus berusaha dan Berdoa agar mencapai kesuksesan dan bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain di Sekitar kita.
5. Reza Nurhilman
Siapa yang tidak kenal kripik maicih ? hampir semua orang di Indonesia mengetahui krpik singkong pedas satu ini. Reza Nurhilman, pria yang akrab disapa Axl ini lahir di Bandung pada 29 September 1987. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini sedari kecil tinggal dan dibesarkan di Cimahi oleh orang tua angkat. Masa kecilnya yang tidak diisi figur ayah membuat Reza tumbuh menjadi sosok yang pantang menyerah dan mandiri dalam berbagai hal.
Lelaki yang mengenyam pendidikan di SMAN 2 Bandung ini mengakui bahwa masa SMA menjadi momen cukup bersejarah dalam hidupnya. Pada waktu itu juga ia bergaul dengan kelompok pecinta music rock seperti Gun ‘N Roses yang akhirnya membuat teman satu komuniktas menjulukinya sebagai AXL karena kecintaannya terhadap sang vokalis, Axel Rose. Dari masa ini, perlahan namun pasti Reza bertransformasi dari remaja labil menjadi pribadi yang memiliki visi dan impian besar.
Selain mengurus bisnis keripik pedas, pemuda yang usianya belum genap 30 tahun itu sekarang sibuk memberikan pelatihan untuk menginspirasi anak muda dan mencetak jutawan baru. Ia mendirikan AXlent Academy yang bertujuan membantu pengusaha muda merintis bisnis.
Reza juga mengeluarkan majalah bertajuk Ichiers Magazine dan mengeluarkan buku berjudul Revolusi Pedas yang diterbitkan oleh Blitz Megaplex Grand Indonesia di Jakarta pada 29 Juni 2012.
Pemuda ini memberikan tiga rahasia sukses kepada seluruh pebisnis yang ingin mengikuti jejaknya, yakni totalitas, loyalitas, dan sinergi. Dia berpesan agar ketiga hal tersebut dijalankan dengan seimbang agar bisnis dapat berjalan lancar dan berkembang.
Itu tadi beberapa pengusaha sukses yang dimiliki oleh Indonesia yang berusia 25 tahun keatas.. Namun siapa kira ada pengusaha sukses di Indonesia yang masih remaja.. Wow Bukan ? mau tau siapa saja ? yuk simak dalam artikel berikut :
1. Hamzah izzulhaq
Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 memang sudah memiliki bakat bisnis sejak masih kecil mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung pernah dilakukannya.
Hamzah kini menggeluti usaha franchise program bimbingan pelajar “Bintang Solusi Mandiri” dan telah memegang 3 lisensi cabang dengan jumlah peserta rata-rata 200 orang tiap semesternya. Total omzet yang diperolehnya sebesar 360 juta rupiah persemester dengan keuntungan bersih sekitar 180 juta rupiah per semester.
Setelah mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
2. Gazan Azka
Keripik pisang sudah akrab dikenal sebagai salah satu jajanan favorit masyarakat yang biasa-biasa saja. Namun, di tangan Gazan Azka Ghafara, keripik ini disulap menjadi peluang usaha dengan keuntungan luar biasa. Mengaku unggul dalam mekanisme produksi hingga pemasaran yang serba “kekinian”, Gazan melandasinya dengan fondasi ilmu bisnis, riset, dibarengi doa. Hasilnya sangat menggiurkan. Dari modal hanya Rp 1,05 juta pada dua tahun lalu, kini hidupnya berubah 180 derajat. Omzet bisnisnya ratusan juta per bulan. Kepada Republika, pemuda yang usianya masih belia ini menuturkan rahasia bisnis suksesnya.
Gazan merintis bisnis Zanana Chips dengan modal minimal. Uang Rp 1 juta merupakan modal pinjaman ditambah Rp 50 ribu dari hasil menabung. Ia lantas segera memulainya dengan membeli keripik pisang serta peralatan usaha alakadarnya. Produksi perdana, yakni mengemas 30 bungkus keripik pisang yang telah dibumbui serbuk cokelat manis.
