Artikel ini adalah lanjutan dari artikel mengenai mitos-mitos SEO yang saya rangkum sebelumnya. Anda dapat membaca pendahuluan dan mitos pertama hingga keempat di dalam artikel ini. Bila Anda ingin men-download e-book aslinya yang ditulis oleh Rebecca Churt, SEO Marketing Manager di HubSpot, Anda dapat men-download lewat link ini.
Bagi yang belum tahu, HubSpot adalah sebuah perusahaan yang menjual software khusus untuk marketing di sebuah perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Perusahaan ini digawangi oleh Brian Halligan bersama Dharmesh Shah pada bulan Juni 2006.
Saya akan membahas mitos-mitos SEO ini pada urutan kelima hingga kedelapan dari 17 mitos yang ada di ebook tersebut.
Mitos Kelima: Lebih baik memperbanyak link daripada konten.
Hal-hal seperti ini adalah sesuatu yang sering ditanyakan oleh orang-orang. “Mana yang lebih baik untuk saya investasikan, link building atau content generation?” Links atau tautan adalah bagian penting dari kewenangan website Anda, meskipun begitu, Rebecca Churt menyarankan untuk merekrut seorang penulis untuk website Anda bila budget tersedia.
Kebanyakan orang yang berfokus pada link lebih memberikan link secara kuantitas, bukan kualitas. Jika Anda ingin mencantumkan beberapa link dalam posting di blog atau website, carilah yang benar-benar relevan dengan isi posting tersebut, bukan sekadar banyaknya saja.
Berinvestasi dengan konten yang dibuat dengan sungguh-sungguh, hal tersebut dapat digunakan sebagai pajangan di beranda situs, posting di blog, menawarkan lebih banyak kepada calon pelanggan atau konsumen.
Menawarkan posting yang menarik dan berkualitas juga akan mengundang orang-orang untuk menulis ulang artikel tersebut di dalam website mereka masing-masing, yang tentu akan berdampak pada jumlah link back yang meningkat.
Mitos Keenam: Konten dapat mengalahkan SEO.
Beberapa orang mungkin berpikir, selama mereka mempunyai konten atau isian blog yang bagus, maka SEO mereka akan aman. Janganlah berharap sejauh itu. Konten yang baik memang akan membawa dampak yang besar, tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan satu-satunya alat bagi SEO Anda.
Tahun lalu, ketika HubSpot mulai mengajari orang-orang umum mengenai Search Engine Optimization ini, ada satu aturan penting: konten yang bagus dan bermanfaat adalah segalanya.
Tetapi, Anda tidak bisa begitu saja berkata pada diri Anda bahwa konten yang Anda bagikan dalam website Anda sudah cukup memuaskan orang-orang. Anda perlu membuat beberapa pertanyaan untuk diri Anda sendiri, seperti:
- Apakah konten yang saya tuliskan dalam blog saya mempunyai tujuan yang jelas? Lebih baik bila Anda fokus dan berkomitmen dalam bidang apa Anda ingin menulis. Misalnya, Yukbisnis HOT ini berfokus pada toko online yang masih bersangkutan dengan entrepreneur dan social media.
- Siapa saja target pembaca Anda? Sesuaikan target pembaca ini dengan target pasar Anda. Dengan begitu, sekali dayung dua-tiga pulau dapat terlampaui.
- Apakah Anda sudah menganalisis sumber-sumber yang mendatangkan trafik tinggi dan posting mana yang paling disukai oleh orang banyak?
Jika Anda melewatkan pertanyaan-pertanyaan di atas, konten Anda yang sudah disusun rapi menjadi tidak maksimal dan perkembangan Anda juga akan begitu-begitu saja.
Mitos Ketujuh: Social media dan SEO tidak ada hubungannya sama sekali.
Perpotongan dari social media dengan SEO ini disebut sebagai social search. Selama bertahun-tahun hubungan yang resmi antara pencarian dengan social media telah berkembang dan Google telah bekerja keras untuk membuktikan bahwa social search tersebut nyata melalui Google+.
Social search sebenarnya adalah perpanjangan alami dari apa yang sudah terbukti benar: bahwa konten yang relevan dan dapat dipercaya secara otomatis akan mendorong baik SEO maupun social media marketing Anda.
Konten pencarian yang Anda koneksikan dengan jaringan social media dapat diprioritaskan melalui cara-cara tertentu. Artinya, seseorang dapat terkoneksi dengan Anda melalui jejaring sosial tersebut dan dihubungkan dengan konten yang dimaksud.
Secara bergantian, beberapa bentuk konten social search yang diprioritaskan berasal dari orang-orang yang berpengaruh di dalam social media mereka, meskipun mungkin Anda tidak terhubung secara langsung dengan orang-orang tersebut.
Pastikan Anda mempunyai strategi dalam social media yang tidak terpisah dari usaha Anda dalam SEO. Karena, dua hal tersebut sebaiknya dioptimalkan bersama-sama.
Mitos Kedelapan: On-Page SEO sudah cukup untuk mencapai rank.
On-page SEO adalah teknik SEO yang mengoptimalkan halaman website kita sendiri sehingga membuatnya menjadi mudah untuk diindeks oleh Google atau sering disebut halaman web yang Google Friendly. Teknik ini banyak membahas bagaimana mengaplikasikan kata kunci yang tepat kedalam website Anda. (Resep SEO untuk Toko Online)
Menempatkan kata kunci dalam website bukan lagi menjadi peluru ajaib. Anda mungkin dapat mengurangi cacat SEO Anda dalam halaman tersebut, namun Rebecca Churt beranggapan bahwa Anda hanya mendapat setengah dari seluruh persamaan SEO.
Lebih baik Anda lakukan secara menyeluruh baik on-page SEO, off-page SEO, pengalaman pengguna, hingga konversi. Persiapkan semuanya ketimbang hanya berfokus pada on-page SEO saja.
Pada artikel selanjutnya, saya akan membahas mitos kesembilan hingga mitos keduabelas. Saya tunggu komentar atau tanggapan Anda
Ilustrasi: tm-md