Tips Marketing Sederhana (Simply Marketing)

Simply marketing, dengan kata lain ilmu marketing yang mungkin membuat Anda mumet untuk mempelajarinya dengan banyak istilah asing, disederhanakan sehingga Anda dengan mudah mengerti dengan konsepnya.

Beberapa waktu lalu dalam artikel yang ditulis di blog ini (jika Anda belum membacanya, silahkan baca Simply Selling) membahas mengenai cara sederhana untuk menjual. Mungkin saja triknya sederhana, tetapi Anda juga harus memerhatikan hal-hal penting seperti:
Positioning berarti membangun strategi.
Promotion berarti menyiapkan sebuah kampanye.
Selling bertujuan untuk closing.
Branding yaitu berfokus untuk membangun kualitas dan loyalitas konsumen.

Formula dari Simply Marketing:
Spesifik targeting >> Double Scoring >> Differentiating >> Positioning.

Mari kita bahas satu per satu dengan singkat,
Spesifik targetting maksudnya Anda harus mengenali dengan spesifik siapa target pasar Anda. Double Scoring adalah skor bisnis/produk kita terhadap kompetitor, jika belum dapat mengungguli kompetitor, ada baiknya untuk melakukan riset kembali agar produk bisa memenangkan pasar. Differentiating pada dasarnya adalah menggunakan matriks untuk menemukan celah keunggulan kompetisinya.

Bagaimana dengan positioning? Apa yang dimaksud dengan positioning?
Positioning adalah sesuatu yang ingin Anda tanamkan di benak konsumen. Biasanya membutuhkan slogan. Slogan adalah kata-kata untuk mengampanyekan positioning. Selain itu ada juga re-positioning. Apakah dengan re-positioning produknya diubah? Tidak. Hanya apa yang ditanamkan di benak konsumen yang diubah.

Dari mana positioning didapat? Tentunya dari riset. Karena pada dasarnya positioning adalah strategi untuk mengalahkan kompetitor.

Contohnya, dulu Yukbisnis memiliki slogan “5 Menit Buka Toko Online”, kemudian setelah dilakukan berbagai riset, di re-positioning dan slogannya menjadi “Platform Toko Online Terlengkap di Indonesia”.

Contoh positioning yang lain adalah “Kacang Du* Kelinci, Kacang Non Kolesterol.” Padahal semua kacang kulit itu non kolesterol. Tapi mereka melakukan riset; orang Indonesia takut makan kacang kulit karena kolesterolnya. Apakah kemudian mereka mengubah produknya menjadi non kolesterol? Tidak, dari sananya produk mereka memang sudah non kolesterol. Mereka hanya mengubah dan mencoba menanamkan di benak konsumen sekaligus menjadi yang pertama kali mengklaim.

Simply Marketing alurnya seperti ini:
– Menentukan spesifik target pasar.
– Menentukan kriteria (needs & wants) serta hirarki (%) target.
– Memetakan skor pesaing vs produk Anda terhadap target.
– Mencari celah diferensiasi.
– Memposisikan produk di benak konsumen.
– Membuat slogan sebagai komunikasi positioning.

“Kejayaan itu sangat mencintai persiapan yang matang.”

MATERI SELENGKAPNYA MENGENAI SIMPLY MARKETING BISA ANDA TONTON DI SINI >>> SIMPLY MARKETING

Skill Bernegosiasi

Negosiasi yang terbaik adalah tanpa negosiasi. Mengapa? Karena
negosiasi terjadi saat: Keinginan tak sesuai dengan penawaran, keserakahan, dan ada yang disembunyikan.

Keserakahan menghambat proses deal sehingga diperlukan negosiasi. Nah, lebih baik jadi orang apa adanya seperti yang diajarkan oleh Rasulullah. “Saya punya barang modal sekian, kalau kamu mau beli silakan berapa aja asal saya tidak rugi.”

Sebelum melakukan deal sebaiknya Anda berdoa dulu. Biasakan untuk mengatakan, “Bapak terima kasih atas waktunya, saya datang kemari yang paling penting untuk pertama kali adalah saya ingin belajar dengan Bapak.” Jangan sampai Anda niat bertemu dengan investor dan langsung bertanya, “Pak, kira-kira Bapak mau gak ya invest di bisnis saya? Saya butuh modal sekian. Menjanjikan loh, Pak!”

Sama orang kaya kalo ketemu jangan minta duit tapi minta ilmunya. Kalo dia tertarik, nanti dia ngasih duit, simpel toh?

Ketika Anda tidak punya uang, Anda tetap bisa mendapatkan semua yang Anda butuhkan dengan bernegosiasi. Minta untuk bayar mundur dulu atau tawarkan hal lain yang bermanfaat bagi pihak mereka. Misalkan Anda tidak punya budget untuk menyewa toko selama satu tahun, maka bernegosiasilah dengan mereka, katakan Anda akan membayarnya 3 bulan dulu.

Konsep bernegosiasi adalah menyatukan keinginan Anda dan keinginan mereka sehingga tercipta ‘deal’.

Tentukan keinginan Anda duluan, kemudian harus mengerti juga motif. Ingat, motif keinginan mereka itu seperti apa kira-kira? Kalau perlu persiapkan hitam di atas putih.

Jika Anda seorang Marketer dan ingin menjual produk Anda kepada Buyer, akan ada kasus di mana Anda mengalami hal seperti ini:
Buyer: Bisa kurang harganya pak? (Kemungkinan tidak punya perbandingan harga)
Marketer: Wah, saya sudah memberikan harga terbaik..

Contoh kasus kedua.
Buyer: Harganya kemahalan, Pak! (Kemungkinan mereka punya perbandingan harga)
Marketer: Oh ya? Kalau boleh tahu Bapak dapat harga berapa? (Ambil jeda waktu, jangan langsung turunkan harganya.)

Kalau Anda sebagai Buyer bagaimana? Jika Anda akan beli ke supplier, jangan bilang, “Harganya bisa kurang gak?” tapi Anda harus bilang, “Wah, harganya kemahalan Pak..” (Seolah Anda punya pembanding.)


Bicara yang tenang namun mematikan. Begitulah seharusnya negosiasi tidak memerlukan tekanan-tekanan berlebihan.

Banyak kisah yang bisa dijadikan studi kasus mengenai negosiasi, tentunya rugi jika Anda lewatkan. Tonton DI SINI >>> NEGOTIATION SKILL

Bisnis Sukses di Satu Outlet, Tidak Menjamin Kesuksesan Anda Selanjutnya!

Mayoritas pebisnis yang mengalami ‘Kecelakaan’ sukses saat buka cabang pertama, buru-buru ingin buka cabang kedua, ketiga dan seterusnya. Outlet pertama sukses, saat buka outlet kedua, eh, ternyata sepi?! Apa yang salah?


Bisa jadi Anda salah memilih lokasinya. Bagaimana cara kita menentukan pemilihan lokasi untuk cabang selanjutnya sangatlah penting. Lalu kalau sudah terlanjur sepi gimana? Jangan berpikir untuk terus menutupi kerugian dengan subsidi silang dengan cabang yang sukses atau nombok dulu dengan uang pribadi. Tutup dan buka cabang di tempat lain!

Hukum Semut adalah hal-hal yang harus kita pahami mengenai konsumen atau calon konsumen kita.
Jenis semut: Spesifik target pasar Anda. Ibu rumah tangga kah? Orang kantoran? Atau anak kuliahan?
Sarang semut: Tempat mayoritas semut menghabiskan waktu. Pengundang semut: Tenan anchor, guide, star.
Jalur semut: Jalur yang dilewati semut saat akan beli.
Terlihat semut: Terlihat sekilas mata memandang.

Sebelum menentukan lokasi yang baru untuk membuka cabang. Reprofiling target pasar Anda dengan cara mencatatnya, amati, kemudian hitung.
Who: Siapa kebanyakan yang makan di tempat Anda?
Where: Dari mana mereka berasal? Perkantoran? Kampus? Perumahan, tipe?
When: Ramainya jam berapa? Saat pulang atau berangkat?

Misalnya, data (mayoritas pelanggan) yang didapat:
– 70% wanita, 30% laki-laki.
– Usia 17 – 25 tahun.
– Kuliah
– Naik motor matic
– Saat pulang dari kampus.
– Ramainya sore hingga malam hari.

Nah, dari situ Anda bisa menentukan lokasi yang ideal untuk membuka cabang:
– Harus dekat kampus.
– Sebaiknya yang mayoritas wanita.
– Banyak menggunakan motor matic.
– Berada di sisi kiri jalan menuju pulang atau 2 arah yang tidak terhalang pembatas jalan.

Contoh lainnya, ketika Anda ingin menentukan lokasi usaha, lihat di peta undangan pernikahan. Intinya, Anda harus tahu dari mana datangnya traffic. Jadi jika Anda ingin membuka usaha oleh-oleh, Anda juga wajib tahu kalau membuatnya harus menuju ke arah pulang.

Kalau Anda merencanakan ekspansi bisnis, bagusnya Anda mengikuti kaidah obat nyamuk. Apa itu? Pelan2 melingkar radiusnya diperlebar, jangan langsung buka di kota lain atau jalan yang terlalu jauh dari sekitar Anda. Pertama karena awarnessnya belum tentu menjangkau pelanggan lama Anda.