Keripik dibalut kemasan yang kekinian serba modern dengan sentuhan rancangan simple. Sementara, nama brand “Zanana” berawal dari salah seorang teman yang menyarankan nama gabungan antara Gazan dan Banana alias Pisang menjadi Gazanana. Oleh dia, dua huruf pertama dihilangkan dan jadilah brand resmi “Zanana”.
Keripik pisang Zanananya Gazan diproduksi dan diromosikan dengan jalan-jalan yang ia sebut “kekinian”. Selain cokelat, pilihan rasa lain yaitu susu, greentea, dan balado. Ia juga dikemas secara elegan dan dipasarkan lewat media dalam jaringan yang juga menjadi bagian dari gaya bisnis kekinian.
Awalnya, ide bisnis Zanana Chips bermula dari dirinya melamun sambil berharap makan keripik pisang cokelat khas Lampung. Namun, ide Gazan buntu. Sebab, ia tak tahu cara memperolehnya sementara dia jauh dari Lampung.
Dia kemudian bertanya pada saudara dan sejumlah teman, bahkan melakukan riset kecil-kecilan. Hasilnya, keripik pisang Lampung ramai peminat. Namun, keterjangkauannya belum tersedia. “Ia masih sebatas jajanan oleh-oleh,” kata Gazan.
Dari titik ini, Gazan kemudian berniat membuat keripik pisang cokelat yang bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia. Setelah mempertimbangkan sejumlah hal, dia mantap memulai bisnis Zanana Chips pada 28 November 2013.
Apakah kesuksesan ini tanpa kegagalan? Gazan mengakui bisnis keripik Zanana merupakan bisnisnya yang ketiga setelah dua bisnis sebelumnya berakhir gagal.
Dari 30 bungkus produksi perdana Zanana yang terjual habis, uang hasil penjualan diputar lagi untuk membeli keripik pisang dari outsourcing, membumbuinya secara mandiri, dan mengemasnya.
Perputaran modal terus berkembang dari 30 bungkus, menjadi 50, 60, 100 bungkus. Per pekan ini sudah mencapai 500-600 bungkus Zanana per hari. Jika pesanan tengah ramai, produksi bahkan bisa mencapai seribu hingga dua ribu bungkus per hari. Sistem produksi dimulai dengan belanja keripik pisang mentahan yang kemudian dibumbui dan dikemas secara eksklusif.
3. Yasa Singgih
Yasa Paramita Singgih lebih dikenal dengan sebutan Yasa Singgih merupakan Seorang pengusaha muda sukses yang saat ini memiliki penghasilan ratusan Juta perbulan.
Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Dia adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Pendidikan dasarnya ia sepesaikan di SD Ananda dan SD Surya Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA Regina Pacis Jakarta.
Saat Yasa duduk di bangku 3 SMP, ayahnya menderita sakit jantung. Penghasilan sang ayah saat itu digunakan untuk membiayai sekolah anak-anaknya daripada membiayai pengobatan sakit sang ayah. Melihat keadaan tersebut hatinya terketuk untuk mencari penghasilan sendiri untuk membantu orang tua. Ia pun mulai menjadi pembawa acara guna mencari uang jajan sendiri. Usaha pertamanya adalah melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima uang Rp.350.000 setiap kali tampil sehari.
Selepas masuk SMA Regina Pacis, Jakarta, barulah dimulai usahanya sendiri untuk mencari uang. Selepas kontrak sebagai pembawa acara selesai, ia mulai berbisnis lampu hias warna- warni selama enam bulan. Sebuah buku berjudul “the Power of Kepepet” karya Jaya Setiabudi, membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung menghubungi temanya yang memiliki usahan konveksi (milik ayahnya).
