Rahasia Formula Copywriting pada Headline

Copywriting adalah ilmu yang tidak mudah, apalagi copywriting online. Copywriting online adalah misteri karena penjual tak bertatap muka dengan pembeli. Biasanya hanya melalui website, landing page, email, chat.

Dengan begitu artinya kita tidak bisa melihat secara langsung respon dari pembeli, mimik wajah mereka. Bahkan intonasinya pun tidak bisa. Padahal yang dsebut dengan komunikasi tujuh persennya adalah kata-kata.

Copywriting hanya berpengaruh sebesar 7% dalam elemen komunikasi, hal terpenting saat menjual adalah saat kita bertatap muka dan mendengar konsumen secara langsung, karena intonasi berpengaruh sebesar 38%. Bahasa tubuh, mimik muka, gesture berperan sebesar 55%. Copywriting tidak mudah karena kita sebagai penjual harus bisa memperkirakan apa yang ada di dalam benak konsumen.

Contoh headline dengan copywriting yang menarik:

Bagaimana caranya menghasilkan 10 juta perbulan sambil Dasteran?

Turun 10 kg dalam 30 hari, tetap bisa makan donat. Mau?

Modal 300 ribu rupiah, bisa punya penghasilan 7jt per bulan.

Rahasia Menaikkan IQ Anda seperti Einstein.

Membuat Headline seperti ini sebenarnya ada formulanya. Jadi di mata kita bisa terajadi sesuatu yang transparan yang tadinya abu-abu menjadi berwarna.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat copywriting headline:

#Angle

Adalah sudut bidikan kata kunci. Beda produk, beda target, beda awareness, beda angle headlinenya..  Angle bisa berbagai macam cotohnya, dari target pasar, promo,  solusi + kemudahan,  problem, star.

#Kata Penekanan

Merangsang minat untuk mengetahui lebih atau membeli. Kata penekanan biasanya digunakan sebagai kata pembuka headline (tidak selalu).

Gratis

Diskon                Cara     

Cepat                  Lebih

Praktis                Dijamin

Pengumuman   Penting

Tantangan         Rahasia

Terbatas

#Kata Kunci

Adalah apa yang dipikirkan oleh mayoritas calon konsumen saat mencari produk Anda? Bisa problem, solusi + kemudahan, orang-orang tercinta (ayah, ibu, anak, kakak, adik), hambatan, tergantung dari sudut bidikan Anda.

#Psikologi Angka

Angka mempermudah konsumen untuk mengukur level problem/solusi. Angka terutama berguna untuk melipatgandakan solusi + kemudahan.

Rahasia Diet bagi Wanita

Rahasia Turun 10 Kg dalam 30 Hari.

Mana yag lebih menarik? Yang pertama atau yang kedua? Tentu saja yang kedua! Kenapa lebih menarik? Karena orang lebih bisa memvisualisasikan berat badannya turun 10kg. Contoh headline lainnya,

“Penghasilan Minimal 10 Juta per Bulan, Bermodal Laptop dan Modem.”

Jika dipikiran Anda terbesit, “Sepuluh juta mah masih sedikit,” saat membaca headline tersebut, berarti Anda bukan target pasarnya.

Angka (benefit) yang terlalu kecil membuat konsumen tidak tertarik. Jika angka terlalu besar, membuat orang tdak percaya atau sulit menginderakan. Menjual kepada mereka yang belum paham, berbeda dengan mereka yang sudah paham.

#Langkah_Pembuatan_Headline

  • Cari informasi produk Anda sebanyak mungkin. Apa spesifikasi produk Anda? Siapa target pasarnya? Kenapa orang-orang memerlukannya? Apa perbedaan dibanding produk lainnya? Apa kemudahan yang ditawarkan? Siapa saja penggunanya?
  • Pilih dan kumpulkan kata kunci dari informasi yang Anda dapatkan.
  • Buat beberapa alternatif headline dari angle yang berbeda-beda.
  • Uji dan ukur mana yang mendapatkan ‘respon’ terbanyak
  • Pilih yang menghasilkan respon terbanyak dan iklankan berbayar.
  • Arsipkan sebagai headline yang teruji untuk digunakan lagi kelak.

Formula Headline 1

Bagaimana Caranya [Solusi] + Durasi + Kemudahan

Contoh:

Bagaimana Cara Turun 10 Kg dalam 30 Hari. Tanpa Diet.