Pada saat Anda membuka outlet yang mungkin belum pasti atau yang kemungkinan sudah bagus atau pas menurut Anda. Alangkah baiknya Anda jangan menggunakan outlet permanen apalagi sewa selama 2 tahun. Lebih baik Anda membayar mahal sedikit Anda membayar 3 bulan atau 1 bulanan.

Misal, dari outlet X, Anda membuka layanan delivery radius 5 sampai 10 km. Jika delivery kebanyakan ke daerah Y daripada Z. Maka Anda lebih baik membuka cabang di daerah Y.

Jangan salahkan si jin jika warungmu sepi. Kasihan si jin dia tidak bersalah, ilmunya yang belum updated.

Anda bisa menonton video pembahasan Hukum Semut secara lebih lengkap dan menarik, DI SINI >> HUKUM SEMUT

Re-profiling (Mengurai Genetika Kesuksesan)

Mayoritas pengusaha pemula berbisnis tanpa ilmu dan data. Kalau tiba-tiba sukses, bingung bagaimana duplikasinya. Kalau gagal pun, tak tahu di mana letak kesalahannya.

Sebelum mengurai lebih dalam genetika kesuksesan Anda. Sebaiknya Anda memahami apa yang disebut dengan profiling dan reprofiling. Profiling adalah proses saat Anda menentukan profil target pasar untuk tujuan ‘penyerangan’ di awal. Misalnya Anda menjual sepatu sneakers pria, maka profil pembeli produk Anda adalah laki-laki usia 17 – 25 tahun, masih kuliah/freshgraduate, penghasilan kurang dari 5 juta per bulan, tinggal di Jabodetabek dan memiliki interest di seminar motivasi dan kewirausahaan.

Reprofiling pada dasarnya adalah analisis big data untuk UKM. Reprofiling memprofilkan secara terbalik, setengah jalan, baru diukur. Aset terbesar dalam reprofiling adalah data. Reprofiling bisa juga berarti reverse profiling atau reverse segmentation.

Reprofiling berdasarkan segmentasi:
Geografis; dari mana?
Negara
Wilayah
Ukuran
Kepadatan
Iklim

Demografis; siapa?
Jenis kelamin
Usia
Penghasilan
Agama

Psikografis; apa minatnya?
Kelas sosial
Gaya hidup
Kepribadian
Minat

Perilaku; kapan? Seberapa sering?
Alasan membeli
Waktu pembelian
Frekuensi pembelian
Loyalitas

Reprofiling berdasarkan 5 W 1 H:
What; apa (saja) produk Anda? Mana yang terlaris?
Who; Siapa spesifik target pasar Anda? Usia, gender, status, profesi, penghasilan. – Where; di mana mereka biasa berkumpul? Di mana mereka tinggal? Dari mana mereka datang? Ke mana mereka?
Why; kenapa (alasan) mereka mau beli? Apa benefitnya? Apa perbedaan dibanding lainnya?
When; kapan mereka beli? Pagi, siang, sore, malam? Saat berangkat, pulang, istirahat?
How often; seberapa sering (frekuensi) mereka beli?

Bagaimana menguji produk dengan Re-profiling?
– Sebarkan (jual atau sampel) ke beberapa komunitas dengan target pasar yang berbeda-beda.
– Baca data penjualan, feedback, testimoni (spontan) dan repeat order.
– Jika via online, sebarkan se-Indonesia, jangan batasi demografis dan psikografisnya, kecuali daya beli.
– Siapa yang nyantol? Cari profilnya.
– Cari sarang semut yang serupa.
– Uji penjualan di sana.
– Sesuaikan desain kemasan, merek dan slogan berdasar profil yang di dapat.

Daripada sibuk obrak-abrik TL mantan, mendingan obrak-abrik TL pelanggan.

Sukses bukanlah suatu prestasi kaya kebetulan, tapi proses pendewasaan diri dan menemukan DNA keilmuan sejak dari langkah pertama. Sehingga saat kekayaan itu ‘diambil’, kita mampu menemukan jejak untuk kembali.

Anda bisa menonton mengenai pembahasan mengenai Reprofiling dan unduh pdfnya, GRATIS! >>> REPROFILING

7 Formula Buka Langsung Laris

Mungkin Anda pernah memikirkan bagaimana caranya bisnis yang Anda buka agar langsung laris? Tentu saja semua itu ada formulanya. Sudah tahukah Anda tentang 7 Formula Buka Langsung Laris? Jika Anda calon pengusaha/pengusaha pemula, ilmu ini layak disimak dan dipraktekkan. Berikut 7 Formula Langsung Laris:

1. Bidik Pasar Potensial
Pasar dibagi menjadi 3:
– Bleeding
Bleeding maksudnya adalah pasar yang berdarah-darah. Contohnya ketika Anda membuka laundry, toko kanan dan kiri Anda juga membuka laundry. Tadinya Anda mematok harga 10.000/kg, tetapi karena persaingan yang ketat Anda terpaksa menurunkannya menjadi 6.500/kg.

– Potensial
Pasar potensial adalah pasar yang permintaan produknya ada, tapi kompetitornya belum terlalu banyak. Misalnya, batagor yang terkenal di Bandung adalah Batagor Kingsley. Tapi apa Anda tahu batagor yang terkenal di Malang? Ini bisa menjadi celah untuk Anda.

– Sleeping
Sleeping market adalah pasar yang masih tertidur, permintaannya belum terlihat tapi belum juga ada kompetitor. Sleeping market belum jelas permintaannya, tapi bisa diedukasi. Contoh, Anda menjual obat diabetes. Anda harus mengedukasi pasarnya terlebih dahulu, tidak mungkin Anda langsung menjual obat diabetes kepada calon konsumen yang belum tau manfaat dari obat yang Anda jual.

2. Produk Ngangenin
Produk ngangenin adalah produk yang membuat orang kecanduan, ingin lagi dan lagi. Kenapa harus NGANGENIN? Bisa jadi suatu merek booming, tapi jika produknya hak ngangenin, maka efeknya gak akan terjadi pembelian ulang (repeat order) dan viral.

Bagaimana menguji produk Anda ngangenin atau tidak?
1. Cari komunitas/tempat berkumpul target pasar Anda.
2. Berikan sampel gratis atau diskon besar (Jangan minta testimoni).
3. Amati apakah produk Anda diambil dan diambil lagi.
4. Cari feedback yang kritis dan pedas.
5. Lakukan perbaikan dan uji ulang.

Kalau bisnisnya konveksi bagaimana? Lihat apakah dalam 3 – 6 bulan kedepan konsumen Anda melakukan order di tempat Anda lagi atau tidak. Kalau iya, berarti kualitas/pelayanan konveksi Anda ngangenin!

3. Kemasan Pertama Diambil
Ketika produk Anda nanti akan tersedia di rak display, Anda harus memikirkan produk Anda akan masuk ke kategori atau ke sub-kategori apa. Jangan Anda mengatakan, ‘produkku enak’.

Orang tidak akan tahu produk Anda enak kecuali orang mau mencoba. Orang tidak akan mencoba kecuali dia beli. Orang tidak akan beli kecuali mengambil. Oranh tidak akan ambil kecuali melirik. Orang tidak akan melirik kalau KEMASAN Anda TIDAK MENARIK.

Produk yang sama dengan kemasan berbeda, menghasilkan omzet berbeda.
Pepatah “Don’t judge the book from its cover’, berlaku untuk kita tapi jangan harap untuk orang lain atau pelanggan kita. Produk terbaik sekalipun, jika tak dikemas dengan baik, siapa yang tahu?

4. Merek yang Ngetop
Nama/merek produk bisa saja memiliki penafsiran yang berbeda di benak konsumen, yang tentunya akan berdampak pada omzet.
Apa poin-poin pemilihan merek yang ngetop?
1. Sesuai dengan target pasarnya.
2. Unik
3. Mudah diucapkan dan diingat.
4. Hindari singkatan konsonan.
5. Hindari angka.
6. Terasosiasi dengan diferensiasi.
7. Kata kunci.

5. Saluran D = P
Saluran distribusi adalah perusahaan atau individu yang berfungsi untuk menyalurkan produk/jasa dari produsen ke konsumen. Tugas promosi adalah mengkampanyekan eksistensi merek atau produk Anda dengan kelebihan yang Anda miliki. Promosi tanpa distribusi yang merata, menjadi celah bagi kompetitor untuk masuk dan beralih merek.

6. Penyebar Virus
Penyebar virus mendongkrak permintaan, mempercepat proses tren, bahkan mampu menciptakan permintaan pasar di pasar yang masih tertidur.

Ada 3 penyebar virus:
1. Bintang
Bisa seseorang/berapa orang yang dipercaya oleh sekelompok kaum. Apa yang mereka katakan, gunakan, akan dipercaya dan diikuti oleh kaumnya. Contoh: Artis.
2. Komunitas
Orang-orang yang memiliki persamaan dan saling terhubung. Selama mereka memiliki persamaan dengan target pasar Anda.
3. Media Sosial
Pemasaran akan semakin mudah dan terarah.

7. Lompatan Konversi
Produk yang ngangenin, kemasan yang menjual, merek yang ngetop, distribusi yang merata, virus yang menyebar, tanpa konversi, tak ada transaksi ujungnya sia-sia.

