Cek No. 3 Akan Membuat Anda Terkejut! Penjualan di Online Shop Menurun? Berikut 5 Masalah dan Solusinya.

Berdasarkan data dari depkop.go.id per Maret 2017 jumlah pengusaha Indonesia meningkat sebanyak 3,1% ini berita bagus, namun tidak sedikit pula yang memutuskan untuk berhenti, gulung tikar, kembali jadi karyawan pabrik, dan lain-lain karena usahanya rugi, entah karena ditipu, uang dibawa kabur, penjualannya stagnan atau bahkan menurun.

Sebelum bisnis online Anda kepentok tiang listrik lantas gulung tikar, ada baiknya Anda menyimak artikel 5 masalah utama kenapa penjualan di online shop Anda menurun dan bagaimana solusinya. Tentu masalahnya bukan hanya 5 saja, tapi kami hanya memilih 5 ini yang menurut kami paling umum terjadi di kalangan para pebisnis online.

1. Persaingan harga

Dalam laporan Nielsen yang bertajuk Indonesia Ocean of Opportunities, penjualan e-Commerce Indonesia pada 2015 mencapai US$ 1,68 miliar. Konsumen dan penjual toko online bertambah setiap tahunnya, persaingan tidak mungkin dihindari.

Lebih detil lagi untuk Anda yang masih menggunakan marketplace untuk berjualan, bisa dilihat dari data tahun 2015 saja di Tokopedia dan Bukalapak sudah ada sekitar 300-400 ribu pelapak aktif dengan 3,3 hingga 6 juta produk aktif yang dijual di sana (tech in asia; 2016) dan pastinya sudah bertambah berkali lipat dalam beberapa tahun belakangan.

Dengan jumlah pelapak sedemikian banyak, bukan tidak mugnkin toko Anda tenggelam di antara penjual-penjual lainnya bahkan tidak dilirik oleh konsumen karena banyak toko lain menjual produk sama dengan Anda namun harganya jauh lebih murah.

baca juga;7 Hal yang Harus Anda Ketahui Tentang Marketplace

2. Jarang update produk

Berapa kali dalam seminggu Anda memperbaharui katalog produk dagangan? Yang terpenting bukanlah kuantitas tapi seberapa rutin Anda meng-update katalog Anda, jadi sehari update sekali asal rutin setiap hari jauh lebih baik ketimbang Anda sehari update 10 kali tapi besoknya tidak update sama sekali. Karena setiap hari akan ada puluhan ribu pengunjung baru di marketplace Anda dan biasanya yang muncul teratas di sistem pencarian adalah yang berbayar lebih dulu, diikuti oleh yang terbaru.

Anda tidak pernah tahu kapan puluhan ribu orang ini mencari produk Anda bisa jadi hari ini, besok, atau lusa, karena itu konsisten adalah kunci.

Ini tidak berlaku jika Anda memiliki Toko Online sendiri karena tidak ada toko orang lain yang akan menenggelamkan produk jualan Anda. Ketika trafik pengunjung sudah masuk ke Toko Online Anda, maka calon pelanggan tersebut sepenuhnya milik Anda.

3. Pembeli atau Pelanggan?

Kalau Anda adalah pengguna marketplace, maka yang Anda miliki adalah pembeli bukan pelanggan. Kemungkinan marketplace bisa menjadikan pembeli Anda sebagai Pelanggan sangatlah kecil karena marketplace dibuat berorientasi pada konsumen, misalnya Anda sebagai pembeli produk A dari lapak A dan ingin membeli lagi produk yang sama. Saat Anda masuk ke marketplace muncul lapak B yang menjual harga produk A lebih murah dengan review yang lebih bagus.

Pertanyaannya, apakah Anda akan tetap membeli produk A dari lapak A ?

Berbeda jika Anda punya toko online sendiri. Sebagai pengelola toko Anda sendiri, Anda memiliki database pembeli yang mana bisa Anda manfaatkan untuk memberikan konten yang bisa membuat pembeli Anda percaya pada kredibilitas toko Anda sekaligus meningkatkan branding produk Anda, sehingga mau repeat order produk Anda dan menjadi pelanggan yang loyal.

baca juga: Jualan di Marketplace atau Toko Online Sendiri?

