Tidak bisa dipungkiri, saat Anda membuat sesuatu yang baru, berbeda, besar, dan hal-hal luar biasa lainnya, reaksi negatif adalah masalah menunggu waktu.
Alasannya pun bermacam, dari mulai kompetisi bisnis, ketidakpuasan konsumen, hingga hanya karena seseorang tidak suka saja dengan Anda.
Di era social media seperti saat ini, kebencian dan hal negatif adalah sesuatu yang menyebar dengan sangat cepat. Dari mulai komentar langsung di blog Anda, di Twitter, Facebook, komentar Youtube, Kaskus, dan dimana-mana.
Mereka tidak akan membiarkan Anda tenang, tidak akan.
Untuk lebih mengenal 4 tipe pembenci, silahkan Anda baca artikel ini.
Menghadapi para pembenci seringkali hanya menuntut pengendalian diri Anda sendiri. Namun sebagai pengingat untuk Anda, berikut ini 8 prinsip untuk menghadapi orang-orang yang membenci Anda, dimanapun mereka berada. Beberapa prinsip ini saya ambil dari hasil wawancara Mashable dengan Tim Ferriss pada tahun 2010 yang masih saya terapkan hingga saat ini, lainnya saya dapat dari pengalaman sehari-hari:
1. Tidak masalah siapa yang membenci Anda, fokuslah ke orang-orang yang menyukai Anda, membutuhkan Anda.
Fokus kepada pembenci dan hal-hal negatif yang terjadi disekitar Anda akan dengan cepat mengabaikan Anda dari hal-hal yang Anda cintai dan penting untuk Anda.
Daripada fokus membuat para pembenci menyukai Anda, lebih baik Anda fokus memperhatikan orang-orang yang memang memiliki hubungan baik dengan Anda. Jawablah hanya tweet yang positif dan akan membina hubungan yang baik kedepannya.
Lebih baik menjaga 10 orang terdekat daripada berusaha membuat 100 orang pembenci menyukai Anda.
2. “Trying to get everyone to like you is a sign of mediocrity.” (Colin Powell)
“Berusaha membuat semua orang untuk menyukai Anda adalah pertanda kalau Anda biasa-biasa saja.”
Kata-kata Jendral Colin Powell tersebut selalu membayangi saya saat saya berusaha “main aman” dengan berusaha memuaskan semua orang dan menuruti rasa takut saya untuk dikritik oleh para pembenci.
Rasa takut dikritik adalah perasaan yang wajar, setiap kali Anda nge-tweet, menulis artikel blog yang baru, menulis buku, saat akan mengisi seminar, saat memperkenalkan inovasi produk baru, besar atau kecil Anda akan terus merasakannya.
Penyebabnya bisa berbagai hal, sebagian besar anak di Indonesia tidak dididik untuk mengambil resiko, “Pergi sekolah”, “jadi sarjana”, “cari kerja di perusahaan besar bergengsi”, adalah sedikit dari kata-kata yang ditanamkan kepada kita dari dulu.
Namun hal ini bisa Anda rubah, Anda hanya harus membiasakannya. Jika Anda memutuskan untuk masuk kedalam golongan biasa-biasa saja (mediocrity) maka jangan harapkan hasil yang luar biasa yang akan merubah hidup Anda.
3. “If you are really effective at what you do, 95% of the things said about you will be negative.” (Scott Boras)
“Jika Anda sangat efektif melakukan apa yang Anda lakukan, 95% perkataan yang akan Anda dengar adalah kata-kata negatif.”
Perhatikan orang-orang yang sukses di bidangnya masing-masing, sebagian besar dari mereka adalah orang yang mendapatkan kritikan paling keras dari orang lain saat memulai dan menjalankan sesuatu yang meraka percaya.
Lihatlah kebelakang, Apa yang Anda harapkan jika Anda menjadi yang paling cerdas di sekolah? Tidak menunda untuk mengerjakan PR sesegera mungkin? Paling banyak bertanya? Menghabiskan waktu untuk menjual makanan sepulang sekolah daripada jalan-jalan di mall? Kemungkinan Anda akan dijauhi dan di jek (di-bully) oleh teman-teman sekolah Anda.
Masyarakat tidak berubah walaupun Anda sudah keluar dari sekolah. Semakin besar dampak perubahan yang Anda lakukan dimanapun Anda berada, semakin banyak respon negatif yang Anda terima, bersiaplah.
4. Jika Anda tidak bisa menerima kritikan, jangan melakukan apapun.
Jika Anda tidak tahan dengan kata-kata negatif yang Anda dengar dari orang-orang disekeliling Anda, jangan berbicara, jangan melakukan apa-apa, dan jangan jadi apa-apa.
Itulah cara ter-aman yang bisa Anda lakukan.
Namun pertanyaannya, untuk apa Anda diberikan kehidupan di alam semesta yang penuh berkah ini jika Anda tidak melakukan apapun?
5. “Living well is the best revenge.” (George Herbert)
“Hidup layak (hidup senang) adalah balas dendam terbaik.”
Bayangkan saat Anda berhasil, mimpi Anda tercapai, kebutuhan finansial Anda sangat tercukupi, keluarga Anda bahagia, Anda berkendara dengan mobil paling mahal yang bisa dibeli oleh orang Indonesia, kemudian Anda melihat orang yang dulu sering berkata-kata kasar kepada Anda.
Bayangkan kepuasan yang Anda rasakan saat semua keraguan orang lain berhasil Anda singkirkan.
Salah satu membalas kata-kata negatif paling pedas adalah dengan menunjukkan bahwa Anda tidak terpengaruh karenanya.
6. Akan selalu ada orang-orang yang menjadikan ini masalah pribadi mereka.
Akan ada orang-orang yang akan menyerang Anda secara pribadi, menghina keluarga Anda dan orang-orang yang Anda sayangi walaupun sama sekali tidak ada hubungannya.
Namun menjadi reaktif terhadap komentar negatif tersebut juga tidak akan menyelesaikan masalah. Jangan berusaha memuaskan semua orang, Anda akan kelelahan secara fisik dan mental.
7. Belajarlah Meditasi.
Guru saya mengajarkan saya untuk bermeditasi. Beberapa orang bermeditasi rutin setiap 10 menit sehari, beberapa orang yang saya kenal melakukannya dikala sholat, ada juga yang melakukannya saat menulis, yang lain saat berdoa, tidak masalah cara Anda bagaimana.
Meditasi menurut saya adalah sebuah tindakan sadar untuk “mundur sejenak” dari pikiran Anda.
Sediakan waktu setiap hari untuk mundur dari denyut kehidupan yang serba cepat dan menghabiskan banyak tenaga ini. Saat pikiran Anda tenang, jalan yang tadinya tidak terlihat bisa jadi akan terbuka lebar.
Jika Anda belum familiar dengan meditasi, sediakan 10 menit waktu Anda untuk benar-benar menyimak presentasi TED berikut ini:
8. Keep Calm And Carry On
“Keep Calm And Carry On” adalah slogan yang dibuat oleh pemerintah Inggris saat perang dunina II. Kini posternya cukup terkenal, posternya persis seperti gambar yang Anda lihat di awal artikel ini.
Fokuslah kepada dampak yang akan Anda hasilkan, bukan pada persetujuan orang lain.
Sederhanakan rasa.
Bagaimana strategi Anda menghadapi orang-orang yang membenci Anda? Berikan komentar pada kolom diskusi dibawah.
Ilustrasi: brenneman