Ujung-ujungnya jualan adalah CLOSING. Inilah 4 Faktor Lompatan Konversi:
1. Sarang yang benar
2. Strategi harga
3. Ikatan distributor
4. Momentum

Belum puas dengan pembahasan ini? Masih penasaran? Selengkapnya bisa Anda baca di buku Buka Langsung Laris, ilmunya ‘daging’ semua! Jangan menyesal jika kompetitor Anda sudah baca buku ini duluan! Beli DI SINI >>> BUKU BUKA LANGSUNG LARIS

Anda juga bisa menonton pembahasan mengenai 7 Formula Buka Langsung Laris DI SINI

Marketplace vs Toko Online, Mana yang Terbaik untuk Bisnis Anda?

Di era digital ini, semuanya bergerak dengan cepat. Tak terkecuali dunia bisnis. Bisnis yang tadinya dijalankan offline pun harus segera bergerak dan mempersiapkan strateginya juga secara online. Dulu, menjual produk hanya bisa di daerah tertentu di sekitar tempat bisnis Anda saja, tapi sekarang menjual produk ke luar kota atau bahkan ke luar negeri sudah menjadi hal yang lumrah.

Sebagai pebisnis, Anda harus bisa menentukan bagaimana Anda akan menjual produk secara online. Apakah lewat marketplace? Atau menjualnya di toko online milik Anda sendiri? Berikut perbandingannya:

1.    Ramainya Traffic

Marketplace

Marketplace diibaratkan seperti sebuah mall, dan toko Anda adalah stand pamerannya. Traffic di marketplace sangat ramai karena banyak orang yang mengunjunginya dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Tetapi meskipun ramai, Anda masih harus bersaing dengan merchant-merchant lainnya jika Anda menjual produk sejenis.

Toko Online

Traffic di toko online harus didatangkan dengan cara menulis artikel dengan SEO yang baik, mempromosikan halaman menggunakan Facebook Ads, mengiklankan website di google, dan lain-lain.

2.    Promosi Gratis

Marketplace

Berjualan di marketplace memiliki keuntungan karena produk Anda bisa diiklankan secara gratis. Biasanya marketplace banyak mengiklankan melalui google pencarian juga Facebook Ads.

Toko Online

Anda harus mempromosikan produk di toko online Anda sendiri melalui Google Ads atau Facebook Ads. Keuntungan dari mempromosikan produk Anda sendiri adalah, Anda akan mendapatkan data berupa pixel dari Facebook yang bisa Anda gunakan sewaktu-waktu jika Anda ingin mengiklankan produk Anda dengan pembeli yang sudah tertarget.

3.    Adanya rekening bersama

Marketplace

Setiap transaksi yang dilakukan di marketplace terlebih dahulu melewati verifikasi lewat rekening bersama. Dana yang dikirim pembeli tidak akan diteruskan ke penjual jika barangnya belum sampai. Dengan adanya rekening bersama, keamanan bertransaksi di marketplace pasti terjamin.

Toko Online

Sayangnya, tidak semua toko online memiliki rekening bersama. Dari sekian banyak toko online, salah satu yang menyediakan rekening bersama adalah Yukbisnis.

4.    Ongkos kirim gratis

Marketplace

Hampir semua marketplace menyediakan gratis ongkos kirim dengan syarat dan ketentuan tertentu. Gratis ongkos kirim dapat memperbesar konversi karena harga produk tidak bertambah.

Toko Online

Fitur gratis ongkos kirim bisa Anda atur sesuka hati jika Anda menggunakan toko online. Baik hanya untuk di lokasi tertentu maupun dengan ketentuan minimal order.

5.    Banting-bantingan Harga

Marketplace

Banyaknya penjual barang yang sejenis, membuat banting-bantingan harga tidak dapat dihindarkan di marketplace. Sehingga margin profit yang Anda ambil tidak bisa terlalu besar. Jika Anda mengambil margin profit terlalu besar, maka dijamin pelanggan akan membeli dari merchant lain.

Toko Online

Di toko online Anda, hanya Anda penjualnya. Jadi Anda bebas menentukan besaran margin profit yang akan diambil tanpa harus banting-bantingan harga.

6.    Jaminan Keberlangsungan Bisnis

Marketplace

Mungkin sekarang marketplace sedang merajai traffic penjualan secara online, tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Kesuksesan marketplace saat ini, bukan berarti mereka tidak bisa bangkrut. Buktinya, beberapa tahun silam ada marketplace yang gulung tikar di Indonesia.

Toko Online

Karena lebih eksklusif, beberapa toko online bahkan memiliki server khusus. Jadi selama domain dan server aktif, Anda bisa terus menggunakan toko online Anda. Pengguna toko online biasanya juga memiliki sosial media yang terus dipublikasi dan dipromosikan. Jika website toko online sedang maintenance, pelanggan dapat mengontaknya lewat sosial media.

7.    Kebebasan Mengontrol Bisnis

Marketplace

Marketplace memiliki ketentuan yang harus dipatuhi penggunanya. Sebagai merchant tentunya kita tidak memiliki hak untuk mengatur ketentuan apa saja yang berlaku.

Toko Online

Karena Anda pemiliknya, maka Anda lah yang menentukan ketentuan apa saja yang Anda inginkan untuk berlaku di toko Anda.

8.    Branding

Marketplace

Perbedaan tentang branding mungkin paling mencolok jika disandingkan dengan toko online. Di marketplace, orang-orang biasanya hanya mencari produk yang mereka inginkan/butuhkan tanpa mengingat toko pengirimnya. Dengan kata lain, amat sulit jika branding hanya dilakukan melalui marketplace karena dengan mudahnya pelanggan akan beralih ke tempat lain jika ada yang menawarkan harga lebih murah.

Toko Online

Branding produk Anda dengan menggunakan toko online sudah pas. Orang-orang akan mengingat brand Anda, dan jika mereka menyukainya mereka akan melakukan repeat order dari toko online Anda.

9.    Kecepatan Pembayaran

Marketplace            

Adanya rekening bersama membuat pembayaran tertahan di pihak marketplace hingga pelanggan menerima barang yang dipesan. Akibatnya merchant tidak akan bisa mendapatkan pembayaran secara real time.

Toko Online

Anda bebas memilih, mau menggunakan rekening bersama atau tidak. Jika tidak menggunakan rekening bersama, maka Anda dapat menerima pembayaran secara real time jika produk Anda terjual.

10.   Database

Marketplace

Database bisa berupa email, nomor telepon, pixel Facebook, cookies dan sebagainya. Database ini tidak akan menjadi sepenuhnya milik Anda jika Anda menggunakan marketplace. Anda juga tidak bisa mengoptimalisasi database yang ada karena marketplace tidak menyediakan fiturnya.

Toko Online

Anda mengelola sendiri semuanya sehingga database pelanggan pun sepenuhnya menjadi milik Anda dan dapat Anda gunakan sebagai target iklan Anda. Database adalah aset bagi bisnis Anda. Anda bisa mempromosikan produk Anda dengan menggunakan SMS blast, Email marketing, retargeting di Facebook juga di Google. Dan fitur seperti SMS blast dan email marketing biasanya disediakan oleh platform toko online.

Setelah membaca perbandingan marketplace versus toko online, apakah Anda sudah mendapat gambaran yang terbaik untuk bisnis Anda? Jika Anda masih bingung, mungkin Anda ingin mencoba membuat toko online sendiri. Toko online paling lengkap dan dengan biaya yang terjangkau bisa Anda coba DI SINI >>> TOKO ONLINE

Mengapa Orang Belum Mau Membeli Produk Anda?

Bayangkan, Anda sedang membutuhkan botol thermos untuk bepergian agar minuman Anda tetap panas/dingin. Saat melihat harganya, tertera 250.000 dan Anda berpikir ulang untuk membelinya dan memikirkan alternatif lain seperti botol minuman biasa.

Di lain kesempatan, Anda melihat thermos yang sama sedang diskon 50% dan HANYA berlaku pada hari itu. Padahal Anda sudah tidak memerlukan botol thermos lagi. Apakah Anda akan membelinya?

Orang tidak membeli karena harganya di kondisi tertentu. Bisa jadi ketika harganya diturunkan, yang tidak perlu akan jadi membeli.

#Copywriting bukan ilmu untuk menipu orang. Copywriting adalah ilmu bagaimana menyampaikan informasi hingga dimengerti oleh calon konsumen sejelas-jelasnya.

Sebagai pebisnis, ada kalanya kita merasa bingung untuk menentukan harga dari suatu produk. Sebenarnya, ada formula untuk menentukan harga jual yaitu biaya (yang dikeluarkan) = benefit (yang diharapkan).

Biaya mencakup uang yang dibutuhkan, waktu yang diperlukan dan usaha yang dibutuhkan. Sedangkan benefit terbagi menjadi dua: Rasional (fungsi, konten, bahan) dan emosional (gengsi, konteks, merk). Jika dua hal tersebut di rasa sebanding atau bahkan lebih, maka pelanggan akan merasa puas.

Syarat kepuasan pelanggan adalah biaya yang lebih kecil dari benefit. Misalnya pelanggan mengeluarkan Rp. 150.000 dan benefit yang diharapkan 9. Tentu saja jika pelanggan mendapatkan benefit lebih dari 9, maka pelanggan akan puas.