4. Pemasaran kurang efektif

Dalam taktik pemasaran ada rumus 4P (product, price, place, promotion) yang bisa anda terapkan untuk mengubah dari pengunjung menjadi potensial customer lalu menjadi loyal customer. Akan terlalu panjang kalau dijabarkan di sini, intinya dengan mengenal produk Anda sendiri, lalu mempelajari pola perilaku konsumen dalam menentukan harga, tahu tempat dan waktu yang tepat untuk menjualnya disertai dengan kemampuan promosi yang baik entah menggunakan FB Ads, teknik SEO (baca artikel tentang SEO di sini), lalu memanfaatkan database pelanggan (tonton video tentang Data Mining oleh Fikry Fatullah di sini), Anda bisa menghemat budget untuk marketing dan tetap mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

Tonton Video Jaya Setiabudi – Simply Selling disini , juga tentang Simply Marketing disini .

5. Produk Tren Sesaat vs Potensial

Pikirkan kembali apakah produk Anda itu termasuk tren sesaat yang hanya bisa bermanfaat di musim-musim tertentu lalu hilang trennya ataukah yang bisa dipakai kapan saja, awet, punya kenangan baik dengan konsumen Anda, terus diingat oleh orang (memorable) dengan kata lain, potensial?

Lakukan riset sederhana pada para konsumen-konsumen Anda apa yang mereka ingat dari produk Anda, apa yang membuat mereka kembali membeli produk Anda dan apa yang kira-kira bisa membuat mereka merekomendasikan produk tersebut untuk teman atau koleganya.

Kalau Anda baru akan berjualan ada baiknya membaca-baca tulisan Jaya Setiabudi tentang Produk yang Jelas Potensial Bukan Tren Sesaat disini .

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia, juga semakin meningkat pula pebisnis online-nya dan meningginya persaingan juga tidak terelakkan lagi. Maka salah satu cara untuk bertahan adalah sebisa mungkin Anda terus belajar dan belajar, mempelajari produk Anda sendiri, bisnis Anda, perilaku konsumen Anda, dan lain-lain sebagainya.

Selain 5 masalah yang disebutkan, apakah Anda juga pernah mengalami masalah yang belum disebutkan di atas, tapi sering dialami oleh pebisnis online lainnya? Tulis di komen ya. F!ght.

Maaf, Tapi Inilah Faktanya Jualan di Media Sosial.

Media sosial adalah platform yang dibuat dengan tujuan agar penggunanya bisa bersosialisasi, berjejaring dengan orang-orang di seluruh dunia tanpa harus repot-repot bertemu, mengunjungi tempat dan bertatap muka dengan mereka. Anda di Indonesia bisa berdialog dengan rekan Anda yang ada di Kanada, misalnya tanpa perlu repot-repot beli tiket, mengurus passport, visa, dan lain sebagainya untuk datang ke negaranya.

Di Indonesia sendiri, seiring dengan bertumbuhnya pengguna Internetnya, dari 88 juta pengguna tahun 2014 meningkat jadi 132,7 juta pengguna per tahun 2016 (survei APJII tahun 2016) meningkat pula pengguna media sosialnya.

Menurut data statista per Mei 2016 saja pengguna Twitter di Indonesia menempati urutan ketiga terbesar di dunia, yakni 24,34 juta. Untuk Facebook, pengguna dari Indonesia per April 2017 menurut wearesocial sebesar 111 juta pengguna menempati urutan keempat di bawah Brazil dan India. Untuk instagram, Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna instagram terbesar se-Asia (kompas, tempo dailysocial). Fantastis!

1. Media Sosial Berfungsi sebagai Media Jual-Beli

Dari data jumlah pengguna yang dijabarkan di atas, banyak dari pebisnis online termasuk pengelola media sosial sendiri melirik peluang manfaatnya untuk pemasaran digital. Terbukti diluncurkannya fitur facebook ads, pixel, dan canvas.

