Mungkin Anda pernah ‘merasa’ tertipu, dikhianati, ditusuk dari belakang, atau menjadi korban oleh seseorang?
Coba bayangkan hal itu seolah terjadi lagi, kemudian seolah sosok ‘lawan’ Anda ada di depan Anda saat ini. Bagaimana perasaan Anda? Merasa jengkel? Marah? Luapkan kemarahan Anda (dalam hati).
Kata-kata apa yang ingin Anda ucapkan kepada ‘dia’ yang telah merugikan Anda? Jika Anda dalam ruangan kosong, silakan luapkan.
Jika Anda benar pernah mengalaminya dan masih merasa sakit ‘disini’, ada baiknya Anda lakukan apa yang saya arahkan. Karena apa yang saya bagikan ini adalah TERAPI 3 posisi untuk mengurangi rasa sakit hati Anda, salah satu cara meredakan emosi.
Sudah…?
Jika belum memungkinkan untuk praktik, boleh simak dahulu, nanti praktikkan. Lanjut yaa..
Terbaik adalah Anda menggunakan 2 kursi berhadapan. PERAGAKAN Anda sedang duduk di posisi A, seolah dia duduk di posisi B (depan Anda) saat ini.
Bayangkan dengan nyata saat Anda mengungkapkan uneg-uneg itu, dia seolah benar-benar sedang berhadapan dengan Anda. Setelah ‘puas’ meluapkan uneg-uneg Anda, tetaplah bayangkan seolah dia sedang duduk di kursi B (depan Anda)…
….perlahan berdiri dan langkahkan kaki Anda menuju posisi tempat duduk B, sambil tetap (seolah) menatap dia.
….hingga kemudian Anda pun terduduk di kursinya… Sekarang posisi Anda seolah dia yang sedang memandang Anda.
Bagaimana perasaan Anda berada di posisinya? Mungkin agak aneh, mungkin juga sama saja, atau bagaimana? Mulailah rasakan Anda sekarang berada di posisinya dan seolah sedang memandang Anda yang membenci dirinya..
Jika Anda saat ini berada di posisinya, kira-kira apa ‘alasan’ atau penjelasan dibalik perbuatannya? Mungkin dia mengatakan, “Aku tak berniat menipumu koq. Aku juga tertipu/terdesak..” atau apa lagi penjelasannya? Coba buat setidaknya 3 kemungkinan alasan dia melakukan itu kepada Anda, yang bermaksud baik ataupun terpaksa…
Bagaimana perasaan Anda? Tentu hal ini akan berasa jika Anda mempraktikkan sesuai kondisi yang saya arahkan.
Setelah Anda menemukan kemungkinan penjelasan dan (seolah) mengungkapkan sebagai dirinya, bagaimana perasaan Anda saat ini? Mulai lega? Lebih tenangkah? Atau apa…?
belum selesai…. tarik nafas dahulu.. tahan 2 hitungan, hembuskan..
Sekarang tengoklah ke sebelah kiri Anda, berdiri dan perlahan langkahkan kaki Anda menuju posisi C (pengamat).
Jika sudah… Saat ini (seolah) Anda sedang melihat diri Anda (A) dan dirinya (B). Apa komentar Anda sebagai pengamat tentang kejadian itu? Apa penilaian obyektif Anda tetang kejadian yang menimpa Anda, dari sudut pandang sebagai pengamat yang NETRAL?
Amati juga alasan yang diungkapkan oleh B, pahami juga secara obyektif. Apakah Anda menemukan kesalahan dari keduanya? Apakah Anda sebagai pengamat juga menemukan kebaikan dari kejadian itu? Apa yang Anda pelajari?
Coba pikirkan dan renungkan…
Setelah Anda mempraktikkannya secara keseluruhan.. Bagaimana perasaan Anda? Lebih baikkah?
Teknik ini mungkin belum menyelesaikan masalah, tapi setidaknya menjadi pereda derita Anda dan melatih otot kebijaksanaan.
Terbaik jika Anda bisa berjumpa dengannya dan meminta penjelasannya dalam kondisi hati yang tenang.
Teknik ini tak hanya berlaku untuk terapi, namun juga melatih obyektifitas dalam memandang suatu masalah yang terjadi.
Semoga kita menjadi lebih dewasa..
“Bukan masalah yang menjadi masalah, tapi respon kita dalam menghadapi masalah yang sering menimbulkan masalah yang baru.”
Kebenaran sering memiliki versi yang berbeda. Carilah ‘kebaikan’ dari perbedaan itu. Alasan bisa beribu, sebab hanya satu. Jujur pada diri sendiri adalah kunci menemukan sebab, bukan alasan..
Cara Meredakan Emosi dengan Terapi 3 Posisi.
Jaya Setiabudi
Latest posts by Jaya Setiabudi (see all)
- Menjual Tanpa Membual - 10/05/2016
- Strategi Evolusi UKM Goes Online - 09/05/2016
- Makna Sukses Jaya Setiabudi - 06/07/2015