Kenapa seseorang MAU membeli? Jawabannya, karena KEBUTUHAN dan KEINGINAN. Kebutuhan sifatnya wajib dipenuhi, sedangkan keinginan tidak wajib dipenuhi, tapi jika tidak terpenuhi membuat Anda gelisah.
Alasan lain yang memotivasi orang untuk membeli adalah pain (rasa sakit) & pleasure (iming-iming).

Kenapa seseorang BELUM MAU untuk membeli? Karena ada alasan, penundaan, dan sebab. Semuanya menjadi HAMBATAN. Buatlah copywriting produk Anda agar menangkis semua hambatan yang ada dengan kemudahan yang diberikan.

Penjualan bisa terjadi karena problem yang dimiliki + daya ungkit + solusi + kemudahan lebih besar daripada hambatan yang ada.

#Problem adalah rasa sakit, ketidakpuasan, ancaman, keresahan terhadap kondisi sekarang, yang dibiarkan akan bertambah parah (sakitnya), bahkan bisa menyebabkan kematian (jika dalam arti yang sudah sangat mendesak). Contoh: Kegemukan, miskin, penuaan, pendek, rugi, kurang modal, bosan, tidak pede, hutang, jerawat, boros, bangkrut, bingung, kelelahan.

#Daya_Ungkit bisa jadi seseorang, beberapa orang atau sesuatu yang membuat dia ingin dan harus berubah segera. Contoh: Ayah, ibu, istri, anak, kakak, adik, diri sendiri, Tuhan, institusi (orang-orang tercinta).

#Solusi adalah jawaban dari masalah yang dialami. Jika dilakukan, dibeli, dipraktekkan, maka akan membawa perubahan dan kebahagiaan. Contoh: Langsing, kaya, pede, bugar, untung, pede, mulus, awet muda, hemat, tahan lama.

#Kemudahan Kemudahan mendapatkan solusi, yang menjadi jawaban dari hambatan yang ada. Contoh: Diantar, tidak perlu beranjak dari tempat tidur, diskon 50%, sangat mudah, bisa dicicil, dengan cara yang menyenangkan, sangat mengasyikkan.

#Hambatan adalah kesulitan untuk mendapatkan solusi, bisa karena keadaan, bisa juga karena alasan (psikologis), waktu, tenaga atau upaya. Contoh: Malas, jauh, repot, rumit, terlalu lama, mahal, tak punya uang, membosankan, menjengkelkan.

Jika Anda masih bingung untuk mengaplikasikannya, berikut ini adalah pertanyaan yang dapat membantu Anda:

  • Apa problem yang mereka hadapi? Seberapa besar?
  • Dalam konteks tertentu, siapa atau apa yang membuat mereka mau berubah?
  • Seberapa besar rasa sakit terhadap kondisi sekarang, jika didiamkan?
  • Bagaimana rasanya senang, jika solusi didapatkan sekarang?
  • Sebutkan hambatan-hambatan untuk mendapatkannya?
  • Adakah bukti-bukti dan keberhasilan sebelumnya?
  • Apa lagi alasan-alasan yang mungkin mereka paparkan?
  • Apa yang bisa menangkal alasan mereka?
  • Kenapa harus sekarang? – Kenapa harus action?

Dan berikut ini adalah Anatomy Sales Script yang Anda butuhkan untuk menulis copywriting.

Sedikit jurus, banyak praktik! Ulasan lebih lengkap mengenai ANATOMY SALES LETTER bisa Anda tonton DI SINI >>> Anatomy Sales Letter

Rahasia Formula Copywriting pada Headline

Copywriting adalah ilmu yang tidak mudah, apalagi copywriting online. Copywriting online adalah misteri karena penjual tak bertatap muka dengan pembeli. Biasanya hanya melalui website, landing page, email, chat.

Dengan begitu artinya kita tidak bisa melihat secara langsung respon dari pembeli, mimik wajah mereka. Bahkan intonasinya pun tidak bisa. Padahal yang dsebut dengan komunikasi tujuh persennya adalah kata-kata.

Copywriting hanya berpengaruh sebesar 7% dalam elemen komunikasi, hal terpenting saat menjual adalah saat kita bertatap muka dan mendengar konsumen secara langsung, karena intonasi berpengaruh sebesar 38%. Bahasa tubuh, mimik muka, gesture berperan sebesar 55%. Copywriting tidak mudah karena kita sebagai penjual harus bisa memperkirakan apa yang ada di dalam benak konsumen.

Contoh headline dengan copywriting yang menarik:

Bagaimana caranya menghasilkan 10 juta perbulan sambil Dasteran?

Turun 10 kg dalam 30 hari, tetap bisa makan donat. Mau?

Modal 300 ribu rupiah, bisa punya penghasilan 7jt per bulan.

Rahasia Menaikkan IQ Anda seperti Einstein.

Membuat Headline seperti ini sebenarnya ada formulanya. Jadi di mata kita bisa terajadi sesuatu yang transparan yang tadinya abu-abu menjadi berwarna.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat copywriting headline:

#Angle

Adalah sudut bidikan kata kunci. Beda produk, beda target, beda awareness, beda angle headlinenya..  Angle bisa berbagai macam cotohnya, dari target pasar, promo,  solusi + kemudahan,  problem, star.

#Kata Penekanan

Merangsang minat untuk mengetahui lebih atau membeli. Kata penekanan biasanya digunakan sebagai kata pembuka headline (tidak selalu).

Gratis

Diskon                Cara     

Cepat                  Lebih

Praktis                Dijamin

Pengumuman   Penting

Tantangan         Rahasia

Terbatas

#Kata Kunci

Adalah apa yang dipikirkan oleh mayoritas calon konsumen saat mencari produk Anda? Bisa problem, solusi + kemudahan, orang-orang tercinta (ayah, ibu, anak, kakak, adik), hambatan, tergantung dari sudut bidikan Anda.

#Psikologi Angka

Angka mempermudah konsumen untuk mengukur level problem/solusi. Angka terutama berguna untuk melipatgandakan solusi + kemudahan.

Rahasia Diet bagi Wanita

Rahasia Turun 10 Kg dalam 30 Hari.

Mana yag lebih menarik? Yang pertama atau yang kedua? Tentu saja yang kedua! Kenapa lebih menarik? Karena orang lebih bisa memvisualisasikan berat badannya turun 10kg. Contoh headline lainnya,

“Penghasilan Minimal 10 Juta per Bulan, Bermodal Laptop dan Modem.”

Jika dipikiran Anda terbesit, “Sepuluh juta mah masih sedikit,” saat membaca headline tersebut, berarti Anda bukan target pasarnya.

Angka (benefit) yang terlalu kecil membuat konsumen tidak tertarik. Jika angka terlalu besar, membuat orang tdak percaya atau sulit menginderakan. Menjual kepada mereka yang belum paham, berbeda dengan mereka yang sudah paham.

#Langkah_Pembuatan_Headline

  • Cari informasi produk Anda sebanyak mungkin. Apa spesifikasi produk Anda? Siapa target pasarnya? Kenapa orang-orang memerlukannya? Apa perbedaan dibanding produk lainnya? Apa kemudahan yang ditawarkan? Siapa saja penggunanya?
  • Pilih dan kumpulkan kata kunci dari informasi yang Anda dapatkan.
  • Buat beberapa alternatif headline dari angle yang berbeda-beda.
  • Uji dan ukur mana yang mendapatkan ‘respon’ terbanyak
  • Pilih yang menghasilkan respon terbanyak dan iklankan berbayar.
  • Arsipkan sebagai headline yang teruji untuk digunakan lagi kelak.

Formula Headline 1

Bagaimana Caranya [Solusi] + Durasi + Kemudahan

Contoh:

Bagaimana Cara Turun 10 Kg dalam 30 Hari. Tanpa Diet.

Formula Headline 2

[Angka] Alasan Kenapa + Impian

Contoh:

9 Alasan Kenapa Anda Harus Nikah Muda

Formula Headline 3

[Angka] Cara + Penekanan + [Impian]

Contoh:

5 Cara Membentuk Tubuh yang Ideal

Formula Headline 4

Apakah Anda Pernah + [Problem]

Contoh:

Apakah Anda Pernah Bangkrut?

Formula Headline 5

Penekanan + [Impian] + Kemudahan [Angka]

Contoh:

Rahasia Memiliki Istri Cantik dalam 7 Hari

Formula Headline 6

Promo + Target Pasar + Keterbatasan

Contoh:

Diskon Khusus Member Yukbisnis, Hanya 3 Hari

Formula Headline 7

Solusi + Angka + Kemudahan

Contoh:

Penghasilan 10 Juta per Hari, Dikerjakan di Rumah

Berbeda media, berbeda juga copywritingnya. Copywriting di Facebook, berbeda dengan copywriting di Twitter, begitu juga dengan media sosial lainnya.