Di Twitter sendiri ada juga fitur Twitter Ads, Instagram juga membuat platformnya menjadi dwifungsi sehingga pengguna bisa mengubah akun pribadinya menjadi khusus versi bisnis, juga ada instagram ads.

Para pebisnis online ramai-ramai memanfaatkan fitur-fitur ini, menggunakan page Facebook untuk toko, Instagram untuk katalog. Media sosial yang awalnya digunakan untuk berteman perlahan beralih fungsi menjadi platform untuk berjualan.

2. Trafik Tinggi

AJPII di data hasil polling yang diluncurkan 2016 lalu mengungkapkan, sebesar 129,2 juta pengguna internet di Indonesia mengakses konten media sosial. Facebook menempati urutan pertama sebagai media sosial yang paling sering dikunjungi sebesar 71,6 juta pengguna, disusul Instagram sebesar 19,9 juta, lalu Youtube 14,5juta. Tak heran dengan pengguna sebanyak ini, internet merupakan ladang pemasaran digital yang menggiurkan.

3. Bisa Dipercaya?

Ada hal menarik dalam laporan Fraud Management Insight 2017 yaitu dari 10 negara yang disurvei, Indonesia adalah negara terendah tingkat kepercayaanya dalam bertransaksi digital.

Jadi kemana semua pengguna internet yang sangat tinggi yang ada di data sebelumnya?

Kemungkinan karena maraknya penipuan online yang terjadi, dilansir dari penelitian yang dilakukan Kapersky Lab, bahwa sebanyak 26% konsumen yang bertransaksi online di Indonesia mengalami penipuan ini dan sialnya, 80% penipuan transaksi tersebut terjadi di media sosial.

Bisa karena konsumen terlalu percaya atau tergiur harga barang yang murah, maka disinilah pentingnya mempunyai Toko Online dengan brand[dot]com sendiri. Dapat meningkatkan kepercayaan calon pelangan Anda, apalagi jika terdapat fitur-fitur yang mendukung keamanan bertransaksi online.

baca juga: Marketplace dan Toko Online

4. Bisa Tutup Kapan Saja

Apakah Anda masih ingat dengan Friendster? Kejadian atau kasus media sosial yang tutup karena terkalahkan oleh platform lain yang lebih ngetren. Hal ini juga bisa menimpa platform manapun termasuk Facebook, Instagram, Snapchat, Twitter, Path, ataupun lainnya. Karena kebiasaan manusia pasti bertumbuh, berkembang, dan berubah-ubah. Mungkin sekarang, media sosial yang Anda gunakan untuk berjualan masih pada masa jaya-jayanya, tapi ketika paceklik itu datang, sudah siapkah Anda?

tonton video : cara buka toko online

5. Media Sosial Bukan Toko Anda

Seberapapun besar transaksi yang berhasil Anda lakukan di akun media sosial Anda. Media sosial tetaplah media sosial, Anda tidak bisa secara otomatis mendapatkan database pelanggan Anda, tidak bisa melayani pembeli Anda secara otomatis, tidak menyediakan shoping cart untuk pembeli Anda, tidak bisa mengorganisir katalog produk Anda dengan baik, Anda juga tidak bisa menggonta-ganti tampilan toko sesuka hati Anda, hanya terbatas memuat konten tertentu dengan batas-batas tertentu pula.

Media sosial memang senjata yang bagus, tapi alangkah baiknya kalau senjata tersebut Anda gunakan untuk memperkuat diri Anda, dalam hal ini toko online Anda sendiri. Jadi, Anda tidak bergantung pada senjata Anda, tapi menggunakan senjata tersebut dengan baik.

Gunakan media sosial untuk mempromosikan toko online Anda, sehingga trafik toko online Anda naik. Buatlah konten yang menarik agar teman, followers, subscribers media sosial Anda tertarik untuk mengunjungi toko online Anda tersebut.