Ia mulai mencoba membuat desain gambar untuk kaos, setelah jadi cuma beberapa yang kejual, akhirnya ia mencoba pergi ke Tanah Abang, membeli selusin pakaian kaos hingga menghabiskan 4 juta. Bisnis inipun ia tinggalkan dengan tanpa untung.
Selanjutnya ia mulai menata strategi bisnisnya yang ia rancang dengan matang.
Setelah UN usai, ia kembali lagi terjun ke dunia bisnis, kali ini dengan sebuah konsep yang jelas dengan dilengkapi bisnis plan yang tersusun rapi.
Dia kembali mengibarkan bendera Men’s Republic yang menjual perlengkapan mode khusus pria. Pada awalnya, Yasa Singgih hanya menjual sepatu kasual untuk pria. Namun semakin besar usahanya membuat brand yang ia kelola semakin menawarkan produk yang beragam. Saat ini Men’s Republic menjual produk celana dalam, jaket dan juga sandal untuk pria.
Kini, produk Men’s Republic telah menjual 500 buah pasang sepatu per- bulan. Tanpa ada pabrik Yasa mampu menghasilkan omzet ratusan juta rupiah. Dari usaha tersebut ia mampu mendapatkan laba bersih 40% . Tak puas pada produknya sekarang, masih ada pemikiran dibenaknya untuk menjual produk ikat pinggang, dan celana. Yang paling pasti adalah ia akan terus mematangkan konsep bisnis sambil berjalan.
Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu “Never too Young to Become Billionaire” atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder.Yasa telah mendapatkan berbagai macam penghargaan dan telah diliput oleh berbagai macam majalah, radio & stasiun TV. Ia juga telah diundang oleh banyak komunitas dan universitas untuk memberikan sharing seputar bisnis, inspirasi dan pengembangan diri.
Sampai dengan sekarang ia masih sering kali gagal, gagal dan gagal dalam setiap hal yang ia lakukan, karena Yasa percaya bahwa gagal = belajar. Bahkan ia telah menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk mengikuti seminar, training dan workshop pengambangan diri dan bisnis. When you stop learning, you stop growing.
4. Farah ‘Farce’
Farah adalah salah satu gadis yang beruntung mendapatkan mentoring langsung dari Mas J. Usaha yang dirintisnya sejak SMP ini makin melejit setelah berguru dengan Juragan Besar Yukbisnis tersebut.
Farah adalah owner dari Farceee Online Shop yaitu toko online yang menjual barang-barang bermerek dari luar negeri. Bahkan kini Farah juga mulai memproduksi produknya sendiri.
Berkat kerja kerasnya sedari muda, Farah berhasil menembus omzet puluhan juta dan diliput oleh banyak media. Farah kini juga sering diminta untuk mengisi seminar di berbagai tempat.
5. Hafiza Elfira
Anda mungkin pernah mendengar tentang Nalacity Foundation?
Hafiza adalah seorang mahasiswi Universitas Indonesia dan menjadi salah satu yang menggawangi bakti sosial berbasis entrepreneurship ini. Gadis lahir di Jakarta, 22 September 1990 membudidayakan ibu-ibu penderita kusta di Sitanala dengan menjahit manik-manik di jilbab yang akan dijual untuk dana kesejahteraan mereka.
Nalacity Foundation ini telah diliput oleh banyak media, termasuk Kick Andy Show, dan mengikuti berbagai pameran termasuk Pesta Wirausaha 2013 yang digelar di Jakarta International Expo tempo hari.
Latest posts by Kevin Giovany (see all)
- Menciptakan Monopoli dalam Bisnis Kita, Bagaimana Caranya? - 28/09/2019
- Momen Tidak Menyenangkan Ketika Nama Brand Bisnis Kita Sudah Didaftarkan Orang Lain. - 12/10/2017
- NEGERI ‘TUKANG JAHIT’ - 12/10/2017