Mau tahu lebih lengkap? TONTON VIDEONYA DI SINI >>>  RAHASIA FORMULA HEADLINE

6 Cara Memengaruhi Orang Lain yang Bisa Anda Gunakan dalam Bisnis Anda!

6 Cara Memengaruhi Orang Lain yang Bisa Anda Gunakan dalam Bisnis Anda!

Pernahkah Anda melihat diskon di sebuah mall dengan harga coret di papan besar? Begitu Anda mengambil barang yang didiskon tersebut, Anda kaget karena label harganya masih jauh di atas perkiraan Anda. Saat Anda bertanya kepada salah satu pegawai, ternyata harga yang tertera adalah harga sebelum diskon. Sesudah diskon hanya setengah dari harga yang tertera di label. Anda pun merasa barang tersebut menjadi murah karena sudah didiskon 50% sehingga Anda pun memutuskan untuk membelinya.

Sadar atau tidak, itu adalah teknik influence atau sebuah teknik yang dapat memengaruhi Anda. Sebenarnya, materi yang ada di dalam bukunya Robert B. Cialdini ini sering dijumpai di kehidupan Anda sehari-hari namun karena masuk ke alam bawah sadar, kita sering tidak menyadari hal ini.

Sebelum membahas 6 Prinsip Influence, ada materi pengantar yang tidak kalah pentingnya, yaitu mengenai beberapa penelitian yang dilakukan oleh Doktor Cialdini. Bahasa yang digunakan dalam artikel ini sengaja dibuat sederhana agar Anda mudah memahaminya.

Penelitian pertama mengenai ‘Fenomena Cheep Cheep’. Anak kalkun yang tidak bersuara ‘cheep-cheep’ dalam beberapa menit dia akan terinjak-injak oleh ibunya sendiri, bahkan sampai mati. Hal itu juga bisa terjadi dalam bisnis Anda.

Anda yakin produk Anda berkualitas bagus, namun siapa yang akan tahu jika Anda tidak menawarkannya dengan benar? Siapa yang akan membeli jika Anda tidak mempromosikan dan mengiklankan produk Anda? Maka dari itu Anda harus ‘cuap-cuap’ bahwa Anda memiliki produk yang bagus, beritahu kelebihan produk Anda sehingga sedikit demi sedikit orang akan mengetahui produk Anda dan membelinya.

Masih ada dua penelitian lainnya yang dilakukan oleh Cialdini namun tidak akan dibahas pada artikel ini. Selanjutnya mengenai teknik memengaruhi orang lain, Cialdini membaginya menjadi 6 prinsip:

1. Resiprokal / timbal balik

Mungkin Anda pernah mengalami saat Anda sedang duduk-duduk di tempat umum, kemudian Anda dihampiri oleh beberapa remaja yang menawarkan permen. Tapi ternyata remaja tersebut tidak bersungguh-sungguh berjualan permen, melainkan mencari sumbangan/donatur untuk yayasan yang mereka kelola. Bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda setuju untuk ikut menyumbang atau Anda mengembalikan permen tersebut?

Cara yang sama pernah dilakukan di Organisasi Cacat Veteran Amerika. Mereka mencari sumbangan saja dengan mengharapkan donatur. Setelah itu mereka mencoba menggunakan permen untuk meminta sumbangan kepada para donatur. Apa yang terjadi? Ternyata saat mereka meminta sumbangan saja, tingkat orang yang menyumbang sebesar 18%. Tetapi saat mereka menggunakan permen, tingkat orang yang menyumbang naik menjadi 35%.

Cara ini menggunakan prinsip resiprokal atau timbal balik, yaitu:

“Kecenderungan enggan menolak terhadap seseorang yang pernah berperilaku baik terhadapnya.”

Resiprokal masuk ke dalam alam bawah sadar dan membuat kita enggan menolak.

2. Komitmen dan konsistensi

Apakah Anda berjualan secara online? Pernahkah Anda dijanjikan transfer oleh pembeli namun nyatanya pembeli tidak kunjung transfer dan malah menghilang begitu saja? Bisa jadi hal tersebut terjadi karena pembeli tidak merasa memiliki komitmen.

Percobaan yang dilakukan terhadap 20 orang oleh Cialdini mengenai hal ini menggunakan bantuan dua orang, yang satu berperan sebagai pemilik radio, dan yang satunya berperan sebagai pencuri. Pada percobaan pertama, si pemilik radio meninggalkan radionya begitu saja tanpa berpesan kepada orang di sekitarnya. Pada percobaan kedua, si pemilik radio meninggalkan radionya dengan berpesan kepada orang di dekatnya, “Bolehkah saya menitipkan radio saya?”

Hasilnya, pada percobaan pertama, 4 dari 20 orang mengejar pencuri. Percobaan kedua, 19 dari 20 orang mengejar pencurinya. Hal ini didasari oleh prinsip komitmen dan konsistensi:

“Kecenderungan konsisten terhadap komitmen yang pernah ia tuliskan atau ucapkan..”

Jadi, bisa diambil contoh ketika Anda memiliki usaha, buatlah kesepakatan atau tanda jadi sebagai komitmen terhadap bisnis yang Anda lakukan. Sehingga pelanggan tidak menghilang begitu saja tanpa kabar.

3. Pengakuan sosial/Social Proof

Pernah dengar soal promosi rumah makan yang menggratiskan 1000 piring pertama pada saat pembukaan gerainya? Atau beli 1 roti gratis 1? Cara tersebut digunakan untuk mendapatkan pengakuan sosial atau sosial proof. Saat Anda melihat keramaian atau antrian yang mengular, Anda pasti penasaran atau bahkan menengok hanya untuk sekadar melihat ada apa dibalik keramaian tersebut bukan?

Sesuai dengan prinsip influence social proof:

“Kecenderungan untuk mengikuti apa yang kebanyakan orang anggap baik.”

Selalu ingat, saat Anda tidak tahu mau makan apa dan minta direkomendasikan oleh seseorang. Besar kemungkinan yang direkomendasikan adalah tempat-tempat yang ramai. Padahal yang ramai belum tentu enak. Tapi yang enak, sudah pasti ramai.

4. Likeable

Saat Anda memasuki pusat perbelanjaan terkenal, kebanyakan staff yang bekerja berpenampilan menarik dan bertutur ramah kepada setiap pelanggan yang ada. Apakah itu hanya sekadar kebetulan? Selain mengikuti prosedur yang ada, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kulka dan Kessler pada tahun 1979, ganti rugi pada kasus kecelakaan saat korbannya memiliki penampilan yang menarik rata-rata mendapatkan ganti rugi sebesar $10.051. Sedangkan jika korbannya berpenampilan tidak menarik, rata-rata hanya mendapatkan ganti rugi sebesar %5.263.

Prinsip influence Likeable adalah bagaimana caranya Anda menjadi seseorang yang bisa disukai. Karena prinsipnya adalah:

“Kecenderungan berkata ‘ya’ kepada orang yang disukai. Berpenampilan menarik dan bertutur kata baik.”

5. Otoritas

Jika saat ini Anda berprofesi sebagai sales atau marketing, Anda wajib menaikkan postur Anda untuk memperbesar faktor closing. Karena berdasarkan prinsip influence otoritas:

“Kecenderungan orang mematuhi kata-kata atau rekomendasi mereka yang dianggap lebih secara postur, ilmu, atau gelar.”

Itulah sebabnya mengapa mahasiswa mematuhi kata-kata dosen, karena dianggap lebih secara gelar dan ilmu. Itu juga sebabnya mengapa adik mematuhi kakaknya, karena dianggap lebih secara postur.

Jika Anda ingin memiliki otoritas, mulailah berpakaian dengan rapi. Contoh gaya berpakaian orang-orang sukses. Berbicaralah dengan orang-orang terkenal. Tapi jangan sekali-kali Anda mencoba untuk menduplikasi seseorang yang memiliki otoritas, karena postur Anda berbeda dengan mereka.

6. Kelangkaan

Pernahkah Anda mendengar/melihat kalimat promosi seperti ini?

“Telepon sekarang juga, hari Senin harga naik!”

“Harga berlaku hanya untuk 100 orang pertama.”

“Sisa 10 lagi!”

Biasanya, semakin langka sesuatu, maka semakin emosional permintaan.

Semakin langka sesuatu, semakin ‘emosional’ permintaan. Sesuai dengan prinsip influence kelangkaan:

“Keterdesakan membuat orang termotivasi untuk membeli. Ciptakan penawaran yang terbatas, baik waktu ataupun kuantitas.”

Teknik influence tanpa delivery yang sesuai janji akan menimbulkan kekecewaan. Jika Anda menjanjikan sesuatu, pastikan Anda bisa memenuhinya. Maka dari itu, berjanjilah sesuai dengan kemampuan Anda.

Untuk pembahasan lebih lengkap mengenai Teknik Influence, Anda bisa menontonnya di halaman ini >>> KLIK

Sebelum Memutuskan Berbisnis Tahun 2019, Anda Wajib Tahu Hal Ini!

Tidak hanya satu dua orang yang menunda terjun ke dalam dunia bisnis karena memikirkan strategi. Padahal jika baru pertama kali berbisnis, hal yang pertama kali harus dipikirkan adalah bagaimana membuat dapur ngepul, bagaimana caranya mendapatkan uang dengan menjual produk Anda. Bagi Anda yang baru pertama kali berbisnis, materi ini sangat cocok untuk Anda. Sembari Anda mencari ide bisnis di tahun 2019, tidak ada salahnya untuk membaca artikel yang bermanfaat dan membuka pikiran Anda.

