Menjual Tanpa Membual

bll

Saat belajar tentang ilmu selling, terutama bab “Sensational Offer” (penawaran heboh), ada yang gak sreg di hati saya. Saya sendiri tak tega mempraktekkannya untuk menjual buku atau seminar pribadi saya. Karena di hati kecil saya, sangat takut mengecewakan orang. Saya berusaha menjaga index kepuasan diatas 90%.

Harga (yang dibayar) = Value (yang diharapkan/dijanjikan)

Penawaran yang sensasional akan menaikkan harapan si pembeli. Saat pembeli mendapatkan lebih rendah dari yang dijanjikan, maka pembeli akan kecewa. Sensasional dipopulerkan di Indonesia oleh seorang motivator ternama. Tekniknya adalah:

• Memberikan penawaran yang heboh, dengan segudang benefit.
• Mem-break-down biaya (samar) dari suatu produk/jasa hingga terlihat besar.
• Memberikan diskon yang kontras.
• Menambahkan bonus yang (terlihat) banyak dan buesarr (value-nya).
Sehingga saat menyimak penawaran tersebut, seolah harga yang dibayar konsumen menjadi kecil. Hal itu terbukti ampuh untuk mendongkrak konversi.

Kenapa teknik itu populer? Ya karena dapat mendongkrak sales dengan instan, tanpa ‘perlu’ membangun kredibilitas. Tapi jangan tanya apakah hal itu akan langgeng. Saya pribadi adalah ‘sebagian kecil’ dari konsumen yang alergi dengan cara seperti itu.

Lantas kenapa hati saya tak enak dengan hal itu?

Karena saya mengamati guru-guru saya tak melakukan hal itu dan tetap laris. Saya juga mengamati si motivator yang menggunakan cara tersebut, pamornya cepat meredup, saat konsumen mulai sadar telah ‘dibuali’. Apalagi dengan adanya pembanding yang lebih baik.

Kalo Anda mencari popularitas dan rejeki instan, cara tersebut bisa Anda tempuh. Kuncinya:
• Matikan Rasa Anda. Jangan pikirkan orang lain akan kecewa dengan ‘delivery’ yang tak sesuai dengan janji (yang muluk).
• Jangan berharap mereka menjadi pelanggan tetap.
• Terus carilah korban baru.

Cerita yang kontras, adalah salah satu dari guru si motivator tersebut, yang juga kebetulan guru saya, yang kemungkinan Anda tak kenal beliau. Namanya R.H. Wiwoho, Master Trainer NLP yang mendapat endorsement langsung dari kedua pendiri NLP, John Grinder dan Richard Bandler. Sering juga disebut sebagai Bapak NLP Indonesia. Terakhir kali melihat iklan beliau di koran, sekitar 6-7 tahun lalu. Setelah itu tak pernah ngiklan lagi. Iklannya pun biasa saja, hanya menyebutkan benefit dan outline materi, tanpa ‘iming-iming’ berlebih. Saya mendaftar sebelum melihat iklan tersebut, karena referensi kuat dari senior saya, Pak Khrisnamurti.

Sekarang setiap ada pelatihan beliau, promonya hanya via sms ke alumni. Magic happens, kelasnya tetap penuh. Saya salah satu dari muridnya yang tukang nge-forward info tersebut. Contoh kedua, guru meditasi saya, Pak Merta Ada baliusada.com, sudah 20 tahun lebih mengajar meditasi dan gak pernah ngiklan. Jangankan sepi, untuk mengikuti kelas dasar yang 7 hari 6 malam, Anda harus book 2 batch sebelumnya. Biasanya batch berikutnya sudah penuh. Namun harus digaris bawahi: perlu waktu tahunan untuk mencapai tahap itu, apalagi di generasi mereka (tanpa socmed). Harusnya, di jaman socmed yang serba viral, tak perlu menunggu selama itu. Wanginya kebaikan dan busuknya kentut, tercium lebih cepat.

Pilih diri Anda dikenal sebagai orang yang menebar manfaat atau orang yang suka memanfaatkan? Garis merah dari sales yang membual dengan yang tidak adalah loyalitas. Akankah mereka membeli lagi dan lagi, tanpa bualan Anda berikutnya? Apakah pembeli berikutnya adalah pelanggan lama atau ‘korban-korban’ baru? Jika produk baru Anda ditunggu-tunggu oleh pelanggan (lama), tak peduli seperti apa sales letter-nya, itulah loyalitas. Branding seseorang atau suatu produk, bukan dari larisnya penjualan saat itu, tapi dari angka repeat order pelanggannya.

Hal ini yang membuat saya meminta tim Yukbisnis meniadakan Sensational Offer untuk menjual Videobook Buka Langsung Laris. Saya katakan, “Jika mereka percaya kualitas karya saya, biarkan mereka membeli karya berikutnya tanpa persuasi”. Bagaimana dengan pelanggan baru? Cukup kasih info apa adanya, tentu dengan susunan copywriting yang tepat. Biarkan mereka mencari/mendengar testimoni dari pelanggan puas lainnya. Testimoni (nyeplos) boleh dimasukkan, tapi bukan editan atau diminta.

Copywriting bukanlah seni mengelabuhi orang, tapi bagaimana menyampaikan informasi hingga dimengerti oleh calon konsumen, sejelas-jelasnya.” Kualitas diri Anda akan didengar oleh orang lain, jauh sebelum Anda berjumpa dengan mereka. Itulah Kredibilitas. Bisnis seperti lari marathon atau lintas alam, jangan habiskan ‘nafas’ Anda untuk meraih juara jarak dekat.