Jika dianalogikan, bukalah sebanyak-banyaknya stand pameran (media sosial) lalu giring mereka untuk datang langsung dan jatuh cinta dengan Toko Anda. Sehingga ketika nanti pameran tutup, pelanggan Anda tidak akan bingung saat ingin membeli produk Anda, tinggal datang saja ke Toko Anda.

Anda punya fakta menarik lainnya tentang fenomena media sosial yang perlahan jadi social commerce ini? tulis di komen ya. Fight!

7 Hal yang Harus Diketahui Jika Berjualan di Marketplace

Sebagai pengusaha atau baru akan memulai bisnis online, sangat disarankan untuk Anda mengetahui tentang medan perang yang akan atau sedang Anda hadapi, medan perang yang kali ini dibahas adalah marketplace. Marketplace itu apa sih? Marketplace adalah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu dalam satu wadah dan bisa saling bertransaksi satu sama lain, seperti Mall atau pasar.

Apa saja sih yang perlu kita ketahui jika kita berjualan barang di marketplace?

1. Gampang buatnya
Tidak bisa dipungkiri bahwa membangun lapak di marketplace memang jauh lebih mudah Anda tinggal membuat akun di marketplace yang sesuai dengan bisnis yang Anda kelola, posting foto-foto produk beserta harga dan keterangannya, lalu optimasikan menggunakan fitur-fitur yang sudah tersedia, baik yang gratis maupun berbayar dari marketplace tersebut.

2. Ramai seperti mall
Marketplace atau pasar yang bagus biasanya sudah ramai pengunjung. Ibarat kalau Anda buka stan di pasar atau di mall yang ramai, selalu ada pengunjung yang nyasar, masuk dan lihat-lihat dagangan Anda yang lalu membeli produk Anda.

3. Persaingan Ketat
Namanya juga pasar, tempat banyak pedagang lainnya siap bersaing dengan Anda, bisa dilihat dari data tahun 2015 saja di Tokopedia dan Bukalapak sudah ada sekitar 300-400 ribu pelapak aktif dengan 3,3 hingga 6 juta produk aktif yang dijual di sana (tech in asia; 2016) dan pastinya sudah bertambah berkali lipat dalam beberapa tahun belakangan. Banting-bantingan harga, membuat akun kloningan untuk membuat komentar atau testimoni demi menaikkan rating toko, dua hal tersebut adalah beberapa cara yang kerap dilakukan demi bersaing di medan perang bisnis online ini, meskipun Anda sudah menggunakan akun berbayar atau sudah berlangganan iklan yang bisa menempatkan produk Anda berada di halaman terdepan hasil pencarian di masing-masing marketplace, persaingan ini tetap tidak bisa dihindari.

4. Iklan Semaunya
Jangan kaget jika suatu ketika di postingan barang Anda yang laris terjual tiba-tiba dikomentari toko lainnya yang menjual barang serupa dengan harga yang lebih murah, atau komentar yang isinya hanya mengiklankan bisnisnya sendiri yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan barang daganyan Anda. Istilah salah kaprah yang digunakan adalah Growth Hack, jadi Anda mendompleng ketenaran di akun toko lain yang banyak pengunjungnya sambil berharap, ya siapa tahu ada yang melihat komentar Anda tersebut dan tertarik mengunjungi lapak Anda juga.

5. Tampilan
Anda tidak akan bisa membuat tampilan toko jadi sesuai dengan keinginan Anda meskipun Anda member premium yang sudah bayar bulanan. Marketplace ibarat pasar, mall, Anda menyewa lapak yang sudah disediakan oleh marketplace tersebut. Ya, namanya juga numpang, mau gimana lagi.

6. Umur
Persaingan tidak hanya ada di ranah para penjual, tapi juga para pengelola marketplace sendiri, Lazada yang memiliki data 53,8 juta pengunjung per bulan (sedikit lebih banyak di atas Tokopedia) saja meng-iya-kan tawaran Alibaba untuk memiliki 83% saham atas mereka karena melihat kemungkinan dan peluangnya Amazon memasuki ranah industri bisnis online di Indonesia (katadata; 2017). Marketplace lain mau tidak mau juga melakukan hal yang sama, semata-mata demi untuk bertahan dari gempuran persaingan yang mana kemungkinan terburuknya adalah pengelolaan marketplace tempat Anda berjualan tidak sanggup lagi bertahan lalu tiba-tiba bangkrut dan Anda tidak sempat membackup semua data dagangan Anda, database pembeli Anda dan lain sebagainya yang membuat Anda terpaksa harus memulai kembali segalanya dari nol.