Formula Headline 2

[Angka] Alasan Kenapa + Impian

Contoh:

9 Alasan Kenapa Anda Harus Nikah Muda

Formula Headline 3

[Angka] Cara + Penekanan + [Impian]

Contoh:

5 Cara Membentuk Tubuh yang Ideal

Formula Headline 4

Apakah Anda Pernah + [Problem]

Contoh:

Apakah Anda Pernah Bangkrut?

Formula Headline 5

Penekanan + [Impian] + Kemudahan [Angka]

Contoh:

Rahasia Memiliki Istri Cantik dalam 7 Hari

Formula Headline 6

Promo + Target Pasar + Keterbatasan

Contoh:

Diskon Khusus Member Yukbisnis, Hanya 3 Hari

Formula Headline 7

Solusi + Angka + Kemudahan

Contoh:

Penghasilan 10 Juta per Hari, Dikerjakan di Rumah

Berbeda media, berbeda juga copywritingnya. Copywriting di Facebook, berbeda dengan copywriting di Twitter, begitu juga dengan media sosial lainnya.

Mau tahu lebih lengkap? TONTON VIDEONYA DI SINI >>>  RAHASIA FORMULA HEADLINE

6 Cara Memengaruhi Orang Lain yang Bisa Anda Gunakan dalam Bisnis Anda!

6 Cara Memengaruhi Orang Lain yang Bisa Anda Gunakan dalam Bisnis Anda!

Pernahkah Anda melihat diskon di sebuah mall dengan harga coret di papan besar? Begitu Anda mengambil barang yang didiskon tersebut, Anda kaget karena label harganya masih jauh di atas perkiraan Anda. Saat Anda bertanya kepada salah satu pegawai, ternyata harga yang tertera adalah harga sebelum diskon. Sesudah diskon hanya setengah dari harga yang tertera di label. Anda pun merasa barang tersebut menjadi murah karena sudah didiskon 50% sehingga Anda pun memutuskan untuk membelinya.

Sadar atau tidak, itu adalah teknik influence atau sebuah teknik yang dapat memengaruhi Anda. Sebenarnya, materi yang ada di dalam bukunya Robert B. Cialdini ini sering dijumpai di kehidupan Anda sehari-hari namun karena masuk ke alam bawah sadar, kita sering tidak menyadari hal ini.

Sebelum membahas 6 Prinsip Influence, ada materi pengantar yang tidak kalah pentingnya, yaitu mengenai beberapa penelitian yang dilakukan oleh Doktor Cialdini. Bahasa yang digunakan dalam artikel ini sengaja dibuat sederhana agar Anda mudah memahaminya.

Penelitian pertama mengenai ‘Fenomena Cheep Cheep’. Anak kalkun yang tidak bersuara ‘cheep-cheep’ dalam beberapa menit dia akan terinjak-injak oleh ibunya sendiri, bahkan sampai mati. Hal itu juga bisa terjadi dalam bisnis Anda.

Anda yakin produk Anda berkualitas bagus, namun siapa yang akan tahu jika Anda tidak menawarkannya dengan benar? Siapa yang akan membeli jika Anda tidak mempromosikan dan mengiklankan produk Anda? Maka dari itu Anda harus ‘cuap-cuap’ bahwa Anda memiliki produk yang bagus, beritahu kelebihan produk Anda sehingga sedikit demi sedikit orang akan mengetahui produk Anda dan membelinya.

Masih ada dua penelitian lainnya yang dilakukan oleh Cialdini namun tidak akan dibahas pada artikel ini. Selanjutnya mengenai teknik memengaruhi orang lain, Cialdini membaginya menjadi 6 prinsip:

1. Resiprokal / timbal balik

Mungkin Anda pernah mengalami saat Anda sedang duduk-duduk di tempat umum, kemudian Anda dihampiri oleh beberapa remaja yang menawarkan permen. Tapi ternyata remaja tersebut tidak bersungguh-sungguh berjualan permen, melainkan mencari sumbangan/donatur untuk yayasan yang mereka kelola. Bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda setuju untuk ikut menyumbang atau Anda mengembalikan permen tersebut?

Cara yang sama pernah dilakukan di Organisasi Cacat Veteran Amerika. Mereka mencari sumbangan saja dengan mengharapkan donatur. Setelah itu mereka mencoba menggunakan permen untuk meminta sumbangan kepada para donatur. Apa yang terjadi? Ternyata saat mereka meminta sumbangan saja, tingkat orang yang menyumbang sebesar 18%. Tetapi saat mereka menggunakan permen, tingkat orang yang menyumbang naik menjadi 35%.

