7 Poin Proposal Bisnis Yang Tokcer

Shuffle

Materi ini bukan untuk memoles sesuatu yang buruk menjadi cantik, tapi untuk memoles yang sudah cantik agar mempesona. Lantas jika belum cantik? Ya dirawat, dipupuk, disirami, biar cantik dan siap untuk dijual. Lha kalo untuk membuat cantiknya perlu biaya? Tawarkan bagi hasil yang lebih besar, karena resiko investor juga besar. Bisa saja anda poles dengan penawaran yang sensasional, namun jika nyatanya buruk, investor akan kecewa dan nama anda tercemar. Sebaliknya, ungkapkan dengan perhitungan wajar, bahkan konservatif. Jika ternyata hasilnya lebih, mereka akan puas dan nambah (invest) lagi. Memang closing-nya tak secepat yang ‘nggombal’, namun sekali puas, efeknya menggelinding tanpa henti.
Pertanyaan mendasar investor: Apa sih bisnisnya? Berapa modalnya? Berapa bagi hasilnya? Kapan balik modalnya? Bagaimana caranya? Hindari mengirimkan proposal bisnis anda. Mintalah waktu 10-15 menit untuk presentasi di hadapan mereka langsung. Ingat, bagaimanapun cara anda mempresentasikan jauh lebih berperan dalam closing, daripada isi proposal anda. Cari waktu dan tempat yang nyaman, bukan berisik dan harus teriak-teriak atau tergesa-gesa. Maksimal 10 halaman presentasi, sisanya masukkan ke lampiran. Keep It Short & Simple (KISS). Tawarkan max 30% dari total investasi ke masing-masing investor, pertama supaya tak dikuasai oleh dia, kedua biar nggak kelihatan miskin.
Berikut adalah poin-poin beserta urutannya….