7. Tentang Fitur
Fitur yang ada di marketplace tentu terbatas, sebagai gambaran Anda bisa melihatnya di sini. Berbeda jika Anda membuat Toko Online sendiri, seperti di yukbisnis.com Anda dapat memilih fitur atau plugin mana saja yang mau Anda gunakan. Antara lain seperti; sms reminder, sms blast, count down timer, kupon, live chat, email marketing, chat checkout, wishlist, dan masih banyak lagi.

Sebagai pebisnis online, Marketplace dengan segala kekurangan dan kelebihannya tentu bukan hanya medan perang tapi bagaimana jika Anda bisa memanfaatkan pengetahuan tentang medan perang Anda ini sebagai senjata untuk mengembangkan bisnis yang sedang/akan Anda bangun.

Bagaimana caranya?

1. Buka akun di marketplace besar yang sedang bakar uang untuk promosi dan juga di socmed yang sedang tren. Misalnya Tokopedia, Bukalapak atau Shopee. Untuk sosmed manfaatkan fitur-fitur yang ada di facebook, instagram, atau aplikasi line@.

2. Gunakan merek dagang Anda, jika Anda adalah pemilik merek. Jika sekadar penjual, gunakan nama toko. Lakukan promosi dan update produk secara konsisten di semua marketplace, socmed dan aplikasi lainnya, tempat Anda memajang produk.

3. Bangun website (toko online) atau Brand[dot]com Anda sendiri toko online milik Anda sendiri, benar-benar milik Anda sendiri sebagai pengelolanya untuk jangka panjang dan permanen. Penjualan di marketplace dan socmed adalah tujuan jangka pendek untuk mendapatkan omzet instan, membangun merek dan sundulan trafik ke web Anda.

4. Optimasikan SEO di web Anda, agar sundulan trafiknya menaikkan kata kunci yang potensial.
Dengan konsisten menggunakan 1 nama toko atau merek Anda, maka web Anda akan mudah ditemukan saat di-googling. Ingat, konsistensi menciptakan eksistensi. Jadi, sudah siap bikin toko online?

Jualan di Marketplace atau Toko Online Sendiri?

Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Pada artikel kali ini akan membahas tentang cara kerja, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semakin hari semakin banyak orang di Indonesia yang merasa lebih nyaman untuk belanja secara online.

Dengan kenyamanan tersebut, mereka semakin menyadari kemudahan dan menghemat waktu dengan berbelanja secara online. Hal ini terjadi karena koneksi internet di Indonesia semakin cepat dan semakin murah. Smartphone atau tablet semakin murah juga. Jadi tidak heran jika pertumbuhan omset belanja online di Indonesia menunjukkan peningkatan secara tajam.

Untuk memanfaatkan situasi ini, tentu Anda berpikir memulai bisnis online dan bagaimana caranya?

Ada banyak cara, strategi dan platform atau sistem yang dapat Anda gunakan untuk menjual secara online. Saking banyaknya pilihan, maka orang awam jadi bingung dan tidak tahu harus mulai dari mana.

Bagaimana dengan marketplace?

Salah satu alternatif untuk menjual secara online adalah dengan jualan di marketplace atau istilah sederhana dalam Bahasa Indonesia adalah jualan di PASAR online.

Beberapa marketplace yang populer di Indonesia (mungkin Anda pernah lihat iklannya, baik di internet, di social media atau bahkan di televisi) diantaranya:

  1. Tokopedia
  2. Shopee
  3. Buka Lapak
  4. Lazada
  5. Elevania

Cara Kerja Marketplace

Marketplace atau pasar online punya cara kerja yang berbeda lagi. Marketplace populer seperti Tokopedia atau Shopee mempertemukan banyak penjual dengan banyak pembeli. Mereka menyediakan tempat, fasilitas dan infrastruktur agar penjual dengan pembeli bisa dengan mudah melakukan transaksi.