Simply Selling intinya mempelajari ilmu penjualan sesederhana mungkin. Selling dan marketing adalah dua hal yang berbeda. Selling intinya closing, bagaimana caranya Anda harus menjual produk yang ada. Sedangkan marketing adalah sebuah strategi untuk membuat promosi dan mengenalkan produk Anda ke publik. Zaman sekarang, marketing tidak hanya dijalankan secara offline, tetapi juga online. Karena masih pemula dan belum memiliki banyak modal, banyak pengusaha yang memulai berjualan secara online, bisa jadi untuk menekan modal awal, Anda juga harus memikirkan bisnis online yang bakal ngetren di tahun 2019!

Tujuan dari selling adalah membuat calon pelanggan mau mencoba produk Anda, sedangkan tujuan pemasaran adalah memuaskan pelanggan dan menguntungkan perusahaan. Selling adalah bagian dari marketing.

Kebanyakan pemasaran yang ada di Universitas, hanya cocok untuk dijalankan di level perusahaan multinasional bukan UKM.  Di Universitas hal yang harusnya dipelajari oleh pengusaha justru dipisah-pisah seperti manajemen SDM, manajemen Pemasaran, Keuangan, Operasional. Padahal keempatnya penting untuk pengusaha. Begitu belajar pemasaran, pemasarannya cocok untuk perusahaan multinasional, jadi artinya? Anda dipersiapkan untuk jadi karyawan.

Jika Anda ingin memulai usaha, mulailah menjadi reseller suatu produk dulu. Belajarlah bagaimana caranya menjual. Setelah bisa menjual produk secara konsisten, kemudian pikirkan bagaimana caranya membuat produk Anda sendiri.

Promotion adalah tahap yang harus Anda lakukan setelah Anda menguasai ilmu selling. Promotion, artinya Anda melakukan sebuah kampanye untuk menjual produk Anda. Setelah promotion, ada yang disebut dengan Positioning.

Positioning adalah strategi untuk memenangkan persaingan. Positioning harus sesuai dengan kampanye yang dilakukan. Misalkan Anda menjual obat herbal, Anda melakukan kampanye seperti, “Obat ini bisa menyembuhkan radang dalam 5 menit!” Berarti obat Anda benar-benar harus berkhasiat dalam waktu 5 menit, jangan sampai sesuatu yang Anda janjikan tidak terbukti. Tujuan positioning adalah merumuskan strategi agar Anda memenangkan persaingan.

Sejauh ini Anda sudah mengetahui tentang Selling, Promotion dan Positioning. Selanjutnya adalah branding. Branding berarti Anda menaikkan value dari brand Anda. Ketika pelanggan sudah setia dengan satu brand, mereka tidak akan pindah meskipun competitor melakukan diskon besar-besaran. Mungkin banyak burger yang lebih enak dari McD, tapi adakah yang lebih laris dari McD? Tidak ada. Itu semua karena branding dari merek McD sendiri. Karena tujuan dari branding adalah membuat pelanggan Anda tetap loyal.

Bicara selling berarti tidak lepas dari formula harga. Jika kita membicarakan harga, berarti kita membicarakan harga yang dibayar dan benefit yang diharapkan. Pembelian terjadi karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil atau sama dengan benefit yang dharapkan. Jika pelanggan sudah berekspektasi benefit tinggi tapi yang didapat kurang dari itu, maka pelanggan akan kecewa. Minimum adalah biaya yang dikeluarkan sama dengan benefit.

Selling bukan ilmu untuk menipu orang, Selling  adalah ilmu menyampaikan informasi sejelas-jelasnya kepada calon konsumen. Sebagai pengusaha, Anda harus mengetahui ada 3 tipe penjual:

1.Order Seeker, fokusnya hanya menjual barang, hubungan dengan cenderung jangka pendek, dan pelanggan harus membeli produknya. Dampaknya, pelanggan hanya beli satu kali, tidak ingin bertemu lagi dan hal yang disampaikan ke orang lain adalah, “Jangan dekat-dekat dia.”

2.Professional, fokusnya membangun relasi, selalu mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan pelanggan ataupun calon pelanggan, berhubungan dengan pelanggan jika diperlukan. Dampaknya, pelanggan akan membeli produk jika ditawari, hal yang disampaikan ke orang lain adalah, “Aku rekomen dia.”

3.Konsutan, fokusnya adalah membuat pelanggan puas, dicari-cari oleh pelanggan karena selalu mengutamakan solusi. Hubungan dengan pelanggan cenderung langgeng sudah seperti teman sendiri. Dampaknya pelanggan senang mencari-cari, senang ditemui dan akhirnya menyampaikan ke orang lain, “Aku percaya dia.”

Ingat kutipan dari Kerry L. Johnson, “83% Closing terjadi karena pembeli menyukai penjualnya.”

Jika ini adalah bisnis pertama Anda, Anda tidak perlu khawatir. Bahkan mungkin Anda sudah menemukan Ide Bisnis yang Ngetren di tahun 2019?

Simak video lengkap mengenai Simply Selling DI SINI!

Technician Manager Entrepreneur (TME)

Pernahkah Anda mendengar istilah ‘Teknisi Karatan’? Istilah ini diadaptasi dari frameworknya Michael E. Gerber dalam bukunya yang berjudul The E Myths. Para pakar mengatakan bahwa buku ini adalah ‘bible’nya entrepreneur. Adanya istilah ini bertujuan agar Anda tidak terjebak menjadi pengusaha yang terlalu lama berkutat dalam hal teknis atau disebut teknisi karatan. Dari mindset ini saja Anda bisa gagal dalam berbisnis ataupun sukses dalam berbisnis.

Survey dilakukan pada 1 juta UKM di US. Hasilnya, 40% bisnis jatuh di tahun kedua, 80% jatuh di tahun kelima, dan 96% jatuh di tahun kesepuluh. Hanya 4% yang mampu bertahan. Kenapa bisa seperti itu? Apa rahasianya? Bagaimana pola kegagalannya?

Dalam dunia entrepreneur, ada yang disebut dengan teknisi. Teknisi bertugas untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis, dan teknisi bekerja di masa sekarang. Misalnya, ada seorang pengusaha restoran memulai bisnis dari kemampuan memasaknya atau jika Anda ahli mengoprek mesin motor dan Anda membuka bengkel, berarti Anda adalah teknisi bengkel.

Teknisi juga berarti Anda masih mengerjakan semuanya sendiri, dan proses berjalannya bisnis masih bergantung pada kemampuan Anda. Salah satu contoh kesombongan orang yang mengerti hal teknis adalah sering mengatakan, ‘Kalau tidak ada saya, bisnis ini tidak jalan.’

Ada juga manajer. Seorang manajer, bekerja di masa lalu. Biasanya, pekerjaan seorang manajer adalah mengobrak-abrik data-data yang ada sebelumnya. Menemukan kesalahan dalam proses, mempertanyakan pengeluaran yang tidak sesuai, dan lain lain.

Lain dengan seorang entrepreneur yang bekerja di masa depan. Seorang pengusaha seharusnya sudah memiliki kemampuan untuk membaca masa depan dan mempertajam visinya. Pengusaha biasanya melakukan hal-hal seperti mengikuti pameran, training untuk membuka wawasan baru, jalan-jalan untuk membuka networking, membuka hubungan dengan para stakeholder dan sebagainya.

Saat pengusaha sudah memiliki banyak manajer. Pengusaha akan sedikit melangkah mundur dan membiarkan manajer-manajernya bekerja. Masalah-masalah yang ada diselesaikan oleh teknisi dan dipantau oleh manajer. Tugas pengusaha hanya tinggal mengarahkan.

Jika kita ingin membangun usaha, apakah kita harus menguasai semuanya? Tentu saja tidak. Jika Anda ingin membuka rumah makan, Anda tidak harus menjadi koki, juga tidak harus pintar memasak. Jangan sampai Anda membuang-buang waktu dengan mengikuti kursus memasak selama bertahun-tahun dan baru membuka rumah makan di tahun kesepuluh! Dari segi waktu dan biaya, sudah pasti Anda harus membayar tinggi. Solusinya, berkolaborasilah dengan orang yang memiliki pengalaman memasak lebih dari 10 tahun.

Jika Anda ingin menjadi entrepreneur, jangan terbiasa menepuk dada, ‘Kalau gak ada saya, bisnis ini gak jalan..” belajarlah menepuk bahu, ‘Kalau nggak ada kamu, bisnis ini nggak jalan.. ‘

 

Entrepreneur berkata, ‘Kamu lebih tahu bagaimana harus jalan.’

 

Untuk materi bisnis lainnya, bisa Anda pelajadi DI SINI

Kondisi Sekarang – Kondisi Diinginkan (KSKD)

Kondisi Sekarang – Kondisi Diinginkan (KSKD)— Jika Anda diminta untuk membayangkan diri Anda 2 sampai 3 tahun lagi, apa yang ingin Anda capai? Apa yang menjadi tujuan Anda? Selain itu, Anda juga harus memikirkan kondisi Anda saat ini, sebagai bahan perbandingan terhadap kondisi di masa depan.

