Tahukah Anda, Kapan Sebenarnya Konsumen “Benar-Benar” Menjadi Seorang Konsumen?

konsumen

Bagi sebagian besar masyarakat umum, termasuk saya, mendefinisikan konsumen itu adalah mereka yang sedang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Tapi John Jantsch, seorang penulis di situs Duct Tape Marketing justru mengungkapkan hal yang tidak biasa.

Ia berpikir, bagaimana jika masih dalam tahap bercakap-cakap, Anda sudah mengganggap lawan bicara itu sebagai seorang konsumen? Atau, seseorang yang baru saja mulai membicarakan tentang apa yang ia pelajari dari artikel atau mungkin seminar gratis yang Anda berikan, dapat dianggap sebagai konsumen juga?

Meskipun tipe kedua “konsumen” diatas tidak memberi sepeserpun pemasukan uang kepada Anda, tetapi bayangkan bila sebagai penjual, Anda tidak hanya bertanggung jawab untuk  bekerja menjual suatu produk saja, melainkan bekerja juga untuk membangun kepercayaan dalam diri konsumen terhadap bisnis Anda.

Kelihatannya aneh ya, melayani pelanggan seperti seorang konsumen, meskipun orang tersebut belum tentu punya niat utuk membeli sesuatu dari Anda.

Tapi John memberikan sebuah contoh untuk bagaimana tindakan diatas akan berdampak signifikan pada peningkatan jumlah penjualan Anda di masa depan.

Ia menceritakan buktinya di perusahaan tempat ia bekerja. Perusahaannya menjual jasa konsultasi pemasaran. Awalnya, sangat sulit untuk menjelaskan jasa mereka bahwakan untuk meyakinkan konsumen mereka untuk membeli atau mempergunakan jasa mereka.

Sampai akhirnya perusahaannya menyadari untuk mengakomodir konsumennnya dengan jasa evaluasi konsultasi bergaransi secara gratis, tanpa biaya sepeser pun. Mereka juga menawarkan bagi para konsumen kesempatan untuk mengikuti sesi “penjabaran” untuk konsultasi pemasaran  dengan seluruh anggota tim eksekutif di Perusahaannya.

Tempat John bekerja menyadari bahwa menyadari bahwa kunci menarik pembeli dan mendapatkan kepercayaan dari mereka adalah dengan memberi pelayanan yang nilainya “dirasa” lebih besar dari biaya yang telah mereka keluarkan kepada Anda.

Hal ini juga bisa dianggap sebagai investasi. John menunjukan bahwa saat menerapkan hal diatas, tingkat konversi di tempatnya bekerja langsung berada pada rasio antara 10% hingga 50%. Luar biasa !

John sendiri menamakan konsep ini sebagai The Marketing Hourglass (Pemasaran Jam Pasir). Pada dasarnya, konsep ini adalah memposisikan konsumen Anda sebagai pemenang. Sehingga mereka merasa mendapat manfaat yang lebih dari apa yang telah dia keluarkan untuk suatu produk atau jasa.

Mau memiliki penghasilan yang meningkat juga? Anda bisa mulai mencoba menerapkan konsep ini. Semoga artikel ini bermanfaat, sekian.

3 Langkah Yang Mudah Diingat Untuk Menjaga Loyalitas Konsumen Anda

Loyalitas Konsumen

Sesuai dengan pepatah yang mengatakan “Mempertahankan  Itu lebih Sulit Daripada Meningkatkan”, maka hal itu juga yang umum terjadi dalam sebuah bisnis.

Anda tentu pernah melihat suatu usaha yang baru saja dibuka, melakukan berbagai macam promosi, diskon, upacara “Grand Launching” yang mewah dan mengundang banyak media untuk meliput. Hal-hal tersebut pun membuat banyak konsumen penasarandan datang. Tapi tunggulah sebulan atau dua bulan kemudian, apa yang terjadi ?

Yap! Setelah berjalannya waktu bisnis yang baru tersebut sedikit demi sedikit mulai sepi dan ditinggalkan oleh para konsumennya. Begitu mudah suatu bisnis untuk membuat cara promosi yang menarik, namun sangat sulit untuk menjaga agar konsumen yang sudah membeli, mau datang lagi untuk melakukan pembelian ke-2, ke-3 dan seterusnya.

Berikut ini 3 singkat dan mudah diingat yang dapat Anda lakukan untuk menjaga loyalitas konsumen dan membuat mereka membeli kembali di toko/bisnis Anda.

1. Pelayanan Yang Ramah

Pelayanan ramah tidak hanya wajib dimiliki oleh bisnis yang berbasis jasa. Bisnis yang menjual produk fisik pun wajib memiliki prinsip pelayanan yang ramah. Artinya pelayanan ramah disini bukan berdasarkan niat “Takut Ditinggalkan Konsumen”, melainkan didasari oleh niat “Karena Saya Peduli Terhadap Apa Yang Dibutuhkan Konsumen”. Prinsip seperti ini akan membuat tidak adanya senyum keterpaksaan yang muncul di wajah Anda. Senyum yang ikhlas tentu akan membuat pekerjaan Anda terasa lebih ringan dan konsumen pun akan terkesan untuk membeli kembali di toko Anda.