Jadi perusahaan marketplace seperti ini tidak menjual produknya sendiri, mereka tidak punya stok produk, mereka hanya menyediakan fasilitas dan sistem agar transaksi antara penjual dengan pembeli bisa mudah dilakukan. Tetapi mereka melangkah lebih jauh, dimana perusahaan marketplace ini juga menjadi mediator atau pihak tengah yang memastikan transaksi yang dilakukan lebih aman.

Kelebihan dan Kekurangan Jualan di Marketplace.

Setelah Anda mengetahui cara kerja marketplace, saya akan membahas apa kelebihan dan kekurangan jualan di marketplace. Saya mulai dulu dari kelebihannya, baru setelah itu kekurangannya.

Kelebihan Jualan di Marketplace.

  1. Mudah untuk mulai jualan karena sistem dan prasarana sudah disediakan. Penjual relatif tinggal buka akun, upload foto-foto dan keterangan produk. Selesai! Kemudahan seperti ini sangat disukai oleh orang-orang yang masih awam.
  2. Marketplace atau pasar yang bagus biasanya sudah ramai pengunjung. Ibarat kalau Anda buka stan di pasar atau di mal yang ramai, selalu ada pengunjung yang nyasar, masuk dan lihat-lihat dagangan Anda yang lalu jadi customer Anda.

Kekurangan Jualan di Marketplace.

  1. Marketplace yang ramai biasanya pasti ada banyak sekali penjual sehingga kemungkinan besar ada banyak penjual yang menjual barang yang sama sehingga yang seringkali terjadi adalah terjadi perang harga akibat tingkat persaingan yang tinggi sehingga biasanya low profit margin.
  2. Pelanggan Anda dengan mudah pindah ke penjual lain karena seperti sebuah pasar, mereka akan dengan mudah ‘look around’ atau lihat-lihat ke penjual lain dan akhirnya kecantol di tempat lain.
  3. Anda tidak sedang membangun brand dari bisnis jualan online Anda karena customer Anda seringkali hanya ingat nama website atau perusahaan marketplacenya, jarang sekali bisa mengingat brand atau nama toko Anda.
  4. Anda tidak punya kontrol terhadap tempat jualan Anda karena sebetulnya Anda hanya ‘nunut’ jualan di tempat orang lain. Suatu saat, perusahaan marketplace bisa merubah aturan main atau membuat peraturan baru yang tidak menguntungkan Anda. Mereka berhak merubah aturan main karena ini adalah tempat mereka, Anda harus mengikutinya, jika tidak mau, silakan pergi (kasarannya seperti itu).

Poin no 4 diatas sebenarnya mirip dengan situasi jika Anda jualan di Mall. Salah seorang, pernah jualan arloji di sebuah mall ramai di Surabaya. Omset dan profit sangat bagus. Pihak mall lalu menaikkan uang sewa secara kontinyu, tiap 6 bulan, biaya sewa naik sehingga profit semakin menurun.

Saat biaya sewa yang sudah mencekik leher, tiba-tiba mall memutuskan jenis barang yang dijual teman saya itu tidak boleh dijual (arloji branded KW). Akhirnya gulung tikar lah teman saya ini.

Itulah yang bisa terjadi saat Anda jualan di tempat orang lain, dimana Anda tidak punya kontrol sepenuhnya di tempat tersebut.

Oleh sebab itulah, disarankan bagi Anda untuk membangun Toko Online Anda sendiri, yang kelebihan dan kekurangannya akan dibahas berikut ini.

Kelebihan dan Kekurangan Jualan di Toko Online Sendiri

Bisnis Anda belum benar-benar berbisnis online (full online), jika Anda tidak membangun atau memiliki website yang Anda miliki dan punya kontrol sepenuhnya. Sangatlah riskan jika Anda membangun  bisnis Anda dan bergantung sepenuhnya pada tempat atau website orang lain seperti Facebook,Instagram, Marketplace, Forum dan lain-lain).

