Berdasarkan data dari depkop.go.id per Maret 2017 jumlah pengusaha Indonesia meningkat sebanyak 3,1% ini berita bagus, namun tidak sedikit pula yang memutuskan untuk berhenti, gulung tikar, kembali jadi karyawan pabrik, dan lain-lain karena usahanya rugi, entah karena ditipu, uang dibawa kabur, penjualannya stagnan atau bahkan menurun.
Sebelum bisnis online Anda kepentok tiang listrik lantas gulung tikar, ada baiknya Anda menyimak artikel 5 masalah utama kenapa penjualan di online shop Anda menurun dan bagaimana solusinya. Tentu masalahnya bukan hanya 5 saja, tapi kami hanya memilih 5 ini yang menurut kami paling umum terjadi di kalangan para pebisnis online.
1. Persaingan harga
Dalam laporan Nielsen yang bertajuk Indonesia Ocean of Opportunities, penjualan e-Commerce Indonesia pada 2015 mencapai US$ 1,68 miliar. Konsumen dan penjual toko online bertambah setiap tahunnya, persaingan tidak mungkin dihindari.
Lebih detil lagi untuk Anda yang masih menggunakan marketplace untuk berjualan, bisa dilihat dari data tahun 2015 saja di Tokopedia dan Bukalapak sudah ada sekitar 300-400 ribu pelapak aktif dengan 3,3 hingga 6 juta produk aktif yang dijual di sana (tech in asia; 2016) dan pastinya sudah bertambah berkali lipat dalam beberapa tahun belakangan.
Dengan jumlah pelapak sedemikian banyak, bukan tidak mugnkin toko Anda tenggelam di antara penjual-penjual lainnya bahkan tidak dilirik oleh konsumen karena banyak toko lain menjual produk sama dengan Anda namun harganya jauh lebih murah.
baca juga;7 Hal yang Harus Anda Ketahui Tentang Marketplace
2. Jarang update produk
Berapa kali dalam seminggu Anda memperbaharui katalog produk dagangan? Yang terpenting bukanlah kuantitas tapi seberapa rutin Anda meng-update katalog Anda, jadi sehari update sekali asal rutin setiap hari jauh lebih baik ketimbang Anda sehari update 10 kali tapi besoknya tidak update sama sekali. Karena setiap hari akan ada puluhan ribu pengunjung baru di marketplace Anda dan biasanya yang muncul teratas di sistem pencarian adalah yang berbayar lebih dulu, diikuti oleh yang terbaru.
Anda tidak pernah tahu kapan puluhan ribu orang ini mencari produk Anda bisa jadi hari ini, besok, atau lusa, karena itu konsisten adalah kunci.
Ini tidak berlaku jika Anda memiliki Toko Online sendiri karena tidak ada toko orang lain yang akan menenggelamkan produk jualan Anda. Ketika trafik pengunjung sudah masuk ke Toko Online Anda, maka calon pelanggan tersebut sepenuhnya milik Anda.
3. Pembeli atau Pelanggan?
Kalau Anda adalah pengguna marketplace, maka yang Anda miliki adalah pembeli bukan pelanggan. Kemungkinan marketplace bisa menjadikan pembeli Anda sebagai Pelanggan sangatlah kecil karena marketplace dibuat berorientasi pada konsumen, misalnya Anda sebagai pembeli produk A dari lapak A dan ingin membeli lagi produk yang sama. Saat Anda masuk ke marketplace muncul lapak B yang menjual harga produk A lebih murah dengan review yang lebih bagus.
Pertanyaannya, apakah Anda akan tetap membeli produk A dari lapak A ?
Berbeda jika Anda punya toko online sendiri. Sebagai pengelola toko Anda sendiri, Anda memiliki database pembeli yang mana bisa Anda manfaatkan untuk memberikan konten yang bisa membuat pembeli Anda percaya pada kredibilitas toko Anda sekaligus meningkatkan branding produk Anda, sehingga mau repeat order produk Anda dan menjadi pelanggan yang loyal.
baca juga: Jualan di Marketplace atau Toko Online Sendiri?
4. Pemasaran kurang efektif
Dalam taktik pemasaran ada rumus 4P (product, price, place, promotion) yang bisa anda terapkan untuk mengubah dari pengunjung menjadi potensial customer lalu menjadi loyal customer. Akan terlalu panjang kalau dijabarkan di sini, intinya dengan mengenal produk Anda sendiri, lalu mempelajari pola perilaku konsumen dalam menentukan harga, tahu tempat dan waktu yang tepat untuk menjualnya disertai dengan kemampuan promosi yang baik entah menggunakan FB Ads, teknik SEO (baca artikel tentang SEO di sini), lalu memanfaatkan database pelanggan (tonton video tentang Data Mining oleh Fikry Fatullah di sini), Anda bisa menghemat budget untuk marketing dan tetap mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
Tonton Video Jaya Setiabudi – Simply Selling disini , juga tentang Simply Marketing disini .
5. Produk Tren Sesaat vs Potensial
Pikirkan kembali apakah produk Anda itu termasuk tren sesaat yang hanya bisa bermanfaat di musim-musim tertentu lalu hilang trennya ataukah yang bisa dipakai kapan saja, awet, punya kenangan baik dengan konsumen Anda, terus diingat oleh orang (memorable) dengan kata lain, potensial?
Lakukan riset sederhana pada para konsumen-konsumen Anda apa yang mereka ingat dari produk Anda, apa yang membuat mereka kembali membeli produk Anda dan apa yang kira-kira bisa membuat mereka merekomendasikan produk tersebut untuk teman atau koleganya.
Kalau Anda baru akan berjualan ada baiknya membaca-baca tulisan Jaya Setiabudi tentang Produk yang Jelas Potensial Bukan Tren Sesaat disini .
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia, juga semakin meningkat pula pebisnis online-nya dan meningginya persaingan juga tidak terelakkan lagi. Maka salah satu cara untuk bertahan adalah sebisa mungkin Anda terus belajar dan belajar, mempelajari produk Anda sendiri, bisnis Anda, perilaku konsumen Anda, dan lain-lain sebagainya.
Selain 5 masalah yang disebutkan, apakah Anda juga pernah mengalami masalah yang belum disebutkan di atas, tapi sering dialami oleh pebisnis online lainnya? Tulis di komen ya. F!ght.