KSKD berfungsi untuk memetakan kondisi kita saat ini, dan bagaimana kondisi kita yang kita inginkan di masa depan. Untuk mencapai kondisi yang kita inginkan di masa depan, kita harus menuliskan juga cara apa saja yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Misalnya, kondisi Anda saat ini adalah pengusaha pemula yang baru saja memulai bisnis. Anda menuliskan 2 – 3 tahun lagi Anda sudah jadi pengusaha sukses yang memiliki omzet minimal 100 juta/bulan. Maka Anda juga harus memikirkan hal apa saja yang bisa Anda lakukan untuk mencapai tujuan Anda.  Anda bisa memulai dari mencari mentor bisnis yang tepat, banyak membaca buku tentang entrepreneurship, mengikuti training atau seminar, dan sebagainya.

Faktor keberhasilan dalam KSKD biasanya meliputi 3 hal:

  1. Faktor Bumi

Faktor bumi yang dimaksud di sini adalah fakor keilmuan. Jika kita ingin menjadi pengusaha sukses, maka pelajarilah apa yang diketahui oleh para pengusaha sukses seperti manajemen bisnis, keuangan, leadership dan lain-lain.

  1. Faktor Manusia

Faktor manusia tentunya tidak luput dari attitude atau sikap. Meskipun seseorang mempunyai skill yang mumpuni, tapi ketika tidak memiliki attitude yang bagus, maka skillnya akan terasa sia-sia. Faktor keberhasilan manusia hanya dipengaruhi skill sebanyak 20%, sisanya ditentukan oleh attitude.

  1. Faktor Langit

Anda mungkin menginginkan kesuksesan, omzet besar, karyawan yang baik dan loyal. Tapi, ketika itu semua ada di tangan Allah, yang bisa kita lakukan hanya mencoba untuk memantaskan diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Jika Anda sudah mengetahui apa yang Anda inginkan di masa yang akan datang, maka ada baiknya jika Anda mulai menuliskan apa saja yang harus Anda lakukan, agar keinginan Anda bisa terwujud.

Untuk mempelajari materi bisnis lainnya, KLIK DI SINI

 

Kenali Bisnis Anda, Pahami 5 Tangga Bisnis Ini!

lima tangga bisnis

 

Kenali Bisnis Anda, Pahami 5 Tangga Bisnis Ini — Memulai bisnis itu sulit jika tidak ada aksi. Belum mulai saja, sudah banyak yang dipikirkan. Bagaimana caranya menyewa toko, merekrut karyawan, menggaji mereka, membuat PT/CV, membuat laporan keuangan.

Memikirkannya saja kepala sudah mau meledak rasanya. Tapi, mengapa harus repot memikirkan itu? Apa Anda benar-benar sudah di tahap yang membutuhkan itu semua? Apakah penting Anda membuat laporan keuangan lengkap di saat Anda baru memulai bisnis? Sebaiknya, kenali bisnis Anda agar Anda tahu langkah apa yang harus Anda ambil untuk mengembangkan bisnis Anda.

Jika Anda ingin mengetahui step by step dalam mengembangkan bisnis, setidaknya Anda harus memahami 5 Tangga Bisnis Ini:

1) Starting (Memulai Usaha)

Tangga pertama adalah Starting. Di tahap ini Anda harus memperkuat mindset Anda sebagai entrepreneur. Anda bisa bergaul dengan teman Anda sesama entrepreneur atau memperbanyak baca buku tentang kewirausahaan. Selain mindset Anda, Anda juga harus melatih skill negosiasi dan skill untuk menjual produk. Setelah itu Anda bisa mulai membungkus produk Anda dengan packaging dengan desain kekinian dengan merek Anda yang terpampang jelas, kemudian Anda bisa menguji pasar apakah produk Anda cukup “ngangenin” atau tidak.

Produk yang masuk ke pasar sudah tentu harus diiringi dengan promosi dan distribusi yang baik, jangan lupa untuk menerapkan strategi harga yang sesuai dan membuat marketing yang viral.

Jika Anda sudah melakukan hal-hal tersebut, baru kemudian Anda bisa mulai untuk menata keuangan perusahaan Anda dan memikirkan untuk membuat badan hukum dan perijinan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Permasalahan yang biasanya ada di tangga Starting adalah “malu/gengsi”. Terkadang Anda gengsi untuk menjual produk Anda secara langsung, gengsi untuk menanyakan kejelasan order dari pelanggan yang sejak tadi sudah bertanya-tanya tentang produk Anda.

 

2) Profiting (Memaksimalkan Profit)

Di tangga selanjutnya, Anda sudah harus memikirkan bagaimana caranya memaksimalkan profit. Salah satunya bisa dengan cara re-profiling. Re-profiling adalah cara yang dilakukan untuk mengurai genetika kesuksesan Anda. Apa maksudnya? Selama di tahap Starting, tentunya Anda sudah memiliki data-data pelanggan. Data tersebut bisa Anda pelajari misalnya saja mayoritas pelanggan Anda usianya berapa? Berapa uang yang biasanya dihabiskan untuk bertransaksi di toko Anda? Dari uraian tersebut Anda bisa membuat strategi yang cocok untuk menargetkan orang-orang yang mirip dengan pelanggan Anda. Re-profiling hanya bisa dilakukan untuk bisnis yang sudah terbukti berhasil.

Semakin berjalan lancar bisnis Anda tentunya seiring dengan keinginan untuk menambah produk, atau bahkan menambah cabang. Untuk itu Anda perlu memikirkan alternatif permodalan yang sekiranya dapat membantu Anda untuk mengembangkan usaha Anda. Jangan lupa, bisnis yang semakin besar tentunya membutuhkan bantuan berupa tambahan orang yang akan bekerja untuk Anda. Anda juga harus belajar bagaimana tentang merekrut dan memberikan pelatihan untuk karyawan Anda dan membangun tim Anda. Dari sini, Anda akan mulai memikirkan administrasi sederhana untuk kepentingan perusahaan Anda.

Permasalahan yang ada pada tangga kedua biasanya ada pada perekrutan karyawan dan bagaimana untuk menjaga keutuhan tim Anda. Cara termudah adalah dengan memperlakukan karyawan Anda sebagai “manusia”, atau lebih tepatnya “memanusiakan manusia”. Jika Anda memiliki waktu luang, Anda bisa mengajak tim Anda untuk sekadar makan malam bersama atau berolahraga bersama sambil membicarakan kebijakan-kebijakan perusahaan.

Bagaimana caranya untuk melatih karyawan dengan baik? Pelan-pelan saja, tidak usah terburu-buru. Misalnya untuk suatu posisi, karyawan Anda harus mengerjakan 10 pekerjaan. Tapi, Anda bisa mengajarinya dengan 2 pekerjaan terlebih dahulu, kemudian ditambah lagi hingga karyawan Anda menguasai seluruh pekerjaan yang sejak awal memang menjadi job desknya.

 

3) Systemizing (Mendokumentasikan)

Apa visi misi bisnis Anda? Mungkin Anda akan kebingungan jika pertanyaan tersebut ditanyakan saat Anda baru di tahap Starting. Sudah pusing memutar otak agar cashflow lancar dan produk laris, eh malah ditanyakan visi misi. Pasti tidak ada jawabannya.

Beda lagi ketika Anda sudah melewati tangga pertama dan kedua, maka di tangga ketiga ini sudah waktunya untuk memikirkan soal visi misi perusahaan Anda, struktur organisasi di dalam bisnis Anda, dasar-dasar pembuatan SOP, pembuatan KPI, Sistemasi, bagaimana untuk merampingkan proses, dan yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk memimpin tim Anda dengan baik.

 

4) Multiplying (Menduplikasi Kesuksesan)

Sudah tiga tangga dilewati, sekarang Anda sudah berada di tangga keempat yaitu Multiplying. Pada tahap ini Anda mulai mempelajari etika-etika bisnis, bagaimana mendistribusikan produk Anda lebih banyak lagi, mempelajari teknologi terbaru, juga mempelajari jebakan-jebakan hukum yang mungkin Anda hadapi di masa depan.

Di tahap ini Anda sudah bisa memikirkan bagaimana memulai kerjasama yang legal dan memiliki payung hukum yang jelas. Misalnya saja, Anda memiliki brand yang sudah terkenal dan Anda membuka kerjasama untuk membuka cabang baru. Maka segalanya akan diatur dengan sejelas-jelasnya sehingga tidak akan ada perbedaan antar cabang karena semuanya sudah diatur dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan Anda.

 

5) Investing (Melipatgandakan Manfaat)

Jika pada saat memulai bisnis Anda harus memiliki mindset entrepreneur, maka pada tangga ke lima ini Anda harus belajar lagi dan mulai memiliki mindset investor. Anda harus tahu ke mana Anda akan menggunakan uang yang Anda dapatkan dari bisnis agar uang tersebut tidak sia-sia. Karena perusahaan yang Anda bangun bertahun-tahun bisa hancur dalam sehari jika Anda tidak bijak dalam menggunakan uang Anda. Di tahap ini Anda akan mengetahui berapa valuasi bisnis Anda dan ekspansi bisnis apa yang akan Anda pilih.

Anda harus memiliki setidaknya 3 pos investasi, contohnya: Emas, properti, atau reksadana. Bisa juga Anda menggunakan uang Anda untuk membiayai bisnis-bisnis baru yang terlihat potensial di masa mendatang.

Tidak ada salahnya jika Anda menyisihkan uang Anda untuk membantu sesama melalui zakat, wakaf, atau pembangunan-pembangunan sekolah/masjid.