Jika Anda membangun toko online Anda sendiri, apa kelebihan dan kekurangannya?

Kekurangan Jualan di Toko Online Sendiri

Anda harus belajar mendatangkan traffic atau visitor atau pengunjung ke toko Anda sendiri. Tidak seperti marketplace yang biasanya sudah ramai pengunjung, Anda perlu belajar berbagai cara marketing dan promosi agar toko Anda bisa ramai.

 

Kelebihan Jualan di Toko Online Sendiri

  1. Anda memiliki kontrol sepenuhnya terhadap website atau toko online Anda. Tidak ada orang lain yang bisa mengusir atau melarang Anda jualan produk yang Anda jual. Anda bisa buat program promo atau apapun terserah Anda.
  2. Dengan memiliki website sendiri (dengan nama domain toko Anda), otomatis Anda sedang membangun brand toko Anda sendiri, dengan kata lain Anda sedang membangun sebuah aset.
  3. Customer Anda bisa dengan mudah ingat brand/website Anda sehingga bisa dengan mudah kembali belanja ke toko Anda lagi.
  4. Tidak ada penjual lain di toko Anda, sehingga tidak akan terjadi perang harga. Selain itu customer Anda tidak dengan mudah ‘nyasar’ ke penjual lain seperti yang sering terjadi kalau di marketplace.
  5. Anda bisa membuat dan memiliki nama toko online sesuai dengan nama brand Anda sendiri, tanpa bayang-bayang nama marketplace.

 

Jangan ngaku pebisnis online, jika toko online Anda belum punya plugin SMS reminder!

SMS reminder yaitu aplikasi untuk berkomunikasi dengan pelanggan via sms secara otomatis. Selain untuk keperluan pemberitahuan transaksi, status order, juga dapat digunakan untuk follow up pembayaran secara otomatis. Aplikasi ini sangat berpengaruh menaikkan nilai konversi dan pelayanan toko Anda. SMS Reminder, hal sepele yang bisa menumbuhkan bisnis Anda.

Salah satu tantangan dalam bisnis online yaitu mendapatkan kepercayaan konsumen. Mereka butuh tahu dimana posisi barang pesanan, transaksinya berhasil atau tidak, dan barangnya sudah dikirim atau belum.

Dengan SMS reminder, konsumen mendapatkan bentuk konfirmasi dari semua keraguannya. Otomatis, pelayanan kita akan dinilai baik oleh mereka.

Selain itu SMS reminder juga dapat kita gunakan untuk follow up pembayaran secara otomatis pada konsumen, yang akhirnya menaikkan nilai konversi. SMS reminder haruslah otomatis, agar kita tidak repot SMS satu-satu.

Apalagi jika ratusan atau ribuan konsumen yang kita layani. Tak terbayang jika harus SMS secara manual, bagaimana coba repotnya?

Jangan ngaku Pebisnis Online, kalau toko online-nya belum punya plugin SMS reminder!

Plugin SMS reminder di yukbisnis.com akan bekerja di 4 situasi. Apa sajakah itu?

  1. Sms yang dikirim saat pemesanan.
  2. Sms pengingat jika pesanan belum di bayar lebih dari 1 hari.
  3. Sms pemberitahuan saat pembayaran diterima.
  4. Sms pemberitahuan saat pesanan sudah dikirim.

Jadi, ratusan konsumen Anda akan mendapatkan pemberitahuan otomatis disetiap kegiatannya, tanpa harus jempol Anda yang bertindak.

Terus kitanya ngapain?

Tugas Anda sebagai business owner sudah seharusnya fokus dalam strategi marketing dan pengembangan bisnis.Itu juga jika Anda ingin bisnisnya berkembang. Kalau tidak juga ya rapopo, selamat bersusah payah dengan jempol dan armada CS Anda ya.

Tunggu apalagi? Segera hijrah dari semi online ke online!

Buka toko online dan pasang plugin SMS Reminder disini.