Cara ini menggunakan prinsip resiprokal atau timbal balik, yaitu:

“Kecenderungan enggan menolak terhadap seseorang yang pernah berperilaku baik terhadapnya.”

Resiprokal masuk ke dalam alam bawah sadar dan membuat kita enggan menolak.

2. Komitmen dan konsistensi

Apakah Anda berjualan secara online? Pernahkah Anda dijanjikan transfer oleh pembeli namun nyatanya pembeli tidak kunjung transfer dan malah menghilang begitu saja? Bisa jadi hal tersebut terjadi karena pembeli tidak merasa memiliki komitmen.

Percobaan yang dilakukan terhadap 20 orang oleh Cialdini mengenai hal ini menggunakan bantuan dua orang, yang satu berperan sebagai pemilik radio, dan yang satunya berperan sebagai pencuri. Pada percobaan pertama, si pemilik radio meninggalkan radionya begitu saja tanpa berpesan kepada orang di sekitarnya. Pada percobaan kedua, si pemilik radio meninggalkan radionya dengan berpesan kepada orang di dekatnya, “Bolehkah saya menitipkan radio saya?”

Hasilnya, pada percobaan pertama, 4 dari 20 orang mengejar pencuri. Percobaan kedua, 19 dari 20 orang mengejar pencurinya. Hal ini didasari oleh prinsip komitmen dan konsistensi:

“Kecenderungan konsisten terhadap komitmen yang pernah ia tuliskan atau ucapkan..”

Jadi, bisa diambil contoh ketika Anda memiliki usaha, buatlah kesepakatan atau tanda jadi sebagai komitmen terhadap bisnis yang Anda lakukan. Sehingga pelanggan tidak menghilang begitu saja tanpa kabar.

3. Pengakuan sosial/Social Proof

Pernah dengar soal promosi rumah makan yang menggratiskan 1000 piring pertama pada saat pembukaan gerainya? Atau beli 1 roti gratis 1? Cara tersebut digunakan untuk mendapatkan pengakuan sosial atau sosial proof. Saat Anda melihat keramaian atau antrian yang mengular, Anda pasti penasaran atau bahkan menengok hanya untuk sekadar melihat ada apa dibalik keramaian tersebut bukan?

Sesuai dengan prinsip influence social proof:

“Kecenderungan untuk mengikuti apa yang kebanyakan orang anggap baik.”

Selalu ingat, saat Anda tidak tahu mau makan apa dan minta direkomendasikan oleh seseorang. Besar kemungkinan yang direkomendasikan adalah tempat-tempat yang ramai. Padahal yang ramai belum tentu enak. Tapi yang enak, sudah pasti ramai.

4. Likeable

Saat Anda memasuki pusat perbelanjaan terkenal, kebanyakan staff yang bekerja berpenampilan menarik dan bertutur ramah kepada setiap pelanggan yang ada. Apakah itu hanya sekadar kebetulan? Selain mengikuti prosedur yang ada, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kulka dan Kessler pada tahun 1979, ganti rugi pada kasus kecelakaan saat korbannya memiliki penampilan yang menarik rata-rata mendapatkan ganti rugi sebesar $10.051. Sedangkan jika korbannya berpenampilan tidak menarik, rata-rata hanya mendapatkan ganti rugi sebesar %5.263.

Prinsip influence Likeable adalah bagaimana caranya Anda menjadi seseorang yang bisa disukai. Karena prinsipnya adalah:

“Kecenderungan berkata ‘ya’ kepada orang yang disukai. Berpenampilan menarik dan bertutur kata baik.”

5. Otoritas

Jika saat ini Anda berprofesi sebagai sales atau marketing, Anda wajib menaikkan postur Anda untuk memperbesar faktor closing. Karena berdasarkan prinsip influence otoritas:

“Kecenderungan orang mematuhi kata-kata atau rekomendasi mereka yang dianggap lebih secara postur, ilmu, atau gelar.”

Itulah sebabnya mengapa mahasiswa mematuhi kata-kata dosen, karena dianggap lebih secara gelar dan ilmu. Itu juga sebabnya mengapa adik mematuhi kakaknya, karena dianggap lebih secara postur.