Salah satu buktinya, dapat Anda lihat pada gambar di bawah ini.

Loyalitas Konsumen

2. Fokus Untuk Memberikan Yang Terbaik Lewat Bisnis Utama  Anda

Bila Anda memproduksi sebuah produk, pastikan Anda membuatnya dengan seluruh sumber daya terbaik yang Anda miliki saat itu. Ingat, konsumen Anda juga seorang manusia yang butuh produk berkualitas dan aman untuk ia gunakan. Jika produk yang dihasilkan merupakan kualitas terbaik, konsumen pun akan merasa bahwa seluruh masalah dan kekhawatirannya telah teratasi cukup dengan menggunakan produk-produk Anda. Ia pun tidak usah pusing-pusing berpaling ke kompetitor lain, karena ia sudah percaya dengan bisnis Anda.

Hal yang sama berlaku untuk bisnis jasa. Namun untuk hal ini Anda bisa fokus pada 2 hal utama yaitu, Dengarkan secara seksama masalah yang dihadapi pelanggan dan selesaikan pekerjaan lebih cepat dari yang Anda janjikan kepada pelanggan. Contoh, bila Anda janjikan dalam satu minggu mampu memperbaiki televisi yang rusak, selesaikan dalam 5 hari. Konsumen pasti akan terkesan dengan dedikasi Anda dalam berbisnis.

3. Berikan Jaminan dan Apresiasi Pada Konsumen Anda

Beri fokus juga pada baagian after-sales.Di sini lah saatnya Anda ‘memanjakan’ konsumen Anda melalui Jaminan yang Anda tawarkan. Contoh, Anda dapat membuat jaminan Anti-Karat selama 3 tahun untuk produk wajan. Di sini secara tidak langsung Anda juga memamerkan kualitas yang dimiliki produk Anda. Manjakan juga konsumen dengan promo “Apresiasi Konsumen”. Tunjukan bahwa siapapun konsumen yang setia membeli di tempat Anda, akan mendapat banyak keuntungan. Contoh, menyambut ulang tahun perusahaan yang ke-5, setiap pelanggan yang telah membeli minimal sebanyak 5 kali di toko Anda, berhak mendapatkan diskon 60%.

 

Itulah 3 langkah singkat untuk mempertahankan loyalitas pelanggan Anda. Semoga bermanfaat!

Jika masih ada saran atau pendapat  lainnya berkaitan dengan hal tersebut , silahkan berbagi bersama melalui kolom komentar di bawah ini.

7 Tips Teleponan Dengan Konsumen

Phone

 

Di era serba digital seperti saat ini dimana sebagian besar komunikasi kita sudah berganti dengan komunikasi berbasis teks dan multimedia, telepon masih merupakan sarana berkomunikasi yang sulit tergantikan. Ini terjadi karena beberapa alasan, antara lain:

  1. Tidak semua orang merupakan tipe “visual” yang bisa memahami pesan berbentuk teks seperti email, BBM, dll.
  2. Respon yang biasanya lebih cepat.
  3. Intonasi suara yang terdengar jelas, membuat pesan lebih mudah untuk kita pahami. Berbeda dengan teks yang intonasinya terjadi didalam pikiran kita, sehingga rawan untuk terjadinya multi tafsir.
  4. Lebih cepat untuk membangun hubungan secara emosional.

Karenanya, untuk Anda yang masih sering menggunakan telepon didalam bisnis Anda, berikut ini adalah beberapa tips bagaimana Anda dapat melakukannya dengan baik: Continue reading →

Warna Apa Yang Harus Anda Gunakan Untuk Menambah Jumlah Pembeli?

warna

 

Merah, kuning, hijau. Apakah Anda pernah berfikir lebih jauh tentang warna yang Anda gunakan, baik dalam bisnis maupun produk Anda? Jika tidak, sebaiknya berhati-hatilah mulai sekarang. Sebab ternyata, penggunaan warna sangat mempengaruhi pelanggan. Infografik di bawah ini jadi buktinya.

Sebuah studi menyatakan 93% konsumen memilih produk karena tampilannya. Hal ini disebabkan sebagian besar manusia adalah tipe visual/penglihatan. Mereka secara psikologis lebih menyukai hal-hal yang enak dipandang mata. Faktor lain pemilihan produk adalah teksturnya (6%) dan 1% lagi untuk baunya.

Warna juga membantu sebuah brand terasosiasi dengan konsumen hingga 80%. Terasosiasinya sebuah brand dapat membantu peningkatan kepercayaan dari konsumen. Anda pasti sangat memahami bagaimana Facebook sangat identik dengan warna biru, atau Coca Cola dengan warna merah. Continue reading →

Lakukan 4 Hal ini untuk Merebut Hati Konsumen

hati

Sebagai pelaku usaha, Anda membutuhkan konsumen untuk mengkonsumsi produk usaha Anda. Melayani konsumen memang gampang-gampang susah. Ada kalanya Anda sudah memberikan yang terbaik, tapi konsumen masih saja melirik produk pesaing. Lantas, apa sih sebenarnya yang dicari oleh konsumen?

Yuk Jleb