 

Tidak ada patokan waktu berapa lama untuk ada di suatu tangga menuju ke tangga berikutnya. Semua tergantung dengan bisnis yang Anda jalani. Sederhananya, Anda bisa mengukur di tangga mana bisnis Anda saat ini, dan Anda bisa segera melakukan hal yang belum Anda lakukan di tahap tersebut. Jika merasa semuanya sudah terpenuhi, Anda bisa melangkah ke tangga berikutnya.

Sejatinya 5 Tangga Bisnis Ini sangat bermanfaat sebagai panduan bagi pengusaha yang baru saja mulai ataupun sudah menjalani bisnisnya. Selain itu 5 Tangga Bisnis juga berguna sebagai kurikulum pengajaran kewirausahaan. Jadi, bisnis Anda sudah di tangga ke berapa?

Untuk mempelajari materi-materi bisnis, Anda bisa mengunjungi link ini >>> KLIK DI SINI

Riko Sasongko di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Riko Sasongko, pemilik Java Honey, di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Riko adalah salah satu pengusaha yang memiliki prinsip “Jangan sampai ada stok barang yang tersisa di gudang” di dalam bisnisnya.

Riko mengungkapkan bahwa ia sering bertemu dengan pengusaha yang takut untuk memasuki cluster produksi karena takut barangnya hanya akan menumpuk di gudang.

Menurutnya, dengan implementasi 5 Ways dan social traffic yang tepat (Facebook Ads), maka tidak akan ada stok barang yang tersisa.

Ingin tahu bagaimana Riko menggunakan Facebook Ads hingga stok barang di gudangnya selalu habis?

Yuk, belajar bersama pengusaha-pengusaha lainnya di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018.

Belum daftar?

DAFTAR DI SINI

 

Gazan Azka, pemilik Zanana Chips, di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Kopdar AKbar Yukbisnis 2018

GAZAN AZKA DI KOPDAR AKBAR YUKBISNIS 2018– Siapa yang tidak tahu Zanana?

Produk keripik pisang itu dimulai dari kemasan plastik biasa yang sama sekali tidak menarik untuk dilirik. Zanana mulai dipasarkan melalui akun Instagramnya, @zananachips. Perlahan-lahan, Zanana terus menunjukkan eksistensinya di pasar makanan ringan.

Dulu, Anda harus terlebih dahulu menghubungi reseller di kota Anda untuk mendapatkan produk Zanana. Tapi, sekarang bahkan Anda bisa menemukan Zanana di rak minimarket terdekat dari tempat Anda. Pola kesuksesan Zanana bisa Anda lihat pada sistem distribusi yang diaplikasikan oleh pemiliknya, Gazan Azka.

Produknya yang berhasil memasuki gerai minimarket itu tidak lantas membuat Gazan tinggi hati. Dia masih memikirkan bagaimana caranya para pengusaha lokal yang berbisnis dalam bidang yang sama, tidak kesulitan untuk mendistribusikan produknya. Gazan ingin distribusi kerakyatan tidak hanya diaplikasikan oleh Zanana, tapi bisa dirasakan oleh para pengusaha lainnya dengan membuat Konspirasi Snack.

Ingin tahu lebih dalam mengenai sistem distribusi kerakyatan dari Gazan?

Gazan akan membahasnya di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018.

Anda belum daftar? Seat terbatas!

DAFTAR DI SINI

Reza Galih, Pemilik Sheika Hijab, di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

REZA GALIH DI KOPDAR AKBAR YUKBISNIS 2018 – Anda pebisnis fashion muslim?

Sudah tahu Sheika Hijab?

Sheika hijab adalah brand hijab dan pakaian muslim yang berdiri sejak 2014 dan sudah berhasil mencatatkan omzet ratusan juta per bulannya.

Kesuksesan Sheika tidak lepas dari tangan dingin Reza Galih. Pengusaha yang sempat merasakan pahitnya kebangkrutan dalam bisnis peternakan, kembali bangkit dan memulai usahanya lagi dengan membuat brand hijab. Dengan membenahi sistem distribusinya, ternyata Reza bisa membuat Sheika berkembang lebih cepat.

Jika Anda meyakini bahwa produk Anda punya kualitas yang baik untuk bersaing di pasar, mulailah membenahi sistem distribusi. Tanpa sistem distribusi yang baik, hanya Anda yang akan tahu bahwa Anda memiliki produk yang berkualitas, karena produk Anda tidak akan sampai ke tangan pelanggan.

Reza akan membedah bagaimana dia mengelola sistem distribusi di Sheika Hijab hanya di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018.

Ingin tahu bagaimana cara Reza mengelola sistem distribusinya?

Segera daftar Kopdar Akbar Yukbisnis 2018, seat terbatas!

 

Cara daftarnya?

KLIK DI SINI

 

Membangun Kluster Produksi dengan Modal 20 Juta, Mungkinkah?

Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Bagi Anda yang sudah terjun ke dunia wirausaha, mungkin sudah sedikit lebih memahami mengenai produksi dan pemasaran. Tapi, bagi pengusaha yang belum memiliki jam terbang yang tinggi kadang masih memiliki kesulitan dalam hal ini.

Mana yang lebih penting? Produksi dulu atau pemasaran?

Tentu saja keduanya sama-sama penting, akan lebih baik lagi jika bisa menyeimbangkan antara produksi dengan pemasaran.

Jika pemasaran sudah lebih dulu berjalan dengan lancar, kebingungan yang akan muncul selanjutnya adalah bagaimana untuk memenuhi permintaan yang ada. Jika terus memproduksi di tempat lain, konsekuensinya adalah kualitas yang tidak bisa kontrol dan juga waktu produksi yang bisa molor sewaktu-waktu. Berbeda jika memang memiliki kluster produksi sendiri.

Tapi, bukannya membangun kluster produksi itu membutuhkan biaya yang besar ya?

Sebenarnya, kluster produksi bisa dibangun dengan modal 20 juta rupiah. Akibat ketidaktahuan itulah banyak pengusaha yang berpikir bahwa kita harus memiliki modal yang sangat besar dulu untuk bisa memproduksi produk sendiri.

Ingin tahu bagaimana Anda bisa membangun kluster produksi dengan modal 20 juta rupiah? Ingin tahu juga bagaimana menyeimbangkan lini pemasaran dan produksi?

Arief Gampang Utomo, owner Respiro, akan membahasnya di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018.

Anda belum daftar?

DAFTAR DI SINI SEKARANG JUGA

 

 

Diana Anggraini, Pemilik Envygreen.co.id, di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

Kopdar Akbar Yukbisnis 2018

BELAJAR MIGRASI TRANSAKSI DARI OFFLINE KE ONLINE BERSAMA DIANA ANGGRAINI DI KOPDAR AKBAR YUKBISNIS 2018 — Apakah Anda pebisnis online? Atau semi online? atau mungkin Anda pebisnis offline?

Bagi Anda yang masih bertanya-tanya apa itu bisnis semi online. Sebenarnya, jika Anda masih berjualan di media sosial seperti Instagram, bisnis Anda masih tergolong semi-online. Mengapa? Karena Anda masih harus membalas satu per satu pertanyaan dari konsumen Anda sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli.

Bayangkan jika transaksi bisnis Anda mencapai ratusan order per harinya, apa Anda akan sanggup membalas chat satu per satu dengan cepat? Berapa banyak admin tambahan yang Anda butuhkan hanya untuk membalas chat?

Berbeda dengan bisnis online yang memang sudah berjalan sendiri, bahkan ketika Anda tidur, orderan tetap bisa masuk tanpa Anda harus membalas chat. Jika bisnis Anda sudah full online, maka yang harus Anda lakukan hanya mengecek orderan yang ada dan mengemas paket untuk dikirim!

Bagaimana dengan pebisnis offline? Produk wajib ada bentuk fisiknya sehingga konsumen Anda bisa melihatnya secara langsung. Anda harus menjelaskan kelebihan produk Anda dan menggunakan teknik lainnya agar terjadi ‘closing’. Sudah terbayang betapa lelahnya bisnis yang belum full online?

Diana Anggraeni, owner Envygreen.co.id, juga pernah merasakan kesulitan yang sama ketika bisnisnya belum full online. Oleh sebab itu, Diana memutuskan untuk perlahan-lahan memindahkan transaksi ke toko onlinenya.

Apa langkahnya langsung sukses? Tentu saja tidak, karena banyak hambatan-hambatan kecil yang membuat konsumennya ragu untuk bertransaksi via website (toko online) miliknya.

Hebatnya, Diana bisa mengatasi hal tersebut. Diana menyebutkan bahwa sekarang dia bisa menerima transaksi online sekitar 70%, hanya 30% yang masih bertransaksi semi online. Hal tu juga berarti bahwa Diana bisa melakukan efisiensi di dalam timnya dengan tidak menambah karyawan untuk menjadi admin.

Ingin tau rahasia sukses Diana?

Diana akan mengungkap bagaimana caranya migrasi transaksi dari offline ke toko online di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018. Anda sudah daftar?

Masih ada kesempatan untuk daftar dan belajar bersama ratusan pengusaha lainnya yang hadir di Kopdar Akbar Yukbisnis 2018.

 

Cara daftarnya?

 

KLIK DI SINI