Jika Anda ingin memiliki otoritas, mulailah berpakaian dengan rapi. Contoh gaya berpakaian orang-orang sukses. Berbicaralah dengan orang-orang terkenal. Tapi jangan sekali-kali Anda mencoba untuk menduplikasi seseorang yang memiliki otoritas, karena postur Anda berbeda dengan mereka.

6. Kelangkaan

Pernahkah Anda mendengar/melihat kalimat promosi seperti ini?

“Telepon sekarang juga, hari Senin harga naik!”

“Harga berlaku hanya untuk 100 orang pertama.”

“Sisa 10 lagi!”

Biasanya, semakin langka sesuatu, maka semakin emosional permintaan.

Semakin langka sesuatu, semakin ‘emosional’ permintaan. Sesuai dengan prinsip influence kelangkaan:

“Keterdesakan membuat orang termotivasi untuk membeli. Ciptakan penawaran yang terbatas, baik waktu ataupun kuantitas.”

Teknik influence tanpa delivery yang sesuai janji akan menimbulkan kekecewaan. Jika Anda menjanjikan sesuatu, pastikan Anda bisa memenuhinya. Maka dari itu, berjanjilah sesuai dengan kemampuan Anda.

Untuk pembahasan lebih lengkap mengenai Teknik Influence, Anda bisa menontonnya di halaman ini >>> KLIK

Sebelum Memutuskan Berbisnis Tahun 2019, Anda Wajib Tahu Hal Ini!

Tidak hanya satu dua orang yang menunda terjun ke dalam dunia bisnis karena memikirkan strategi. Padahal jika baru pertama kali berbisnis, hal yang pertama kali harus dipikirkan adalah bagaimana membuat dapur ngepul, bagaimana caranya mendapatkan uang dengan menjual produk Anda. Bagi Anda yang baru pertama kali berbisnis, materi ini sangat cocok untuk Anda. Sembari Anda mencari ide bisnis di tahun 2019, tidak ada salahnya untuk membaca artikel yang bermanfaat dan membuka pikiran Anda.

Simply Selling intinya mempelajari ilmu penjualan sesederhana mungkin. Selling dan marketing adalah dua hal yang berbeda. Selling intinya closing, bagaimana caranya Anda harus menjual produk yang ada. Sedangkan marketing adalah sebuah strategi untuk membuat promosi dan mengenalkan produk Anda ke publik. Zaman sekarang, marketing tidak hanya dijalankan secara offline, tetapi juga online. Karena masih pemula dan belum memiliki banyak modal, banyak pengusaha yang memulai berjualan secara online, bisa jadi untuk menekan modal awal, Anda juga harus memikirkan bisnis online yang bakal ngetren di tahun 2019!

Tujuan dari selling adalah membuat calon pelanggan mau mencoba produk Anda, sedangkan tujuan pemasaran adalah memuaskan pelanggan dan menguntungkan perusahaan. Selling adalah bagian dari marketing.

Kebanyakan pemasaran yang ada di Universitas, hanya cocok untuk dijalankan di level perusahaan multinasional bukan UKM.  Di Universitas hal yang harusnya dipelajari oleh pengusaha justru dipisah-pisah seperti manajemen SDM, manajemen Pemasaran, Keuangan, Operasional. Padahal keempatnya penting untuk pengusaha. Begitu belajar pemasaran, pemasarannya cocok untuk perusahaan multinasional, jadi artinya? Anda dipersiapkan untuk jadi karyawan.

Jika Anda ingin memulai usaha, mulailah menjadi reseller suatu produk dulu. Belajarlah bagaimana caranya menjual. Setelah bisa menjual produk secara konsisten, kemudian pikirkan bagaimana caranya membuat produk Anda sendiri.

Promotion adalah tahap yang harus Anda lakukan setelah Anda menguasai ilmu selling. Promotion, artinya Anda melakukan sebuah kampanye untuk menjual produk Anda. Setelah promotion, ada yang disebut dengan Positioning.

Positioning adalah strategi untuk memenangkan persaingan. Positioning harus sesuai dengan kampanye yang dilakukan. Misalkan Anda menjual obat herbal, Anda melakukan kampanye seperti, “Obat ini bisa menyembuhkan radang dalam 5 menit!” Berarti obat Anda benar-benar harus berkhasiat dalam waktu 5 menit, jangan sampai sesuatu yang Anda janjikan tidak terbukti. Tujuan positioning adalah merumuskan strategi agar Anda memenangkan persaingan.

