Menjadi seorang pengusaha sukses tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi sukses atau tidaknya usaha yang dijalani. Apalagi di zaman digital seperti sekarang ini, pengusaha dituntut untuk melek digital. Jika tidak, bisnisnya bisa tenggelam karena perubahan perilaku pasar.
Berikut ini adalah pengusaha-pengusaha sukses dari Indonesia yang berhasil membuat brand mereka sendiri! Siapa saja mereka? Mari kita bahas satu per satu!
- Rizal – Sikaya Snack
Sikaya adalah salah satu merek keripik yang inovatif di Indonesia. Boleh jadi singkong masih menjadi primadona sebagai pilihan bisnis keripik, tapi Rizal selaku pemilik Sikaya, lebih memilih cireng sebagai pilihannya. Iya, Anda tidak salah baca! Sikaya adalah camilan keripik yang berbahan dasar cireng! Sangat unik bukan?
Sejak tahun 2012, Rizal dan temannya yang bernama Doni memiliki mimpi untuk menjadi orang kaya. Oleh sebab itu mereka memberi nama keripiknya “Sikaya”. Nama Sikaya juga berarti kaya ilmu, kaya hati, bisa memberdayakan dan memperkaya orang lain (reseller) juga menggambarkan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam.
Rahasia kesuksesan Sikaya terletak di rasa yang kaya akan rempah dan jumlah reseller yang terus bertambah. Rizal mengungkapkan bahwa penjualan keripik Sikaya berfokus kepada reseller yang sebelumnya telah diedukasi mengenai asiknya mendapatkan keuntungan dari berjualan. Sebelum ada brand sikaya, penjualan dilakukan secara langsung dari mulut ke mulut. Tapi setelah ada brand, penjualannya dimulai lagi melalui website yang didukung oleh iklan di Facebook Ads. Sejak memiliki toko online sendiri, Rizal hanya tinggal mengirim barang tanpa harus membalas satu per satu. Adanya fitur sms notification juga sangat membantu Rizal mendapatkan kepercayaan dari pelanggannya.
Anda bisa cek toko online Sikaya DISINI!
- Ulfatun Naja – Alya Hijab by Naja
Ulfatun Naja adalah pemilik brand Alya Hijab by Naja. Dimulai dari tahun 2009, Alya Hijab by Naja memulainya dari clothing line. Tapi, saat bisnisnya sudah berjalan, ternyata permintaan hijab lebih tinggi dibandingkan dengan line clothingnya. Oleh sebab itu, Ulfatun Naja memutuskan untuk menggunakan nama Alya Hijab yang sebelumnya bernama Alya Dress Specialist.
Semua proses mulai dari produksi hingga penjualan dilakukan sendiri. Sampai akhirnya Ulfatun Naja merasa hilang arah dan tidak tahu akan dibawa ke mana bisnisnya. Pada tahun 2015, di sebuah seminar yang dihadirinya, Ulfatun bertemu dengan mentor Jaya Setiabudi hingga merasa bersemangat lagi dan sudah tahu ke mana arah bisnisnya serta apa saja yang harus dilakukannya.
Ulfatun Naja sudah sempat membuat toko online untuk Alya Hijab by Naja dengan menghabiskan banyak waktu dan biaya, namun toko online yang digunakannya itu masih banyak kekurangan dalam hal fitur. Saat memutuskan untuk membuat toko online lagi, ia terkejut karena websitenya kini bisa langsung jadi dalam satu hari. Selain itu, fitur countdown timer sangat membantunya untuk melakukan penjualan pada produk-produk yang didiskon terbatas.
Anda bisa cek toko online Alya Hijab DISINI!
- Dian Anggraini – EnvyGreen
Pemilik nama lengkap Dian Anggarini ini, semasa kecilnya sering mengikuti kegiatan modeling. Dian lulus dari UNPAD jurusan farmasi dan melanjutkan pendidikan profesi sebagai apoteker. Setelah lulus, Dian bekerja di pabrik kosmetik selama 3,5 tahun. Meskipun Dian kuliah di jurusan farmasi, dia mengaku tidak menyukai obat, dan lebih memilih kosmetik karena menurutnya kosmetik itu menyenangkan karena dapat membuat seseorang menjadi lebih cantik.
Dian memiliki keinginan untuk membuat brand kosmetik sendiri. Dia ingin wanita Indonesia menggunakan produk yang alami tanpa zat yang berbahaya sehingga bisa tampil cantik alami. Diawali dengan nama Envyme, sekarang brand miliknya berubah nama menjadi Envygreen. Envygreen adalah rangkaian perawatan kulit berbahan alami dan aman digunakan dalam jangka panjang. Fokus pasar yang dituju oleh Envygreen adalah remaja-remaja yang belum pernah menggunakan skincare.
