Kenapa harus berpartner atau bermitra?
Kenapa tidak ambil sebagai karyawan saja? Itulah pertanyaan mendasarnya..
Berpartner dalam artian membagi saham (kepemilikan) seperti menikah dengan seseorang. Mereka hadir dalam kehidupan kita.
Jika tak cocok, tak bisa begitu saja dipecat, karena ada kepemilikan saham yang harus kita beli balik. Itu pun kalo dia mau.
Meski Anda memberi saham kosong (tanpa bayar), jika sudah masuk di akte notaris pendirian perusahaan, artinya sah sebagai pemilik.
Banyak bisnis yang bagus, namun gagal bertumbuh karena ada 2 (atau lebih) Jendral dalam 1 peperangan.
Atau berpartner dengan orang yang tidak kompeten atau komplimen (melengkapi) skill Anda. Hanya sekadar karena gak enak atau keceplos.
Parahnya kesepakatan bagi saham adalah Rata, tapi saat kerja Tak Rata. Ribut lagi..
Karena merasa tak mendapat Keadilan semangat mengembangkan bisnis pun pudar, tutup kemudian.. Buka sendiri-sendiri..
Atau.. berujung di pengadilan, baik perdata atau dicari-cari pidananya. Dulu kawan, sekarang lawan. True story..
“Jadi Mas J menyarankan untuk tidak berpartner?”
>> Tak ada 1 pun bisnis saya yang saya miliki sendiri. Nah loh.. terus..?
Inilah saran saya untuk menghindari hal-hal tadi saat berpartner..
- Kompromi : Berpartner itu seperti menikah, tak selalu sesuai dengan keinginan kita. 1 + 1 kadang jadi 1,75 sebelum bertumbuh menjadi 3 bahkan 10. Ada yang dikompromikan untuk menuju kemenangan bersama. Yang masih jomblo pasti susah bayanginnya.
- Teruji : Jangan buru-buru mengangkat seseorang sebagai pemegang saham. Bisa mulai dari konsultan, staff atau manager, setelah teruji dengan waktu, baru masukkan sebagai pemegang saham.
- Melengkapi : Pilihlah partner karena melengkapi skill yang tak Anda miliki. Misal Anda lemah di manajemen, cari yang jago manajemen.
- Jelas : Ada kejelasan Wewenang dan Kerjaan. Jelas juga siapa jendral yang memutuskan, siapa yang mentaati.
- Komitmen : Masih seperti menikah, sebisa mungkin memegang komitmen untuk tetap bertahan. Jangan sedikit-sedikit bilang ‘talak’. Kapan dewasanya…?!
- Legowo : Keadilan menurut siapa? Kebenaran menurut siapa? Masing-masing punya versinya. Berbesar hatilah untuk mencapai tujuan yang besar. Mengalah bukan berarti kalah.
- Sportif : Akui kesalahan, wong namanya juga manusia. Anggap dia saudara sendiri. Saling mengingatkan dengan cintaaahh..
- Pisah Baik-baik : Kalo memang tetap harus berpisah, hindari keributan. Mungkin dia bukan partner sampai tujuan, tapi partner Anda dalam perjalanan.
Angkatlah persaudaraan diatas uang. Jangan terbeli oleh uang dan membuat pembenaran nurani dalam kesalahan.
Berpartner tak harus sampai akhir, mungkin cukup sampai beberapa pulau ke depan, kemudian pisah dengan kenangan yang indah..
Let’s Grow Together.. with LoVe..