Sejauh ini Anda sudah mengetahui tentang Selling, Promotion dan Positioning. Selanjutnya adalah branding. Branding berarti Anda menaikkan value dari brand Anda. Ketika pelanggan sudah setia dengan satu brand, mereka tidak akan pindah meskipun competitor melakukan diskon besar-besaran. Mungkin banyak burger yang lebih enak dari McD, tapi adakah yang lebih laris dari McD? Tidak ada. Itu semua karena branding dari merek McD sendiri. Karena tujuan dari branding adalah membuat pelanggan Anda tetap loyal.

Bicara selling berarti tidak lepas dari formula harga. Jika kita membicarakan harga, berarti kita membicarakan harga yang dibayar dan benefit yang diharapkan. Pembelian terjadi karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil atau sama dengan benefit yang dharapkan. Jika pelanggan sudah berekspektasi benefit tinggi tapi yang didapat kurang dari itu, maka pelanggan akan kecewa. Minimum adalah biaya yang dikeluarkan sama dengan benefit.

Selling bukan ilmu untuk menipu orang, Selling  adalah ilmu menyampaikan informasi sejelas-jelasnya kepada calon konsumen. Sebagai pengusaha, Anda harus mengetahui ada 3 tipe penjual:

1.Order Seeker, fokusnya hanya menjual barang, hubungan dengan cenderung jangka pendek, dan pelanggan harus membeli produknya. Dampaknya, pelanggan hanya beli satu kali, tidak ingin bertemu lagi dan hal yang disampaikan ke orang lain adalah, “Jangan dekat-dekat dia.”

2.Professional, fokusnya membangun relasi, selalu mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan pelanggan ataupun calon pelanggan, berhubungan dengan pelanggan jika diperlukan. Dampaknya, pelanggan akan membeli produk jika ditawari, hal yang disampaikan ke orang lain adalah, “Aku rekomen dia.”

3.Konsutan, fokusnya adalah membuat pelanggan puas, dicari-cari oleh pelanggan karena selalu mengutamakan solusi. Hubungan dengan pelanggan cenderung langgeng sudah seperti teman sendiri. Dampaknya pelanggan senang mencari-cari, senang ditemui dan akhirnya menyampaikan ke orang lain, “Aku percaya dia.”

Ingat kutipan dari Kerry L. Johnson, “83% Closing terjadi karena pembeli menyukai penjualnya.”

Jika ini adalah bisnis pertama Anda, Anda tidak perlu khawatir. Bahkan mungkin Anda sudah menemukan Ide Bisnis yang Ngetren di tahun 2019?

Simak video lengkap mengenai Simply Selling DI SINI!

Technician Manager Entrepreneur (TME)

Pernahkah Anda mendengar istilah ‘Teknisi Karatan’? Istilah ini diadaptasi dari frameworknya Michael E. Gerber dalam bukunya yang berjudul The E Myths. Para pakar mengatakan bahwa buku ini adalah ‘bible’nya entrepreneur. Adanya istilah ini bertujuan agar Anda tidak terjebak menjadi pengusaha yang terlalu lama berkutat dalam hal teknis atau disebut teknisi karatan. Dari mindset ini saja Anda bisa gagal dalam berbisnis ataupun sukses dalam berbisnis.

Survey dilakukan pada 1 juta UKM di US. Hasilnya, 40% bisnis jatuh di tahun kedua, 80% jatuh di tahun kelima, dan 96% jatuh di tahun kesepuluh. Hanya 4% yang mampu bertahan. Kenapa bisa seperti itu? Apa rahasianya? Bagaimana pola kegagalannya?

Dalam dunia entrepreneur, ada yang disebut dengan teknisi. Teknisi bertugas untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis, dan teknisi bekerja di masa sekarang. Misalnya, ada seorang pengusaha restoran memulai bisnis dari kemampuan memasaknya atau jika Anda ahli mengoprek mesin motor dan Anda membuka bengkel, berarti Anda adalah teknisi bengkel.

Teknisi juga berarti Anda masih mengerjakan semuanya sendiri, dan proses berjalannya bisnis masih bergantung pada kemampuan Anda. Salah satu contoh kesombongan orang yang mengerti hal teknis adalah sering mengatakan, ‘Kalau tidak ada saya, bisnis ini tidak jalan.’

Ada juga manajer. Seorang manajer, bekerja di masa lalu. Biasanya, pekerjaan seorang manajer adalah mengobrak-abrik data-data yang ada sebelumnya. Menemukan kesalahan dalam proses, mempertanyakan pengeluaran yang tidak sesuai, dan lain lain.