Produk Envygreen pertama kali dipasarkan melalui sosial media tanpa memiliki toko online sendiri. Dian mengatakan bahwa melayani satu pelanggan membutuhkan banyak waktu karena harus membalas chat, menghitung ongkir, serta konfirmasi pembayaran. Saat Envygreen membuat toko onlinenya sendiri, adanya toko online mempermudah pekerjaan admin dan memperkecil resiko seperti salah alamat atau salah pesanan. Ditambah lagi dengan adanya fitur wishlist, maka ketika produk tersebut habis, pengunjung bisa memasukkannya ke dalam wishlist dan akan dikirimkan email ketika produknya telah tersedia lagi.
Anda bisa cek toko online Envygreen DISINI!
- Prawira – Belah Doeren
Belah Doeren adalah usaha kuliner yang mengolah bahan baku durian menjadi berbagai macam produk durian, sesuai taglinenya yaitu ‘bring durian to the next level’. Prawira dan istrinya selaku owner Belah Doeren memilih durian karena menurutnya penggemar dari buah yang sangat terkenal akan baunya itu merupakan penggemar fanatik. Terbukti dari pelanggannya yang tersebar baik di dalam kota, luar kota hingga turis mancanegara yang mampir ke tokonya.
Prawira menjalankan Belah Doeren sejak tahun 2013 dengan 4 jenis produk sebagai permulaan. Belah Doeren masih tetap eksis hingga kini karena mereka terus berinovasi dalam mengembangkan produk baru dan menjaga kualitas produknya.
Awalnya Belah Doeren memiliki 6 outlet, bahkan 3 outletnya berlokasi di pusat perbelanjaan. Seiring ‘hijrah’nya pasar offline ke pasar online, Prawira memutuskan untuk fokus ke satu outlet dan membuat toko online yang bisa diakses dari mana saja dengan mudah. Prawira mengatakan bahwa sebagian target pasarnya yakni ibu-ibu dan orang tua tidak terbiasa dengan sistem online, karena ragu-ragu dan takut ditipu. Tapi, dengan adanya fitur notifikasi sms di toko onlinenya, pelanggan yang tadinya ragu-ragu menjadi yakin karena dikirimkan sms tepat setelah melakukan transaksi.
Anda bisa cek toko online Belah Doeren DISINI!
- Arif Gampang Utomo – Respiro
Siapa yang tak kenal Respiro? Jaket yang banyak digunakan oleh pesepeda motor ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Respiro sendiri berasal dari kata respire yang secara garis besar berarti bagaimana jaket yang kita kenakan bisa menjaga suhu tubuh dan tetap terasa nyaman.
Arif Gampang Utomo adalah sosok dibalik suksesnya merek Respiro. Sebelum memiliki bisnis, Arif pernah bekerja di perusahaan tekstil. Dia pun dikirim ke Eropa untuk belajar tentang tekstil. Meski awalnya tidak suka, tapi ia tetap menjalaninya dengan tekun hingga akhirnya menjadi ahli di bidang tekstil. Berawal dari ilmu yang dipelajarinya mengenai bahan waterproof, windproof dan breathable. Arif memiliki ide untuk mengembangkan jaket yang cocok untuk negara tropis seperti Indonesia. Pria kelahiran Madiun 1974 itu mulai mengembangkan usahanya pada tahun 2010. Saat ini, Respiro sudah memiliki lebih dari 100 varian produk meliputi jaket, sarung tangan, sepatu dan perlengkapan berkendara lainnya.
Produk Respiro dipasarkan dengan memanfaatkan jaringan reseller yang tersebar di seluruh Indonesia, selain itu Respiro juga memiliki beberapa cabang toko offline. Banyaknya permintaan yang datang dari reseller membuat kerepotan dalam mengatur stock secara manual. Oleh sebab itu, Respiro membuat toko online yang ditujukan untuk para reseller maupun pelanggan yang ingin membeli secara langsung tanpa proses yang panjang. Adanya fitur ‘Reseller’ dalam toko onlinenya, mempercepat dan mempermudah reseller yang ingin memesan produk Respiro.
Anda bisa cek toko online Respiro DISINI!
Lima pengusaha sukses di atas sudah menggunakan toko online di Yukbisnis.
Anda kapan?
Buat toko online Anda dalam LIMA MENIT, coba sekarang juga DISINI!