Kalau boleh saya simpulkan, inovator terbaik didunia adalah: kecelakaan atau ketidaksengajaan. Bagaimana tidak? Hampir seluruh inovasi yang kita nikmati sekarang lahir dari kesalahan atau ketidak sengajaan penemunya.
Salah satunya adalah Nicholas Woodman, penemu kamera GoPro. Saat bisnisnya hancur bersamaan dengan kehancuraan era dot com yang pertama di tahun 90-an, ia memutuskan untuk berlibur. Ia pun pergi surfing ke Indonesia dan Australia. Saat surfing, ia ingin mengabadikan semua moment yang ia alami saat menunggangi ombak di laut, namun saat itu tidak ada kamera yang mampu mengakomodir kebutuhannya tersebut. Nicholas pun lalu membuat sendiri kamera yang kemudian Ia ikatkan di pergelangan tangannya seperti layaknya jam tangan. Walaupun hanya menggunakan komponen seadanya, kamera tersebut berhasil mengabadikan momen-momen yang Ia inginkan. Saat itulah ia tersadar: berapa banyak surfer yang ingin mengabadikan momen-momen saat berada di laut seperti dirinya.
Saat itu ia lalu mulai mengerjakan versi pertama kamera GoPro. Dari awal berdirinya, GoPro sudah ditetapkan sebagai perusahaan yang hanya akan memproduksi kamera yang dapat dikenakan pada kondisi extreme. Setelah bekerja keras dengan menjahit sendiri pengikat pergelangan tangan yang Ia inginkan, sambil sesekali berusaha memodifikasi beberapa kamera agar sesuai dengan kebutuhannya.
Setelah gagal menemukan kamera yang sesuai, Ia akhirnya menemukan kamera film dari sebuah perusahaan di China. Setelah ratusan email dan kirim-kiriman paket menggunakan FedEx, seri pertama kamera GoPro: Hero akhirnya dijual ke pasaran.
Namun GoPro baru benar-benar meledak di pasaran setelah Nicholas menambahkan aksesoris yang memungkinkan seseorang merekam dirinya sendiri (bukan orang lain atau apa yang orang tersebut lihat.) Ia membuat aksesoris yang mampu berputar ke segala arah yang memungkinkan seorang pemain ski misalnya, bisa merekam dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Modifikasi kecil yang membuat kamera bisa merekam wajah kita saat melakukan kegiatan extreme ini ternyata disambut baik oleh pasar.
Kini, seri Hero 3 dari GoPro telah membawa kamera ini ke babak baru. Berbagai instansi dari mulai militer, perusahaan media raksasa seperti Discovery Channel, hingga dunia kedokteran di amerika telah menggunakan kamera GoPro untuk mendokumentasikan kegiatan mereka. Beberapa kondisi begitu extreme sehingga hanya memungkinkan jika direkam dengan kamera ini. Hal ini membuatnya dari kamera alternatif, menjadi satu-satunya kamera yang dapat digunakan dalam situasi-situasi tertentu.
Hal ini membuat Nicholas Woodman menjadi milyuner muda terbaru versi majalah Forbes. Dalam wawancaranya dengan Forbes, Ia berbagi pelajaran yang bisa diambil dari perjalanannya membangun GoPro hingga merajai pasar kamera portabel seperti saat ini:
Follow Your Passion
Bayangkan, Anda akan menjual kamera yang khusus dibuat untuk surfing, apa yang akan orang lain katakan? Itulah yang Nicholas Woodman rasakan saat masa-masa awal menjalankan GoPro. Namun karena ia memiliki passion yang tinggi didunia surfing dan kegiatan extreme lain, ia terus maju. Minatnya akan surfing terlihat dari masa SMA dimana Ia sering bolos sekolah untuk melakukannya.
Takutlah Pada Kegagalan
Saat banyak pengusaha yang justru merayakana kegagalan, Nicholas Woodman sangat takut bisnis kamera GoPro yang baru ia rintis ini akan gagal seperti bisnis-bisnisnya yang lain. Sangking takutnya, ia mencurahkan hampir 18 jam sehari selama bertahun-tahun, bekerja sangat keras agar ini berhasil. Ia sering sekali bangun jam 3 pagi untuk mengontak suplier kamera di China agar memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Terobsesilah Dengan Produk Anda
Seperti yang bisa Anda lihat sendiri, Nicholas Woodman sangat terobsesi dengan produk rancangannya. Ia menggunakan produknya sendiri dimanapun. Ia memperhatikan sampai ke detail terkecil dan berusaha dengan keras semuanya berjalan sesuai dengan keinginannya. Karena obsesinya inilah walaupun Nicholas Woodman tidak memiliki kemampuan dalam mendesain, ia bisa menemukan cara untuk mengeluarkan ide yang ada didalam kepalanya kepada orang lain. Sesuatu yang memutuhkan dedikasi yang luar biasa.
Belajarlah Untuk Menjual
Nicholas Woodman memang percaya kepada GoPro, namun untuk membuat orang lain mempercayai hal yang sama memang tidak mudah. Dari kecil Ia sudah terbiasa menjual limun, kaos, dan bahkan saat memulai GoPro ia berhasil menjual ikat pinggang yang ia beli sewaktu di Indonesia seharga 50 kali harga belinya. Sebagai entrepreneur, Anda harus bisa menjual, titik!
Berevolusi Atau Mati
Butuh lebih dari 10 tahun hingga membuat GoPro seperti saat ini. Kamera yang mereka jual juga berevolusi dari kamera film biasa, hingga kamera yang bisa merekam video HD seperti saat ini. Jika Anda tidak bisa berevolusi mengikuti perkembangan zaman, kompetitor akan berbondong-bondong menghancurkan Anda.
Untuk berkenalan lebih lanjut mengenai Nicholas Woodman dan perjalanannya membangun GoPro, sediakan 7 menit waktu Anda untuk menonton video dibawah ini, begitu banyak pelajaran yang bisa Anda ambil. Saya sangat menyukai bagian dimana Nicholas Wood mengatakan bahwa pasar kamera saku sudah diambil oleh smartphone, sehingga alokasi uang dari pasar pengguna kamera saku inilah yang diambil oleh GoPro.