Lain dengan seorang entrepreneur yang bekerja di masa depan. Seorang pengusaha seharusnya sudah memiliki kemampuan untuk membaca masa depan dan mempertajam visinya. Pengusaha biasanya melakukan hal-hal seperti mengikuti pameran, training untuk membuka wawasan baru, jalan-jalan untuk membuka networking, membuka hubungan dengan para stakeholder dan sebagainya.

Saat pengusaha sudah memiliki banyak manajer. Pengusaha akan sedikit melangkah mundur dan membiarkan manajer-manajernya bekerja. Masalah-masalah yang ada diselesaikan oleh teknisi dan dipantau oleh manajer. Tugas pengusaha hanya tinggal mengarahkan.

Jika kita ingin membangun usaha, apakah kita harus menguasai semuanya? Tentu saja tidak. Jika Anda ingin membuka rumah makan, Anda tidak harus menjadi koki, juga tidak harus pintar memasak. Jangan sampai Anda membuang-buang waktu dengan mengikuti kursus memasak selama bertahun-tahun dan baru membuka rumah makan di tahun kesepuluh! Dari segi waktu dan biaya, sudah pasti Anda harus membayar tinggi. Solusinya, berkolaborasilah dengan orang yang memiliki pengalaman memasak lebih dari 10 tahun.

Jika Anda ingin menjadi entrepreneur, jangan terbiasa menepuk dada, ‘Kalau gak ada saya, bisnis ini gak jalan..” belajarlah menepuk bahu, ‘Kalau nggak ada kamu, bisnis ini nggak jalan.. ‘

 

Entrepreneur berkata, ‘Kamu lebih tahu bagaimana harus jalan.’

 

Untuk materi bisnis lainnya, bisa Anda pelajadi DI SINI

Kondisi Sekarang – Kondisi Diinginkan (KSKD)

Kondisi Sekarang – Kondisi Diinginkan (KSKD)— Jika Anda diminta untuk membayangkan diri Anda 2 sampai 3 tahun lagi, apa yang ingin Anda capai? Apa yang menjadi tujuan Anda? Selain itu, Anda juga harus memikirkan kondisi Anda saat ini, sebagai bahan perbandingan terhadap kondisi di masa depan.

KSKD berfungsi untuk memetakan kondisi kita saat ini, dan bagaimana kondisi kita yang kita inginkan di masa depan. Untuk mencapai kondisi yang kita inginkan di masa depan, kita harus menuliskan juga cara apa saja yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Misalnya, kondisi Anda saat ini adalah pengusaha pemula yang baru saja memulai bisnis. Anda menuliskan 2 – 3 tahun lagi Anda sudah jadi pengusaha sukses yang memiliki omzet minimal 100 juta/bulan. Maka Anda juga harus memikirkan hal apa saja yang bisa Anda lakukan untuk mencapai tujuan Anda.  Anda bisa memulai dari mencari mentor bisnis yang tepat, banyak membaca buku tentang entrepreneurship, mengikuti training atau seminar, dan sebagainya.

Faktor keberhasilan dalam KSKD biasanya meliputi 3 hal:

  1. Faktor Bumi

Faktor bumi yang dimaksud di sini adalah fakor keilmuan. Jika kita ingin menjadi pengusaha sukses, maka pelajarilah apa yang diketahui oleh para pengusaha sukses seperti manajemen bisnis, keuangan, leadership dan lain-lain.

  1. Faktor Manusia

Faktor manusia tentunya tidak luput dari attitude atau sikap. Meskipun seseorang mempunyai skill yang mumpuni, tapi ketika tidak memiliki attitude yang bagus, maka skillnya akan terasa sia-sia. Faktor keberhasilan manusia hanya dipengaruhi skill sebanyak 20%, sisanya ditentukan oleh attitude.

  1. Faktor Langit

Anda mungkin menginginkan kesuksesan, omzet besar, karyawan yang baik dan loyal. Tapi, ketika itu semua ada di tangan Allah, yang bisa kita lakukan hanya mencoba untuk memantaskan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Jika Anda sudah mengetahui apa yang Anda inginkan di masa yang akan datang, maka ada baiknya jika Anda mulai menuliskan apa saja yang harus Anda lakukan, agar keinginan Anda bisa terwujud.

Untuk mempelajari materi bisnis lainnya, KLIK DI SINI