Mungkin Anda pernah membuka rumah makan, kemudian melakukan berbagai macam promosi, namun tetap tidak laris. Atau mungkin juga Anda bertanya-tanya, mengapa tempat makan langganan Anda, rasanya enak, pelayanan bagus, tempat nyaman, tapi sepi pelanggan?
Yuk kita amati fenomena apa yang menyebabkan calon pelanggan baru memutuskan untuk makan di suatu tempat. Untuk itu mari kita andaikan jika kita sedang berada di suatu daerah yang asing, dalam kondisi lapar dan mencari makan. Hingga di suatu jalan yang kita lewati terdapat sederetan rumah makan, yang hampir semua melakukan promo standar, seperti diskon 20-50%, paket hemat, buy 1 get 2. Seandainya disana ada 1 cabang rumah makan langganan kita, tentu saja mayoritas kita akan memilih rumah makan tersebut, meski tidak promo. Kenapa? Karena jarang orang akan berspekulasi masalah lidah. Jadi senjata promosi di bisnis makanan akan berbeda dengan bisnis fashion atau lainnya.
Bagaimana jika kasusnya tak ada rumah makan langganan kita, apa saja yang membuat mayoritas orang memutuskan untuk memilih dan mencoba?
Nama yang familiar, contoh Anda sering melihat atau mendengar nama Ayam Goreng Jongkok dimana-mana, maka Anda akan memilih tempat tersebut, meski tidak diskon kan? Apa yang membuat orang mengingat sebuah nama? Unik dan atau sering lihat (banyak cabang), sering dengar (diomongin orang), atau sering ngiklan. Jadi buatlah nama yang unik dan mudah diingat, juga jadikan nama rumah makan Anda jadi bahan omongan orang.
Tempat yang paling (terlihat) ramai. Kenapa? Karena asumsi kita terhadap tempat yang ramai adalah laris dan enak! Padahal bisa jadi ramainya karena ada loket pembayaran listrik, air, telepon. Atau mungkin teman-teman asosiasi yang difasilitasi untuk meeting gratis disitu. Sengaja atau tidak disengaja, hal itulah yang akan menarik pelanggan baru. Jadi buatlah rumah makan Anda selalu ‘terlihat’ ramai, bagaimanapun caranya.