Pecah Kongsi Gak Perlu Pakai Ribut (2)

Salaman

 

Sebelum membaca artikel ini, baca bagian pertamanya di sini.

 

Kadang terjadi kasus dimana terjadi konflik antara para pemegang saham yang sekaligus  menjabat sebagai direksi. Pernah saya menangani suatu perusahaan keluarga yang mengalami masalah internal. Kebetulan kedua pihak menjabat sebagai Direksi, namun karena Direktur Utama dinilai melakukan pelanggaran anggaran dasar PT sehingga merugikan perusahaan, maka pemegang saham (termasuk direksi lainnya) mengadakan RUPS Luar Biasa untuk melakukan pemberhentian Sementara terhadap sang Dirut tersebut (yang diikuti dengan pemberhentian secara tetap setelah RUPS).

Sekalipun tidak menjabat sebagai Dirut, namun dia tetaplah pemegang saham perusahaan tersebut. Dan tetap berhak mendapatkan deviden atas saham yang dimilikinya. Continue reading →

Pecah Kongsi Gak Perlu Pakai Ribut (1)

Pecah

 

Seorang kawan datang kepada saya bercerita tentang bisnisnya. Ternyata dia sudah tidak lagi satu visi dengan partner kerjanya. Padahal boleh dibilang bisnisnya tergolong maju, brand nya juga sudah cukup dikenal khalayak ramai. Eh ternyata, tidak hanya satu orang yang datang kepada saya bercerita tentang persoalan serupa.

Jangankan yang berbisnis dengan teman dekat, saudara kandung pun bisa bersengketa.

Ketika menjalankan bisnis bareng dan ternyata tidak cocok. Yang jadi soal, bisnisnya udah mulai bagus, brand sudah “Ngetop”, aset perusahaan sudah banyak, gengsi sudah meningkat (eh, gak ding).

Sebut saja beberapa bisnis yang pecah kongsi seperti bisnis steak di Jakarta yang mulai kondang dikenal 3 tahun terakhir. Atau keripik asal Bandung yang beken karena level pedasnya.

Pertanyaan saya, siapa brand owner-nya? Siapa yang memiliki sertifikat merek nya?

Soal pendaftaran merek ini, malah ada pengusaha soto yang sudah mendaftarkan merek yang sama, menarik untuk dikaji siapa yang akhirnya menjadi pemilik merk tersebut. Asas pendaftaran merek sih tetap First come first serve, yang daftar duluan yang berhak. Tapi kalau hasilnya lain, wih, tunggu aja deh, gak berani komentar.

Memang mengenai branding itu gak sekedar masalah biaya pendaftaran merek, tapi effort yang sudah dikeluarkan untuk awareness kepada pelanggan, biaya yang keluar untuk promosi serta keringat dan air mata yang sudah bercucuran (alamak). Continue reading →

Tamasya Ke Kantor-kantor Terasyik Di Dunia

Kantor

 

Bukan rahasia lagi jika Google mempunyai kantor-kantor unik dan nyaman di seluruh dunia. Kantor tersebut bahkan mungkin lebih asyik daripada rumah Anda. Bayangkan jika Anda menjadi pengusaha sukses seperti Sergey Brin dan Larry Page, kantor seperti apa yang bisa Anda buat?

Salah satu kantor Google di Montain View, California lebih tampak seperti stadion raksasa ketimbang sebuah kantor. Di bagian luar, Anda bisa melihat beberapa meja berpayung dan kursi-kursi untuk duduk. Saat musim panas, mereka bahkan mengadakan pesta barbekyu di sana!

Terdapat 18 kafeteria untuk karyawan yang menyajikan beraneka macam makanan, dan semuanya gratis, tentu saja. Selain itu, kantor ini juga menyediakan 4 buah gym dengan personal trainer, fasilitas massage, dokter khusus karyawan, tempat untuk tidur siang dilengkapi musik relaksasi, bahkan Anda bisa nitip nge-laundry di dalam kantor.

Masih belum cukup? Google juga menyediakan fasilitas pinjam mobil plus bensinnya. Gratis! Continue reading →

Apa yang Sebenarnya Diinginkan Karyawan Anda?

Karyawan

 

Bukan rahasia lagi bila seorang karyawan yang nyaman dan puas dengan pekerjaannya adalah kunci dari kesuksesan bisnis Anda. Anda mungkin berpikir bahwa semakin besar Anda menggaji mereka, semakin besar pula loyalitas dan kepuasan mereka untuk menjalani pekerjaannya. Padahal, ada beberapa faktor lain yang mungkin luput dari perhatian Anda.

Berdasarkan data, 42% dari ketidaknyamanan di tempat kerja dikarenakan para pemimpin perusahaan tidak menjalin hubungan yang baik dengan karyawannya. 9 dari 10 pemimpin perusahaan mengatakan mengakrabkan diri dengan karyawan adalah penting untuk bisnis mereka.

Namun, pada kenyataannya, tiga perempat dari mereka tidak punya strategi untuk merekatkan hubungan baik dengan karyawan masing-masing.

 

Kenapa menjalin hubungan baik dengan karyawan itu penting?

Pertama, karyawan yang tidak akrab dengan bosnya menghabiskan uang perusahaan Anda lebih banyak. Penelitian Gallup menemukan bahwa pekerja yang tidak berhubungan baik dengan atasannya menghabiskan dana di Amerika sebesar $ 350 juta dalam setahun.

Kedua, karyawan yang punya hubungan baik dengan Anda pastilah akan membawa usaha Anda menuju kesuksesan. Perusahaan akan lebih maju hingga 10% dan meningkatkan pendapatan sebanyak 72%.

Ketiga, karyawan yang menyenangi atasannya akan menyelesaikan pekerjaan 50% lebih produktif dibandingkan yang tidak.

 

Uang adalah salah satu motivasi mereka, namun bukan yang paling besar.

Menurut McKinsey Quarterly, uang bukanlah segala-galanya yang dapat memotivasi karyawan.

  • 60% termotivasi karena bonus gaji yang didasarkan pada performa kerja mereka,
  • 67% termotivasi karena pujian dari atasannya,
  • 52% karena kenaikan gaji,
  • 63% karena perhatian dari bosnya,
  • 62% menginginkan untuk memimpin sebuah proyek di perusahaan tempat ia bekerja.

 

Jika karyawan memang tidak menginginkan uang, lalu apa yang sebenarnya mereka inginkan? Anda dapat membaca selengkapnya dalam infografik di bawah ini: Continue reading →

Membangun Tim Dengan Passion: Belajar Dari Facebook

Facebook

 

Facebook memperlakukan karyawannya dengan sangat baik: makanan gratis, laundry gratis, selama karyawan tersebut menghasilkan manfaat bagi perusahaan. Kuncinya adalah pada budaya perusahaan tersebut dan visi dari pemimpinnya, Mark Zuckerberg.

Mark punya cara yang menarik untuk merekrut karyawan penting. Biasanya jika sedang mewawancarai karyawan, seorang diretur atau manajer akan berkata, “Maaf, saya belum dapat mempekerjakan Anda. Semoga Anda beruntung di lain waktu.” Tetapi Mark malah mengajak calon karyawan tersebut jalan-jalan mendaki gunung, dengan pemandangan yang indah. Continue reading →