Catatan editor: Artikel ini adalah tulisan dari blogger tamu YukBisnis HOT: Ryan Gondokusumo. Ia adalah pendiri Sribu.com, sebuah bisnis startup yang mempertemukan antara orang-orang yang membutuhkan desain dengan kumpulan desainer berpengalaman.
Beberapa waktu lalu saya pernah diminta untuk jadi pembicara di sekolah Bina Nusantara Kampus Anggrek dengan topik Teknopreneur. Di sesi tersebut ada beberapa pernyataan yang dilontarkan oleh para mahasiswa Binus dan salah satu yang jadi perhatian saya adalah:
– Pak Ryan, saya ingin menjadi entrepreneur seperti bapak sebab enak dan keren punya usaha sendiri!
Pernyataan tersebut mungkin juga terungkap di pikiran saya sebelum memulai Sribu.com. (Sribu.com adalah startup berbasis website yang menjembatani antara klien yang membutuhkan desain dengan komunitas desainer Indonesia). Namun kenyataannya tidak se-enak dan se-keren setelah memulainya. Mengapa saya berkata seperti itu? Saya akan jabarkan poin-poin mengapa menjadi entrepreneur tidak seperti yang kita kira:
#1. Menjadi Entreprenur adalah resiko yang besar
Ketika Anda mengambil jalur entrepreneur, segalanya dalam hidup kita akan berubah. Apabila sukses, Anda akan merasakan hasil yang luar biasa dan mungkin akan mendapatkan ‘financial freedom’. Namun apabila gagal (fakta: 11 dari 12 startups gagal), Anda akan menanggung semua kegagalan tersebut dari modal yang Anda masukan, waktu yang terbuang dan juga hubungan dengan keluarga Anda.
#2. Anda akan merasakan tingkat stress yang luar biasa
Ketika Anda memulai suatu usaha, Anda akan merasakan sebuah kebahagiaan dan kebanggaan ‘ Wah akhirnya saya punya usaha sendiri. Kenyataannya meskipun Anda bekerja sangat keras ada 3 hal yang akan terjadi; usaha Anda akan naik dengan pesat (jarang terjadi), usaha Anda akan naik perlahan atau tidak naik sama sekali. Pada saat ini, Anda akan merasakan stress yang luar biasa dan mulai tidak percaya dengan kemampuan dan bisnis yang Anda jalankan. Ketidakyakinan ini akan mencapai titik dimana Anda merasa membuat usaha tersebut adalah keputusan yang salah dan ingin kembali ke dunia profesional lagi.
#3. Anda tidak akan mendapat penghasilan yang menentu dalam waktu 1-2 tahun
Ketika memulai usaha, modal yang Anda siapkan akan dipakai untuk kebutuhan operasional, marketing dan sumber daya manusia. Lazimnya, sebagai founder, Anda tidak mendapatkan penghasilan/gaji tetap tiap bulannya sementara Anda harus menggaji staff Anda. Apabila di awal usaha Anda berjalan lumayan bagus, keuntungan yang didapat dipakai lagi untuk kebutuhan perusahaan. Selama ini berjalan, Anda terpaksa menggunakan saving Anda untuk kebutuhan pribadi sehari-hari Anda atau dipaksa untuk berhemat.
#4. Anda akan bekerja lebih keras daripada semua orang yang ada di perusahaan Anda.
Anda ingin usaha terus naik dan kenyataan yang terjadi adalah Anda akan bekerja lebih keras daripada semua orang yang ada di perusahaan Anda. Namun membina tim yang mengerti persepsi Anda adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Banyak waktu dan energi Anda yang akan terbuang untuk memastikan semua orang sejalan dengan pemikiran Anda. Pada akhirnya Anda harus terus ‘menarik’ tim Anda dan ini adalah kegiatan yang sangat amat melelahkan secara mental dan fisik.
#5. 90% waktu Anda akan tersita untuk mengembangkan usaha Anda.
Bagi entrepreneur, sabtu dan minggu bukanlah hari libur. Sabtu dan minggu kadang hari yang lebih berat daripada hari biasanya karena Anda harus melakukan evaluasi atas hasil kerja tim dan mengatur perencanaan apa yang harus dilakukan oleh tim Anda minggu depannya. Waktu untuk bersama keluarga dan teman akan sangat terbatas atau tidak ada salah sekali dan yang timbul adalah perasaan iri terhadap teman-teman Anda yang dapat berlibur di hari sabtu dan minggu.
Mengapa poin-poin yang saya tulis ini kesannya sangat negatif? Kenyataannya ini semua hal yang saya alami ketika saya membangun usaha saya Sribu.com pada September 2011 yang lalu. Berkali-kali saya ingin menutup bisnis saya karena banyak alasan; bisnis berkembang pelan daripada yang diharapkan, penghasilan yang tidak stabil, dipusingkan masalah sumber daya manusia, dan beban ekspektasi dari investor. Namun perlahan persistensi ini mulai membuahkan hasil. Sampai saat ini Sribu.com sudah melayani lebih dari 600 pelanggan dalam negeri maupun luar negeri yang membutuhkan desain logo, website, kemasan dan lainnya dan memiliki komunitas desainer sebanyak 25.000 desainer.
Apabila Anda telah memutuskan untuk menekuni jalur entreprenur pastikan Anda telah siap untuk menghadapi tantangan yang saya sebutkan di atas dan libatkan diri Anda dengan grup sesama entrepreneur yang mengerti perasaan Anda.
Apabila tidak, jalur profesional juga merupakan opsi yang lebih aman.
Jadi, apa keputusan Anda?