Habis Lulus Ngapain?

Lulus

 

“Sekolah yang pinter ya nak, supaya setelah lulus bisa dapat kerja di perusahaan besar”. Mungkin kata-kata seperti ini masih sering kita dengar dari para orang tua murid. Kenapa tidak seperti ini,”Jangan sekedar cari ijazah nak, tapi juga ketrampilan dan jaringan, supaya kamu bisa jadi Pengusaha”. Memang sudah namanya budaya bangsa ini, jadi tidaklah mudah mengubah harapan orang tua kepada anaknya. Apa yang menyebabkan mereka lebih menyarankan anaknya untuk menjadi karyawan? Karena alasan keamanan dan kepastian? Dunia usaha adalah dunia minim kepastian dan sangat beresiko, katanya.

Arahan orang tua agar anaknya menjadi karyawan bukanlah masalah, selama sang anak sendiri yang menginginkannya. Namun dilematis jika sang anak punya keinginan berwirausaha, sementara orang tua menekan sang anak untuk menjadi karyawan seperti dirinya.

Continue reading →

Ingin Jadi Pengusaha? Garuk Dibagian Yang Gatal

Gatal

 

Salah satu buku bisnis yang sangat saya rekomendasikan untuk menghadapi dinamika bisnis kedepan adalah: Rework. Penulisnya adalah Jason Fried dan David Heinemeier Hansson yang juga merupakan pendiri 37Signals.

Salah satu bab yang paling menarik menurut saya dalam buku tersebut adalah: “Scratch your own itch” atau kalau saya terjemahkan secara bebas berarti: “garuk sendiri dibagian yang gatal.” Intinya, jika Anda bingung bisnis apa yang seharusnya Anda jalankan atau bisnis apa yang cocok untuk Anda, kenapa tidak coba mencari masalah yang Anda hadapi sendiri, selesaikan, dan bangun bisnis dari solusi masalah tersebut.

Berikut ini saya akan memberikan contoh 2 orang pengusaha yang sukses membangun bisnis dengan menjual solusi dari masalah yang mereka hadapi sehari-hari.  Continue reading →

Franchise Tipu-tipu

Tipu-tipu

 

Franchise atau waralaba adalah kata-kata yang tak asing akhir-akhir ini. Jika Anda sering membeli majalah bisnis, hampir tak terlewatkan iklan-iklan menjual franchise atau peluang usaha. Mulai dari kelas 5 jutaan hingga melebihi 1 miliar. Mau cari usaha apa? Rumah makan, konter burger, kebab, crepes, pisang goreng, salon mobil, café, bimbingan belajar, kursus bahasa, child care, karaoke, pokoknya segala macam bisnis yang ada saat ini, hampir semua ada waralabanya. Kalau Anda baca iklan-iklan tersebut, akan membuat Anda tergiur dengan iming-iming keuntungannya. “BEP (Break Event Point) dalam 3 bulan”, “Telah sukses di 100 kota Indonesia!”, “Buka langsung untung”, “Bisnis tanpa resiko”, “Margin 300%”, dan banyak lagi iming-iming yang akan membuat mata Anda hijau. Bayangkan saja, jika Anda punya duit 100 juta rupiah. Apa yang Anda lakukan untuk membuat uang Anda berkembang biak? Sebut saja salah satunya yaitu deposito. Berapa sih pendapatan dari bunga deposito saat ini? Paling-paling 10% pertahunnya. Itupun karena kondisi krisis. Bandingkan dengan iming-iming BEP (red: yang benar Payback Period) 3 bulan, yang artinya menghasilkan keuntungan 33% perbulan (ROI) dari nilai investasi yang Anda tanamkan. Yakinkah akan segitu?

Continue reading →