Sun Zi adalah sebutan dari seorang filsuf kenamaan Sun Wu, yang menuliskan buku militer “Seni Perang Sun Zi”. Buku ini menjadi acuan dari perkembangan militer di jaman Cina kuno. Buku yang berjudul asli “Sun Zi Bingfa” ini dikarang pada abad ke-6 dan terdiri dari 13 bab. Para pemimpin legendaris dari Mao Zedong hingga Napoleon hanyalah beberapa dari sekian banyak orang yang terinspirasi dari strategi perang yang ditulis oleh Sun Zi.
Mungkin Anda akan merasa heran, kenapa saya membahas buku perang sebagai bahan artikel bisnis? Karena di dalam buku ini juga mengandung taktik bisnis, meskipun Sun Zi sama sekali tidak menyebutkan perihal bisnis di dalam buku ini.
Dalam versi terjemahan yang ditulis oleh Suparto, saya akan membagikan sedikit pandangan mengenai hubungan strategi marketing bisnis dengan strategi perang yang dijabarkan oleh Sun Zi.
Raja VS Jenderal
Jika bisnis diibaratkan sebagai perang, maka Anda sebagai pemilik bisnis bisa dianggap sebagai Raja suatu negara atau Jenderal yang menguasai strategi perang.
Kapan Anda bisa dianggap sebagai “Raja”?
Anda dianggap sebagai Raja bila Anda sama sekali tidak mencampuri urusan perang di wilayah Anda. Dalam artian sesungguhnya, Anda lepas tangan dari urusan marketing bisnis Anda. Anda mungkin lebih suka menyerahkannya kepada marketer atau ahli pemasaran Anda. Dengan kata lain, Anda tidak mengetahui kondisi dan situasi pemasaran Anda.
Namun Anda dianggap seorang Jenderal apabila urusan pemasaran masih menjadi tanggung jawab Anda. Anda tahu persis bagaimana situasi bisnis Anda, situasi bisnis kompetitor, dan “senjata” apa saja yang bisa digunakan beserta prajuritnya.
Sun Zi menuliskan bahwa Raja dan Jenderal harus bersatu agar bisa memenangkan peperangan. Artinya, jika Anda ingin memenangkan persaingan, Anda harus bersatu dengan marketer Anda. Dalam perang, Sun Zi menyarankan bahwa Raja yang tidak mengetahui apa-apa mengenai kondisi lapangan agar menyerahkan urusan tersebut kepada Jenderal-nya. Misalnya Raja memerintahkan untuk menyerang, padahal tidak paham taktik perang yang sedang dijalankan.
5 Strategi
Jika ingin bersaing dengan kompetitor, Anda harus membandingkan terlebih dahulu keadaan musuh atau saingan Anda dengan keadaan kita sendiri, barulah bisa memprediksi akan menang atau kalah dalam persaingan.
Sun Zi juga mengajarkan hal seperti ini dalam bukunya, yang menurut saya mirip dengan strategi double SW-ing dimana kita membandingkan keunggulan bisnis kompetitor dengan bisnis kita sendiri. Saya hanya akan membahas 5 saja yang betul-betul berhubungan dengan bisnis.
1. Raja siapa yang lebih bijaksana?
Apakah pemilik bisnis dari kompetitor Anda adalah seorang yang tamak, penuh obsesi dan egois? Jika ya, manfaatkan kelemahan tersebut untuk mengungguli mereka. Musuh yang tamak harus diberi umpan untuk memikat mereka, begitu kata Sun Zi.
2. Jenderal mana yang lebih berbakat?
Perhatikan strategi pemasaran kompetitor Anda, lebih efektif yang mana dengan strategi pemasaran yang diberikan marketer Anda?
3. Siapa yang lebih diuntungkan dalam lokasi?
Lokasi dalam bisnis menentukan marketing bisnis Anda. Ingat 4P? Price, product, place, dan promotion. Tempat usaha juga termasuk faktor marketing dalam bisnis. Apakah kompetitor Anda lebih diunggulkan dalam lokasinya?
4. Prajurit siapa yang lebih terlatih?
Di dalam bisnis, karyawan bisa diibaratkan sebagai prajurit. Bila karyawan Anda tidak cukup rajin, atau tidak mengembangkan keterampilannya dalam bekerja, maka Anda harus berhati-hati. Karyawan juga mempunyai pengaruh dalam kemajuan bisnis Anda. Jika karyawan Anda loyal, bekerja cepat dan efisien, tentu akan memberikan dampak positif pada bisnis Anda.
5. Siapa yang lebih lengkap peralatan perangnya?
Dalam bisnis, bisa jadi amunisi Anda lebih unggul untuk bersaing dengan kompetitor. Amunisi ini bisa berarti jaringan atau network Anda, dana atau budget yang Anda miliki untuk kegiatan marketing, produk yang lebih baik dari kompetitor, hingga marketing tools yang dimiliki oleh perusahaan Anda.
Buku “Seni Perang Sun Zi” ini telah adadalam berbagai versi dan terjemahan, serta telah diaplikasikan ke berbagai elemen bisnis dari mulai marketing, manajemen, dan lain-lain. Bahkan telah ada versi komiknya, sehingga lebih enak dan menyenangkan untuk dibaca dibandingkan dengan versi aslinya yang masih berupa setumpuk bambu.
Ilustrasi: Bob Massa