Dapatkah Entrepreneurship Diajarkan di Sekolah?

Sekolah

 

Entrepreneur atau pengusaha sukses yang telah ‘lahir’ di masa ini mempunyai satu kesamaan: mereka adalah orang-orang yang mempunyai passion yang sama di dalam bidang entrepreneurship. Padahal, mereka tumbuh dengan dasar pendidikan yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya tidak pernah kuliah. Beberapa yang lain mempunyai gelar sarjana di bidang yang berbeda-beda. Entrepreneur rupanya datang dari berbagai macam latar belakang pendidikan.

Yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah, dapatkah entrepreneurship diajarkan di dalam bangku pendidikan? Sedangkan, mungkin banyak orang yang percaya bahwa ilmu seorang pengusaha didapat dari pengalamannya. Kenapa tidak langsung action saja?

Entrepreneurship adalah topik yang paling hangat yang diajarkan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, sudah banyak berdiri sekolah-sekolah yang mengajarkan entrepreneurship di dalamnya, seperti Young Entrepreneur Academy besutan Mas J. Setiap universitas pasti mempunyai wadah untuk mengajarkan entrepreneurship kepada mahasiswanya.

“Entrepreneurship itu dapat diajarkan,” tegas Caroline Daniels, seorang profesor yang mengajar di Babson College, sebuah sekolah yang mempunyai program pendidikan entrepreneur terbaik di Amerika.

Namun, bagi Caroline Daniels, yang tidak dapat diajarkan adalah passion mengenai entrepreneurship itu sendiri. Passion akan ide atau peluang haruslah datang dari seorang entrepreneur itu sendiri.

Meski begitu, setiap program pendidikan entrepreneurship menyediakan siswa-siswanya sarana untuk mengidentifikasikan peluang dan mengembangkan bisnis model yang sukses. Akan tetapi, banyak hal tentang entrepreneurship yang harus diajarkan di dunia luar. Mereka harus belajar segala macam hal yang bisa didapat dari semua sumber yang ada di dunia luar.

Pengalaman memang adalah guru yang paling baik, tetapi bila sudah ada pengalaman-pengalaman dari pebisnis sebelumnya, mengapa tidak belajar dari kegagalan dan kesuksesan mereka yang sudah pernah mengalaminya? Sehingga tidak perlu lagi mengulang-ulang kesalahan yang sama.

Michael Karnjanaprakorn, CEO perusahaan Skillshare, berkata:

Menjadi lulusan VCU Brandcenter telah menajamkan pikiran saya tentang kreativitas, inovasi dan mengubah pola bisnis yang sudah umum terjadi di masyarakat. Hal ini membuat saya menjadi entrepreneur yang lebih baik karena mengajarkan saya untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda.

 

Kacaunya ekonomi negara dan banyaknya pengangguran, banyak organisasi seperti Thiel Fellowship dan UnCollege bukan hanya berharap kepada pendidikan entrepreneurship, namun juga kepada pendidikan formal lain seperti universitas.

“Universitas tidak sepenuhnya bersalah seperti yang banyak orang pikirkan, akan tetapi ini hanya masalah timing. Timing seseorang untuk menjadi pengusaha berbeda-beda. Ada yang telah memulai usahanya di usia 18, atau di usia 28 seperti saya,” tegas Karnjanaprakorn.

Biaya pendidikan yang tidak masuk akal di dalam universitas adalah sesuatu yang harus dijadikan bahan pertimbangan. Apalagi, dengan banyaknya mahasiswa mereka yang meminjam uang hanya untuk masuk universitas.

“Terlalu jauh bagi seorang mahasiswa untuk menghabiskan sepuluh ribu dollar hanya untuk mempelajari pekerjaan yang tidak pernah ada,” kata seorang lulusan yang mempelajari sosiologi dan ilmu internasional saat kuliah.

Yang dapat disediakan sekolah adalah wadah untuk bereksperimen.

Young Entrepreneur Academy menyiapkan berbagai proyek untuk mahasiswanya yang dimaksudkan untuk melatih banyak hal, mulai dari ide, peluang, teamwork, bagaimana kondisi di lapangan yang sebenarnya, dan banyak hal lain yang mungkin sulit untuk dilakukan bila tidak mendapatkan ilmunya di sekolah entrepreneurship.

 

Jadi, apakah lebih baik untuk belajar entrepreneurship di sekolah?

Jawabannya adalah: tergantung. Sebaiknya para calon pengusaha berhati-hati untuk memilih sekolah bisnis, karena hal ini berhubungan dengan investasi mereka untuk sekolah tersebut. Banyak sekolah bisnis yang malah melatih mahasiswanya agar menjadi manajer kelas menengah di perusahaan-perusahaan. Hal ini sangat jauh dari tujuan mereka sebenarnya, yaitu menjadi seorang entrepreneur.

Jadi, sebaiknya berhati-hati untuk memilih sekolah entrepreneur bila memang ingin mempelajari entrepreneurship dari seorang guru. Akan tetapi, semuanya kembali ke dalam pribadi masing-masing. Jika tidak mempunyai semangat dan tekad untuk bewirausaha, sebaik apapun sekolah mengajarkan tentang hal itu kepada Anda, tentu Anda tidak akan mendapat apa-apa.

Entrepreneurship bagi saya bukanlah sekedar tentang bisnis dan profit semata, tetapi banyak hal dalam kehidupan yang saya pelajari justru ketika saya bersekolah di YEA. Bila Anda mencari sesuatu yang kasat mata dalam pendidikan entrepreneurship, Anda harus siap-siap kecewa.

Sekolah dapat mengajarkan Anda ilmu tentang berwirausaha dan banyak hal dalam kehidupan lainnya, asalkan Anda mempunyai semangat yang sama dalam diri Anda.

 

Disadur secara bebas dari: Entrepreneur

Ilustrasi: velkr0

The following two tabs change content below.
Miss Yubi selalu gemar berbagi artikel dan tips mengenai bisnis online serta event dan berita terbaru YukBisnis.Com. Hari-harinya sibuk berjualan di YubiStore.

Trackbacks

  1. […] berani mengambil resiko yang dapat menjadi sukses. Banyak orang-orang sukses yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan tinggi, contohnya adalah Bill Gates dan Steve […]