Belajar Viral Marketing Dari Anak 4 Tahun

Arham Kendari

 

Viral marketing adalah salah satu bentuk pemasaran yang paling murah, efektif dan memiliki dampak yang sangat besar. Namun mengaplikasikan viral marketing ke bisnis bukanlah hal mudah. Namun cerita dibawah ini mungkin bisa membantu Anda.

Jika Anda sudah memiliki seorang anak berusia 4 tahun, pernahkah Anda menanyakan apa hadiah yang ia inginkan pada hari ulang tahunnya? Sebagai seorang ayah yang baik, inilah yang dilakukan Arham. Saat iseng-iseng menanyakan apa hadiah ulang tahun yang diinginkan oleh putrinya, dengan spontan putrinya menjawab: “RANJANG HELLO KITTY..!”

Karena hadiah yang diinginkan oleh putrinya bernilai cukup mahal, maka sang ayah tidak kehilangan akal. Arham memberi syarat yang cukup unik kepada putrinya, yaitu Ia harus mendapat 500 Like di Facebook. Jika tidak tercapai, maka sang putri tercinta akan menerima hadiah pengganti. Komposisinya sebagai berikut (langsung dari tulisan tangan sang putri):

  1. 500 Likes mau dikasih kado ranjang helokiti.
  2. 300 Likes = meja belajar.
  3. 200 Likes = kursinya aja.
  4. Kurang 100 Likes = Cuma dapat momogi.

Sang anak lalu mem-posting foto syarat dari Arham ke Facebook, dan tanpa diduga, hasil Like yang Ia dapat jauh melebihi target: 1315 Like!! Continue reading →

Begini Seharusnya Customer Service Itu!

Customer-service

 

Suatu hari, seorang pengusaha sekaligus blogger bernama Peter Shankman, sedang kelaparan di lobi bandara. Peter belum sempat makan malam sedangkan dia harus menunggu pesawat yang akan take off setengah jam lagi. Iseng-iseng, dia mengetik tweet ke restoran steak langganannya, Morton’s Steakhouse.

tweet

Peter memesan seporsi porterhouse (sejenis steak, asumsi saya) dan meminta untuk dikirimkan ke Newark Airport dua jam lagi, setelah pesawatnya mendarat dan dia sampai di bandara. Isi dari tweet itu sepenuhnya bercanda, seperti Anda mungkin nge-tweet sesuatu tentang “Dear hujan, tolong berhenti ya. Aku ada acara penting nih.”

Ajaibnya, restoran steak tersebut benar-benar menangani pesanan Peter. Padahal, dari Morton’s Hackensack ke airport berjarak 30 kilometer lebih. Belum lagi kemungkinan penerbangan yang delay, atau Peter tiba satu jam lebih awal, dan lain-lain. Namun, restoran tersebut memilih mengambil resiko untuk mengantarkan pesanan Peter.

Terkejutlah Peter ketika sampai di bandara, telah ada seseorang bertuksedo rapi mengantarkan pesanannya. Continue reading →