Videobook Buka Langsung Laris >> http://yuk.bi/t21008

Sumber : http://juraganforum.com/menjual-tanpa-membual/

Strategi Evolusi UKM Goes Online

evolusi UKM online

Jika saya menyebut Yukbisnis.com, kebanyakan orang menyamakan dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Zalora, Lazada, Blanja, atau Olx. Tahu gak sih bedanya?

C2C; Consumer to Consumer

Web seperti OLX, Kaskus disebut sebagai web C2C, dimana penjual perorangan (C) bisa langsung berhubungan dengan pelanggan perorangan (C). Transaksi bisa dilakukan langsung atau via rekber (rekening bersama) untuk menjaga keamanan.

B2B2C; Business to Business to Consumer

Sedangkan web seperti Tokopedia, Bukalapak, Blanja, disebut sebagai web B2B2C. Perusahaan penjual/produsen tak bisa langsung transaksi dengan pembeli.

‘B’ pertama adalah perusahaan produsen atau penjual.

‘B’ kedua adalah perusahaan pemilik marketplace, seperti blanja[dot]com.

‘C’ adalah pembeli perorangan.

  • Produsen tetap andil dalam mem-posting produknya ke marketplace seperti tersebut diatas.
  • Kemudian, pihak marketplace memajang dan (biasanya) mempromosikan produk produsen kepada pelanggan.
  • Jika terjadi transaksi, maka pihak pembeli melakukan pembayaran kepada pihak marketplace.
  • Selanjutnya pihak marketplace melakukan kontak kepada produsen untuk memproses orderan.
  • Setelah barang diterima oleh pembeli, maka uang akan ditransfer ke pihak produsen.
  • Transaksi tak dapat dilakukan langsung (B2C), karena kontak penjual/produsen tak ditampilkan oleh pengelola marketplace.

B2C; Business to Consumer

Contohnya adalah Bhinneka, Bilna, dimana perusahaan penjual yang bisa langsung menjual produknya ke konsumen. Meski barang-barang yang dijual tak harus merek atau produksi sendiri.

Brand Dot Com

Contohnya seperti Apple, Brodo, Hijab Sally Heart, yang menggunakan merek mereka sebagai nama web-nya.

Lazada dan Zalora masuk kategori mana? Awalnya mereka adalah B2C, kemudian membuka keran B2B2C, sehingga bisa keduanya.

Kalau Alibaba termasuk yang mana? Alibaba adalah B2B, serupa dengan Indonetwork di Indonesia, hanya fasilitasnya jauh lebih lengkap.

Strategi….

Evolusi UKM Go Online adalah:

Socmed Commerce >> C2C >> B2B2C >> B2C atau Brand[dot]com

Mereka (kapitalis B2B2C) tak berfikir untung dari transaksi di web mereka, namun mereka mendapat untung jauh lebih besar di pasar modal. Mereka membakar uang untuk mempromosikan produk mitra pemasok, bahkan ada yang gratis tis tis.

Harus kita akui, hadirnya para marketplace kapitalis tersebut, tetap berguna untuk mengedukasi pasar online dan mendongkrak omzet UKM Indonesia.

Namun, jangan lengah dengan menggantungkan trafik penjualan hanya dari marketplace saja, karena pada dasarnya Anda tak membangun database dan hubungan langsung dengan konsumen Anda.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Buka akun di marketplace besar yang lagi buang duit untuk promosi dan juga di media sosial yang sedang tren.
  2. Gunakan merek dagang Anda, jika Anda adalah pemilik merek. Jika sekadar penjual, gunakan nama toko. Lakukan secara konsisten di semua marketplace (B2B2C), media sosial dan aplikasi lainnya, tempat Anda memajang produk.
  3. Bangun web B2C atau Brand[dot]com Anda sendiri untuk jangka panjang dan permanen.
  4. Penjualan di marketplace dan media sosial adalah tujuan jangka pendek untuk mendapatkan omzet instan, membangun merek dan sundulan trafik ke web Anda.
  5. Optimasikan SEO di web Anda, agar sundulan trafiknya menaikkan kata kunci yang potensial.
  6. Dengan konsistensi menggunakan 1 nama toko atau merek Anda, maka web Anda akan mudah ditemukan saat di-googling.

Trus YUKBISNIS termasuk yang mana?

Yukbisnis adalah marketplace dan penyedia layanan pembuat web B2C dan Brand[dot]com, alias Destinasi Terakhir Anda dalam bisnis online. Disamping itu, juga dilengkapi dengan media sosial khusus pebisnis.

Yang belum pernah mencoba, langsung aja buka akun di https://yukbisnis.com, gratis untuk pemula (latihan).

Jika sudah memiliki nama toko atau merek sendiri, saat ini sudah dibuka layanan Yubi PRO dengan engine Yubi 2.0 (terbaru), yang membuat web bisnis Anda berkemampuan layaknya web perusahaan besar.

Berapa bayarnya?

Aktivasi pertama : Rp 100 ribu. (sekali bayar saja)

Bulanan : Hanya Rp 50 ribu.

———————————————————-

Cashback : Rp 100 ribu (masuk ke Yubi Saku)

Berlaku untuk aktivasi hingga akhir Februari 2016.

Sadiiss murahnya, (nyaris) tak terbatas aplikasinya.

Segera kunjungi https://yukbisnis.com

Sampai jumpa di timeline saya di Yukbisnis.

Jaya Setiabudi

Founder Yukbisnis

T: @JayaYEA

Sumber : http://juraganforum.com/strategi-evolusi-ukm-goes-online/